Buka Layar Baru

33 7 0
                                    

Singkat cerita sepuluh tahun kemudian.

Dua rumpun yang sebelumnya terpisah kini bernar-benar terpisah. Sisi baiknya, mereka tidak menancapkan perang di wilayah mereka. Tepi jurang dibiarkan dan dijauhi, karena apabila ada pagar yang dibangun, bisa disalahpahami sebagai pertahanan.

Bijaka dan Jegoro harus menggantikan posisi wali desa karena bapak mereka sudah sakit-sakitan. Bijaka menikah tahun lalu dengan gadis desa yang disukainya. Di awal dia gagal kawin, Bijaka sempat bertahan dengan adat itu. Menunggu apakah dua suku itu bisa berbaikan suatu saat.

Sebabnya adalah adat untuk mepertahankan darah bangsawan yang dibawa tidak boleh asal tercampur dengan rakyat biasa. Tetapi setelah itu dia menyerah dan sekarng istrinya mengandung. Pada dasarnya semua darah yang dimiliki suku Ngali adalah sama. Tetapi hanya ada ritual untuk keluarga wali desa untuk menikah dengan saudara pulaunya sendiri.

Sedangkan Jegoro tidak menikah karena prinsipnya yang dikorbankan. Kakak dan adiknya sudah menikah semua. Mereka terlihat bahagia dikelilingi anak kecil mereka. Itu sempat membuat hati Jegoro bahagia. Meskipun dia sekarang membujang dan tidak punya bini desa. Memimpin desa tanpa ada wanita disampingnya agak terasa kesepian dan menyedihkan.

“Hei, bujang. Masih hidup nanda?”

“Oh, aka sito. Jarang-jarang kemari.“

Yang menyambut Jegoro adalah Laota dan Samu. Mereka sedang ada program kerja di laut. Dan Jegoro selaku wali desa datang mengeceknya. Sebenarnya, sistemnya tidak sama dengan bos dan pegawai.

“Sudah sampai mana, karyan?“

“Kayak nampaknya.“

Laota pernah berkata tentang berdiri di atas laut. Yang dimaksud adalah menyeberangi lautan. Bersama dengan Samu, dia membuat kapal besar yang terbuat dari kayu. Dapat untuk mengangkut orang, dan sekarang yang dikerjakan adalah kemudinya. Ombak selalu membawa balok kayu yang dihanyutkan kembali. Dan setelah itu, walaupun sudah mencapai lautan lepas, harus mempertahankan keseimbangannya agar tidak tenggelam.

“Sebentar lagi selesai.“

Nanda benar-benar buktikan semuanya, Laota.“

“Hanya butuh kepercayaan. Hanya dengan itu semua terwujud.“

Jah, jah, jah. Sia percaya nanda. Dari dulu sebelum keadaan desa wigta berubah.“

Iak masalah. Karyan hanya dengan percaya, sia yang mewujudkan.”

Iak masalahkah nanda membujang kayak sia?”

Iak masalah. Sia akan cari pini yang lebih cantik dari yang ada di desa?”

“Haha … boleh-boleh. Sia percayalah pada nanda, Laota.”

Hanya bermodal percaya, semua akan jadi kenyataan. Semua orang di desa menaruh kepercayaan kepada Samu dan Laota. Itu yang tertanam pada pemikiran setiap rakyat Ngali, orang jenius bisa melakukan semuanya.

Suku yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang