S E M B I L A N B E L A S

152 7 0
                                    

HAPPY READING

⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨

Jika kau berkata kau tak pantas disisi ku
Maka takkan ada satu orangpun
Yang pantas bersamaku
Karna bagiku kaulah orangnya
Orang yang akan kembali
Menghangatkan rembulan ditengah malam
Kembali memberi sinar temaram indah
Hingga pengujung malam

⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨




"Lo yakin mau masuk sendiri?" tanya fares yang entah sudah keberapa kali, sekarang mereka berada didepan pagar rumah Nata

"Iya lo pulang gih" ucap Nata sambil mengerakan kedua tangannya seakan mengusir Fares

"Hahh sudahlah, tapi jangan lupa telfon gue kalo ada apa apa" -Fares

"Ayolah ini rumah gue, mereka bonyok gue, udah sono lo pulang" -Nata

Dengan terpaksa Fares masuk kembali kedalam mobilnya dan pergi dari rumah Nata, meninggalkan Nata yang masih berdiri depan pagar rumah besar itu, setelah menghembuskan nafas panjang akhirnya ia pun masuk

Dengan hati-hati Nata membuka pintu utama itu, hampir semua lampu dirumah besar itu sudah dimatikan, langkah kecilnya harus terhenti kala ada seseorang yang menarik rambutnya tidak ada pekikan yang keluar dari mulut manis itu

"DARIMANA SAJA KAU HAH!!" Hanya diam, Nata sadar sekalipun dia menjawab yang terjadi juga tetap sama "HEH KALAU ORANG TUA TANYA ITU DIJAWAB JANGAN DIAM" Nata bisa merasakan tarikan pada rambutnya kian menyakitkan, ia hanya bisa menutup matanya berharap sakit itu berkurang

Brukk

Tarikan itu berakhir dengan tubuh Nata terjatuh

Plakkk

Belum habis rasa sakit dikepalanya dan juga tubuhnya, kini pipi nya kembali dihujam rasa sakit, lagi Nata hanya diam, tidak ada perlawanan, karna bagi dia orang sekarang ada dihadapannya adalah seorang ayah yang berarti baginya, sekalipun sakit yang terus menghujami tubuhnya Nata bersumpah takkan pernah membenci kedua orang tuanya

Sang Ayah itupun langsung pergi meninggalkan Nata yang masih terduduk dilantai dingin itu, tidak ada isak tangis tidak ada erangan tanda sakit, hanya sebuah keheningan, hening yang bisa menanda bahwa dibawah sinar bulan dari luar itu terdapat seorang gadis yang kini rapuh namun tak tau harus bagaimana

"Kak.. " cicitan itu membuat Nata mengangkat kepalanya dan menyunggingkan senyum termanisnya

"Gue ngga papa kok, tidur gih besok lo sekolah kan" masih setia dengan senyumnya, Tifani yang melihat senyum cerah sang Kakak lantas tak bisa menahan tangisnya, dia langsung berlali berhambur kepelukan hangat sang kakak

Bulan Dan Bintang ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang