Cemburu:)

5.4K 97 0
                                    


Aku dan Wilda sama-sama menoleh ke arah suara yang memanggil Wilda. Ternyata dia adalah Dewi, sahabatnya Wilda. Aku merasa sangat malas, mengapa harus ada dia di situasi seperti ini. Akhirnya Dewi menghampiri aku dan juga Wilda. Dia tersenyum hangat kepada pacarku, sedangkan kepadaku hanya mengeluarkan senyum terpaksa, ya aku tau dari raut wajahnya yang seakan tidak suka dengan adanya diriku disamping Wilda. Dewi mencoba mencium pipi kanan-kiri Wilda, aku tak suka melihatnya sepertinya dia sengaja melakukan hal itu di depan mataku.

“Wil lo ngapain disini? Mau kemana?” tanya Dewi penasaran. Ya memang sepertinya dia orang yang sangat kepo apalagi kalau berurusan dengan Wilda pasti mau tau aja.
“Oh iya gue mau karokean nih sama Karen. Lo sendiri ngapain disini? Sendirian?”
“Iya gue sendirian nih soalnya bosen banget dirumah jadi ya udah gue kesini aja” ucap Dewi tersenyum. Lagi dan lagi dia selalu tersenyum hangat kepada Wilda. Aku pun geram melihatnya.
“Eh wil, gue boleh ikut ga? Soalnya gue ga ada temen nih” sambil memohon kepada Wilda. Mendengarnya bertanya seperti itu aku langsung mengeluarkan ekspresi yang sangat datar. Aku berharap Wilda menjawab tidak.
“Hmm gimana yaa gue sih terserah Karen aja” jawabnya sambil melihatku. Disitu aku langsung bingung harus menjawab apa, di satu sisi aku ingin sekali berkata tidak dan menolaknya tetapi di sisi lain aku tidak enak jika harus menolak blak-blakan seperti itu.
“Ya aku terserah kamu aja deh yang” kataku yang pura-pura bego saat itu. Semua terserah Wilda saja, lagi pula dia kan cuma sahabatnya jadi ya tidak masalah bukan?
“Ya udah ayo Wi kita karokean bertiga”

Setelah sampai di tempat karoke, Dewi duduk di sebelah Wilda ya tepatnya duduk di tengah-tengah antara aku dan Wilda. Apa maksudnya dia duduk di tengah-tengah seperti itu? Ingin memisahkan aku dan Wilda gitu? Sungguh manusia menyebalkan macam apa dia ini. Untung saja aku penyabar dan menghormatinya karena dia adalah sahabatnya Wilda. Coba saja kalau bukan, sudah ku usir dia dari bumi ini. Aku pun mengalah pada situasi seperti ini jika dia masih bersikap wajar kepada Wilda.
“Wil ayo nyanyi lagu cinta. Lo hafal kan?” tanya Dewi.
“Iya ayo gue hafal kok”

Sebenarnya yang pacaran disini siapa sih? Aku bertanya pada diriku sendiri. Wilda dan Dewi seakan berada di dunia mereka berdua dan aku sudah seperti nyamuk yang sedang menemani 2 pasang sejoli yang sedang di mabuk asmara. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dengan alasan ingin ke toilet, padahal sebenarnya aku sudah muak berada di dalam, rasanya seperti tak di anggap. Manusia mana yang tidak cemburu jika pacarnya berdekatan dengan orang lain? Bukankah wajar jika aku cemburu?

Kurang lebih 1 jam akhirnya karoke pun selesai. Aku menghampiri mereka berdua yang ternyata menungguku. Setelah aku menghampiri mereka, Dewi pun berpamitan pulang duluan. Aku lega akhirnya tuh orang pulang juga, terima kasih sudah mengganggu waktuku untuk berduaan dengan Wilda.
“Kamu kemana aja sih ke toilet ga balik-balik” kata Wilda sambil mengeluarkan ekspresinya ketika sedang marah.
“Aku bosen di dalem terus, apalagi kamu tadi asik banget sama dia, ya udah aku keluar aja”
“Tapi kan ga gitu juga, ga sopan tau, aku jadi ga enak sama Dewi” jawabnya dengan nada yang tinggi.
“Oh jadi kamu marah-marah sama aku gara-gara ga enak sama dia gitu?” jawabku dengan nada ketus.
“Ya iyalah masa kamu ninggalin kita gitu aja, ga sopan banget”
“Belain aja dia terus, dari tadi aku cukup sabar kamu asik berdua sama dia, aku nahan-nahan dari tadi eh tapi kamunya malah gini” aku sudah benar-benar tidak mood untuk berbuat apa-apa, moodku hancur 180 derajat. Bagaimana tidak, pacarku sendiri lebih membela orang lain dari padaku. Sungguh menyebalkan.
“Terserah kamu lah, ayo pulang aja” katanya sambil menarik tanganku. Sepertinya dia juga sedang tidak mood.

Akhirnya aku memutuskan untuk mengantarnya pulang, sehingga kita batal nonton dan tiket yang kita beli terbuang sia-sia. Seharusnya disini aku yang marah, kenapa malah dia? Membingungkan.
Saat di perjalanan, kita berdua sama-sama saling diam, tidak mengucapkan satu kata pun.
Mungkin kita berada di titik ego masing-masing sehingga tidak ada yang memulai pembicaraan. Suasana menjadi canggung, ingin bicara namun terhambat, ingin mengungkapkan sesuatu namun suasananya sedang tidak pas.






Jangan lupa vote dan comment.
Terima kasih readers 💖💛

Untuk Pertama KalinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang