D U A P U L U H E M P A T

146 8 0
                                    

Sekarang disinilah Nata berada,duduk disalah satu bangku ditempat yang ia katakan pada Fares. Masih sama,dengan harapan yang besar Nata ingin pujaan hatinya itu datang menemuinya. Berulang kali ia mencoba untuk menghubungi pria tersebut namun hasilnya masih sama tak ada balasan dari pujaan hatinya itu.

Tak terasa 2 jam berlalu sejak pertama kali Nata sampai ditaman itu,namun gadis itu masih disana duduk sambil memperhatikan 2 anak yang bermain dihadapannya,tertawa bahagia seperti tidak akan mempunyai masalah,Nata ingin seperti kedua anak tersebut ia hanya ingin merasakan apa itu bahagia lebih lama.

Sampai satu tepukan dibahunya menyadarkan Nata dari lamunannya

"Kenapa lo bisa ada disini?" Tanya Nata saat melihat siapa orang yang menepuk pundaknya

"Udahlah itu ngga penting, lo uda lama nunggu disini?" ucap orang tersebut sambil mengambil duduk disamping Nata, sedangkan Nata ia kembali menatap lurus kedepan tepat kepada kedua anak kecil itu kembali, merasa tidak ada jawaban dari gadis disampingnya, Galang hanya bisa menghela nafas beratnya

"Mending lo pulang ya, daripada lu disini, bentar lagi hujan"

"Gue mau nunggu sampe fares dateng lang" kembali helaan Nafas berat keluar dari mulut Galang

'Keputusan lo salah Far, milih buat ninggalin orang yang lo sayang kaya gini'

Galang dapat melihat, tidak ada kebahagiaan yang tergambar dari sorot mata Nata, dan itu semakin membuat mulut nya ngilu untuk hanya sekedar mengatakan Fares pergi

"Ta, Fares ngga bakal dateng, mending sekarang lo pulang ya, gue anter ntar kita beli es cream sekalian" ucap Galang sambil melihat gadis disampingnya yang masih menatap lurus kedepan

"Sebenernya ada apa lang" bukan itu yang ingin Galang dengar sebagai jawaban dari pertanyaannya "Fares kemana? Apa yang terjadi? Berapa banyak hal yang kalian tutupi dari gue?" nada bicara yang tenang itu seakan seperti pisau yang menikam jantungnya, Galang hanya dapat menghela Nafas kembali

"Fares pergi" dari ribuan kata-kata yang ingin ia ucapkan Galang hanya bisa mengeluarkan 2 kata yang dapat langsung merubah ekpresi gadis disampingnya ini, ada sedikit senyum terpaksa dibibir ranum itu

"Begitu ya, kapan dia balik?" sementara Galang yang diberi pertanyaan seperti itu hanya bisa menggeleng, karna memang ia tidak tau kapan Fares akan kembali "Dia ngga mau pulang ya, lang dia kemana? Kenapa dia ngga bilang dulu ma gue" bulir itu perlahan turun, sekuat apapun Nata menahannya ia tau ia tak sekuat itu

"Dia ngga bilang dia ada dimana baik ke gue maupun ke yang lain, tapi gue yakin dia pasti ada alasan kenapa milih buat pergi, dia nyuruh gue gantiin dia buat dateng kesini, dia bilang dia ngga mau lo lama nunggu dia, yang uda pasti ngga bakal bisa kesini, dia-"

"Dia ngebenci gue, gitu kan" potong Nata

"Bukan gitu nat"

"Dia pergi kan, yaudah" senyum itu kembali terbit dengan terpaksa, Nata juga langsung menyeka bulir air mata di pipinya "gue bakal nunggu dia kembali lang"

Setelah Nata mulai beranjak pergi dari taman itu Galang langsung menuju basecamp tempat ia dan juga teman-teman nya yang lain berkumpul, dengan kecepatan tinggi Galang akhirnya sampai di tempat tujuannya, dimana disana sudah banyak motor yang parkir didepannya, dan tau itu motor siapa. Setelahnya langsung saja Galang memasuki gedung 2 tingkat tersebut

"Jadi gimana?" ucap Darrel ketika melihat Galang sudah duduk di kursinya, tidak ada respon dari semua orang yang berada disana, semua masi Setia diam tanpa ada yang mau membuka suara

"Gue pikir dia ngga bakal menyetujui permintaan papa buat pergi, gue pikir keputusan yang dia ambil masih sama saat dulu setiap kali papa mencoba buat membujuknya, ternyata gue salah, dia milih pergi, ngikutin kemauan papa" Jelas Elena dengan pandangan kosong menatap ke arah depan, sedangkan Rey yang berada disampingnya hanya mencoba menguatkan gadis itu dengan cara mengelus lembut rambutnya

"Gada yang menyangka Fares bakal mutusin buat pergi, bahkan tugas dia belum selesai" ucap Galang

"Gue rasa ada alasan dibalik keputusan yang tu anak ambil sekarang, dan mungkin saja alasan itu berhubungan dengan-

"Nata"

Mereka baru menyadari hal itu, apakah Nata yang menjadi alasan dibalik kepergian Fares, atau mungkin hanya pemikiran mereka semata,

Masih sama seperti hari kemarin, gadis itu masih memilih berdiam diri di kamarnya, masih Setia memandangi layar ponselnya, masih berharap ada pesan dari seorang lelaki yang tengah ia rindukan

Lagi-lagi ia teringat ketika lelaki itu memberinya kalung saat hari ulang tahunnya

"Kalo lu udah tau lu bakal pergi, kenapa gue harus kenal sama lu far, kenapa harus lu buat gue percaya lu ngga bakal pergi, tapi sekarang lu malah ninggalin gue far kenapa" lirih nya, air mata itu kembali turuh membasahi pipinya

"Suatu saat nanti gue bakal ganti kalung itu dengan sebuah benda berharga di hari yang juga berarti" ucapnya dengan tersenyum hangat ke arah gadis yang ada disampingnya

"Napa lu mau ngelakuin semua itu buat gue?" lagi gadis itu dapat melihat senyum sang lelaki tidak pudar sedikitpun diwajah tampannya

"Karna lu berarti bagi gue" gadis itu merasakan elusan lembut dipuncuk kepalanya "dan gue berjanji bakal ada disamping lu, sampai kapan pun, karna ngga boleh ada orang lain yang menjadi alasan lu buat bahagia"

"Dan sekarang lu ngingkarin janji lu far, gue kangen lu"

Bulan Dan Bintang ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang