Bahagianya

27.6K 425 23
                                    

06.00 WIB

Ponselku berdering membangunkanku dari tidur yang nyenyak. Aku melihat bahwa pacarku meneleponku. Ya akhir-akhir ini dia memang sering meneleponku di pagi hari, dia ingin membangunkanku agar tidak telat pergi ke kampus. Sungguh aku bahagia dengan perhatiannya yang begitu besar padaku tetapi aku tidak suka jika dia harus bangun pagi hanya untuk membangunkanku. Dia butuh istirahat yang cukup karena dia selalu tidur larut malam. Walaupun aku sangat senang mendengar suaranya di pagi hari ketika bangun tidur, ya seperti asupan di pagi hari, membuat telingaku merasa nyaman. Sepertinya aku sudah tidak waras lagi, sayangku terhadapnya selalu bertambah ribuan kali lipat bahkan jika aku sedang marah padanya. Lucu bukan? Ah aku bahagia memiliki dirinya.

"Hallooo..."

"Iya hallooo, baru bangun ya?" tanyanya.

"Iya baru bangun, masih pagi banget tau, masih ngantuk" ucapku sambil mengusap-usap mata yang masih terasa sangat berat.

"Kalo kamu ga bangun jam segini yang ada telat" dia menasehatiku.

Kurang lebih kami melakukan telepon selama 30 menit. Rasanya kurang sekali, kurang lama. Telepon dengan durasi 1 atau 2 jam saja masih sangat kurang, apalagi ini yang hanya 30 menit. Rasanya tidak ingin mematikan telepon darinya. Aku masih ingin mendengarkan suaranya yang membuatku candu, suaranya di pagi hari sangat membuatku semangat, aku sangat senang mendengar suaranya, selalu menjadi favoritku.

"Yaudah kamu matiin teleponnya, mandi sana nanti telat lagi"

"Ga mau... aku masih mau telepon kamu, mandinya nanti aja kalo gitu" ucapku sambil memohon padanya.

"Ishh yaudah kamu mandi dulu, aku tungguin deh." dia berkata kepadaku.

"Hpnya aku bawa ke kamar mandi deh"

Dia benar-benar menungguku mandi, padahal cuma kedengaran suara air saja. Memang aneh pacarku itu, tetapi aku sangat menyayanginya, iya sangat amat. Dia adalah kebahagiaanku, dia adalah sumber semangat dalam hidupku.

"Yaudah kamu jangan lupa sarapan ya, habis itu otw, jangan sampe telat loh" dia selalu menasehatiku seperti itu, seketika jiwa bucinku memberontak jika dia sudah memberikan perhatian khusus untukku.

"Iya sayang, kamu tidur lagi aja ya masih pagi soalnya, kan lumayan waktunya dipake tidur lagi" aku menyuruhnya untuk tidur, dia hanya berkata "iya ini tidur kok, ini matanya merem" ahh untung saja dia pacarku, jadi ya sudah suka-suka dia saja.

"Kamu hati-hati di jalan ya, jangan ngebut, kalo udah sampe kabarin yah"

"Oke yang.. makasih yaa. Nanti aku kabarin. Kamu tidur lagi aja" pintaku kepadanya.

"Iya sayang, yaudah kamu matiin teleponnya"

"Kok aku sih yang matiin" kataku.

"Kan aku udah telepon kamu, jadi kamu yang harus matiin" dia berkata seperti itu kepadaku. Sejujurnya aku tidak mau mematikan teleponnya, sungguh berat dan tidak rela. Masih ingin berlama-lama menghabiskan waktu dengannya walau hanya lewat telepon via whatsapp.

"Yaudah aku otw ya yang. Aku sayang kamu. I love you sayang" kataku padanya.

"Iya aku juga sayang sama kamu, i love you too yang. Bye" katanya.

Setelah aku sampai di kampus, aku memberikan kabar padanya bahwa aku sudah sampai dengan selamat. Aku tidak ingin membuatnya khawatir.

Sesibuk apapun diriku, aku berusaha untuk selalu memberikan kabar padanya. Walaupun aku tahu kalau sebenarnya orang paling sibuk adalah dia. Aku sangat mengerti kesibukannya dalam bekerja.

Tidak lupa juga kami selalu mengingatkan satu sama lain agar jangan lupa untuk makan siang. Ya maklum saja kami berdua adalah pasangan yang super sibuk. Waktu luang kami ada di malam hari, jadi jangan heran kalau aku dan dia selalu tidur larut malam. Dalam keadaan seperti ini, waktu terasa sangat cepat. Padahal sudah berjam-jam kami menyalurkan rindu lewat chat ataupun telepon. Waktu kami saling bertabrakan satu sama lain jadi harus bersabar jika ingin bertemu. Mengumpulkan rindu sampai menumpuk, hingga nanti tersalurkan dengan perasaan yang puas.





Jangan lupa vote dan comment.
Terima kasih 😊

Untuk Pertama KalinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang