"Gimana keadaan lu" ucap Galang yang berada disamping kasurnya, sedangkan si empu yang diajak bicara terus menatap gadis yang berada diranjang sebelahnya,
Perlahan lelaki itu tersenyum miris, kenapa akhirnya harus seperti ini, bahkan yang bertanya keadaan sendiri, dia Tau pasti Galang sudah tau tentang kondisinya
"Kenapa dia bisa disini?" Fares bertanya dengan suara yang nyaris tidak terdengar oleh Galang
"Gua yang kasih Tau dia, cepat atau lambat dia harus Tau tentang keadaan lu, dia rindu lu, Gua yakin yang dia mau cuma bisa ngabisin Hari kaya yang kalian lakuin dulu," Galang sedikit memberi jeda ucapannya "Dokter bilang dia akan sembuh sebentar lagi, Gua tinggal ye"
Setelah mendapat respons berupa anggukan dari Fares, Galang langsung keluar dari ruang inap tersebut.
Ia mencoba untuk duduk, masih dengan banyaknya alat rumah sakit yang melekat ditubuhnya, melihat sosok rapuh dengan wajah pucat itu seketika kembali menambah kebencian akan dirinya, dia lah yang membuat orang yang dia sayang terbaring lemah disana.
Perlahan kedua Mata indah itu terbuka, gadis itu masih menyesuaikan cahaya yang masuk kematanya, saat ia menoleh ke arah satu-satunya pria yang berada di ruangan itu, ia langsung berhambur keperluan sang lelaki, yang juga dibalas oleh sang empu
Fares mengelus helaian indah itu lembut, ia Tau sekarang sosok itu tengah menangis, tidak Ada niatan baginya untuk menghentikan tangis itu, karna menurutnya biarlah gadisnya mengeluarkan semua yang menyesak dadanya. Ah 'gadisnya' masih pantaskah ia mengucap kata itu.
"Ayo makan kue nya, Kan sekarang Aku ulangtahun" ucapanya sambil perlahan melepas pelukan itu, Dan mengusap air mata gadis dihadapannya
"Eum" gadis itu mengangguk, Dan mengambil mini cake yang dia beli tadi pagi, lengkap dengan sendok Dan lilinnya
Nata langsung menyalakan 1 buah lilin yang berada di tengah kue tersebut, Dan mendekatkannya pada wajah Fares
"Make a wish dulu"
Fares pun tersenyum, Dan mengucapkan harapan didalam hatinya
'Jika ini akhirnya, biarkan dia pergi sebelum jantung ini berhenti memompa darah, biarkan dia pergi, agar dia tidak melihat bagaimana Aku melepas raga ini' batinnya
Nata ikut tersenyum setelah Fares meniup lilinnya, Dan langsung menyuapi Fares potongan kue tersebut, begitupun sebaliknya. Mereka tersenyum, bahkan tertawa bahagia Tanpa sadar Salah satu dari mereka halus nahan rasa sakit didadanya.
Perlahan Tangan itu terulur, kembali mengusap rambut Nata lembut, gadis itu tersenyum, senyum bahagia. Senyum yang telah lama is sembunyikan, namun menyiratkan kepedihan Bagi Fares
"Kamu nungguin Aku sadar disini hm? Ngga pulang-pulang? Bahkan sampai ngelewatin waktu makan kamu, kamu Tau itu cuma bakal bikin kamu sakit ta"
"Aku cuma khawatirin kamu" Fares tersenyum lalu berpindah mengenggam Tangan di gadis
"Tenanglah Aku baik-baik aja, lebih baik kamu pulang ya, istirahat" namun yang Fares dapati Hanya gelengan dari gadis tersebut
"Aku mau disini"
Fares hanya bisa menghela nafas , ia tersenyum menatap wajah yang selama ini masih enggan pergi dari pikirannya , apa setelah ini ia masih bisa melihat pujaan hatinya dengan dia masih punya raga.
"ta"
"iya ?"
