Paman Han berjalan melangkah kearah sofa ruang Tamu dengan membawa nampan yang diatasnya terdapat Teh yang ia buat untuk gadis bermata bulat yang sedang duduk disofa.
Diberikannya Teh itu kepada sang gadis bernama Jihyo, gadis itu mengambil Teh yang diberikan paman Han dan ia mengucapkan Terimakasih kepada paman Han yang sudah membuatkannya Teh.
"Hmhm...Sepertinya sudah saatnya aku berpisah dengan Tae, paman" Ucap jihyo ragu setelah ia menyeruput Teh hitam hangat yang dibuatkan oleh paman Han.
"Apa kau yakin Nona Park?" Tanya paman Han setelah mendudukan dirinya disofa dekat Jihyo, dan melirik koper hitam yang berada didekat gadis itu.
Jihyo mengangguk ragu "aku takut jika Tae terlalu terbiasa denganku, lagi pula aku akan menikah"
"Nona park... aku tau kau tidak mencintai Tuan Seokjin tapi kau mencintai Tuan Taehyung"
Jihyo menggeleng tak mengerti
"Apa maksudmu paman?""Apa kau merasa cemas saat Tuan Taehyung tidak disisimu? Apa kau hanya ingin memeluk Tuan Tahyung? Apa kau senang saat melihatnya bahagia? Itu yang dinamakan cinta nona Park"
Jihyo terdiam seribu bahasa dan ia merasa yang dikatakan paman Han semuanya benar, tentang dirinya yang selalu terikat dengan pemuda bersuara bariton itu, tentang dia yang bahagia melihat pemuda itu bahagia, apakah dia tengah jatuh cinta saat ini?
"Ehem"
Paman Han berdehem disaat jihyo tengah memikirkan apa yang lelaki paruh baya itu katakan."Nona Park apa kau menyukai tuan
seokjin?" Pertanyaan yang dilayangkan oleh paman Han membuat jihyo tak ingin menjawabnya. Bagaimana ia bisa menyukai pria itu? bahkan jihyo pun belum pernah bertemu denganya."Tidak paman, tapi ini sudah keputusan dan wasiat dari orang tuaku mana mungkin aku tidak mengabulkan permintaan orang tuaku"
Paman Han terlihat menghembuskan nafasnya lalu tersnyum "Bagiku Tuan Taehyung adalah anak kecil kesayanganku, aku telah bersamanya sejak ibunya meninggal pada ulang tahunnya yang kelima. Tuan Taehyung sudah seperti putra kandungku dan aku hanya merasa tak tega melihatnya menderita karena kehilanganmu nantinya".
Jihyo hanya ingin membuat Taehyung tak terbiasa dengan dirinya, akan tetapi sekarang malah Jihyo yang merasa sudah terbiasa dengan pemuda yang memiliki senyum manis itu. "Aku tidak ingin meninggalkan dia paman, tapi aku juga tidak bisa menghianati permintaan terakhir ayahku.
Paman Han memahami apa yang Jihyo rasakan saat ini, pasti sangat sakit saat kita harus meninggalkan seseorang yang berarti untuk kita. Paman Han ingin melihat Taehyung bahagia bersama Jihyo, tapi bagaimana pun keputusan jihyo ia harus menerimanya karena tu yang terpenting.
"Nona Park... kalau itu keputusanmu aku pun tidak bisa menahanmu, pergilah malam ini mumpung Tuan Taehyung sedang tidur, dia tidak akan bisa menahanmu juga untuk pergi"
Jihyo menatap sendu paman Han
"Terima kasih paman Han, kau sudah ku anggap seperti ayahku sendiri" Jihyo tersenyum dengan matanya yang mulai berkaca-kaca."Hm jagalah dirimu baik-baik, nona park"
Jihyo pun membungkukan tubuhnya empat puluh lima derajat, lalu ia pergi meninggalkan rumah besar keluarga KimKing corporation itu untuk selamanya.
Jihyo melangkahkan kakinya yang terasa mulai sangat berat, kakinya seakan tertahan oleh sebuah baja besi hingga sangat berat untuk ia gerakan. Semua kenangan yang ia buat bersama Taehyung akan ia ingat walau sesaat kenangan itu tak akan lumpuh diingatan jihyo.
Air mata jihyo sudah mulai mengalir saat ini "selamat tinggal Taehyung...aku mencintaimu... Sangat, sangat mencintai dirimu" Kata terakhir jihyo saat ia menatap rumah besar itu dari balik gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Me (Kim Taehyung)
RomanceDeskripsi: Segala kerumitan hidup mendatangi gadis bermata bulat itu. Kenapa ia harus mengurusi seorang pria abnormal. "Sungguh dia adalah pria dewasa tapi kenapa malah seperti anak kecil?" Penasaran dengan kisahnya? ❌❌❌ DILARANG MENGCOPY ATAU MENY...