"berjanjilah tidak akan menangis lagi , berjanjilah akan bahagia dan berjanjilah lupakan aku" Kemudian ia membawa tangan Nata dan menciumnya
Fares menutup kedua mata dengan terus mencium tangan pujaan hatinya, ia menangis ada sesuatu didalam dirinya yang seakan ingin terus menggegam tangan ini , namun Tuhan berkata lain
Hembusan terakhir Fares adalah tanda bahwa mereka telah berbeda dunia, Nata yang tidak bisa lagi menahan isak tangis nya, langsung menghambur kedalam pelukan raga tanpa nyawa itu
"Far hiks Please bangun, aku mohon ayo bangun Tolong aku mohon hiks" namun masih tidak ada jawaban
diluar sana , semua teman-temannya baik Fares maupun Nata , juga sama terpukul itulah yang mereka rasakan.
Hari demi hari berlalu, sekarang Nata tau , Nata sadar mengapa Fares sangat ingin dirinya pulang saat itu , Fares tidak mau dirinya melihat kepergian Fares untuk terakhir kalinya. Ia masih terpukul sangat terpukul.
Sekarang disinilah gadis itu , berada di samping makam Fares yang sudah lewat sebulan yang lalu pergi, ia elus batu nisan itu dengan lembut , mencoba untuk tidak menangis
"Hai, apa kabar disana? kamu baik-baik sajakan? sekarang kamu sudah tidak sakit lagi , sudah tidak perlu terpaksa mengikuti apa mau kedua orang tua mu, sudah tidak perlu jauh jauh buat berobat, kamu tau akhirnya aku mutusin buat lanjutin study ku di luar negri, tenang saja aku akan tetap berkunjung kesini" dia tersenyum lalu meraih kalung yang bertengger di lehernya , ia elus kembali liontin dikalung itu
"rasanya baru kemarin kamu ngasih kalung ini" dia tersenyum sambil membayangkan saat saat perayaan ulang tahunnya dulu , dimana pertama dan terakhir kalinya Fares berada diacara itu "dulu kamu bilang,kamu mau ganti kalung ini suatu saat nanti, ish kamu ingkar janji , sebelum kamu ngasih hadiahnya kamu udah ninggalin aku"
kembali Nata menghela nafas, lalu mencium batu nisan itu, dan beranjak dari makan pria yang ia sayangngi bahkan setelah pria itu pergi.
![](https://img.wattpad.com/cover/183862844-288-k387799.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Dan Bintang END
Lãng mạnsᴇᴋᴀʀᴀɴɢ ᴀᴋᴜ ᴍᴇɴɢᴇʀᴛɪ ʙᴀɢᴀɪᴍᴀɴᴀ ʀᴀsᴀɴʏᴀ ᴍᴇɴᴊᴀᴅɪ sᴀʟᴀʜ sᴀᴛᴜ ᴅɪᴀɴᴛᴀʀᴀ ʀɪʙᴜᴀɴ ʙɪɴᴛᴀɴɢ. sᴀᴍᴀ-sᴀᴍᴀ ʙᴇʀᴀᴅᴀ ᴅɪsᴇᴋɪᴛᴀʀ ʙᴜʟᴀɴ ɴᴀᴍᴜɴ ʙᴇʟᴜᴍ ᴛᴇɴᴛᴜ ᴍᴇɴᴅᴀᴘᴀᴛ ʜᴀʟ ʏᴀɴɢ sᴀᴍᴀ ᴅᴀʀɪ ʙᴜʟᴀɴ. - ɴᴀᴛᴀʟɪᴀ ғᴇʟᴇɴᴄɪᴀ ᴀɴᴀᴛᴀsʏᴀ ᴋᴀᴜ ᴛᴀᴜ ʙᴜʟᴀɴᴘᴜɴ sᴀᴅᴀʀ ᴍᴀɴᴀ ʏᴀɴɢ ᴘᴀɴᴛᴀs ᴜɴᴛᴜᴋ ᴅɪᴀ...