D U A P U L U H T U J U H

200 10 8
                                    

Disinilah dia sekarang, menatap seorang lelaki yang terbaring lemah lengkap dengan semua perlengkapan rumah sakit itu, air mata yang tadinya mengalir membentuk anakan sungai sekarang perlahan mengering

Setelah mendapat kabar dari Galang, Nata langsung memutuskan untuk kembali pulang, ia ingin bertemu kekasih hatinya, bulannya.

"Sebenarnya selama ini fares menjalani pengobatan diluar negri nat, dia sakit, banyak sel tumor yang menguasai dirinya, dia belum sanggup buat ngasi tau lu tentang ini, dia ngga mau lu sedih dia ngga mau lu khawatir,  Fares sengaja ngga mau membalas semua pesan lu, dia ingin " Galang memberikan sedikit jeda diucapannya

"Dia mau lu ngelupain dia, dia bilang 'gua ngga bakal pernah sembuh, pengobatan yang gua jalanin selama ini percuma' didalam pikirannya lu harus bisa terbiasa tanpa dia nat"

Ucapan Galang beberapa Jam yang lalu masih setia terngiang dikepalanya, kembali ia usap tangan pria yang tidak dipakaikan infus, berharap sosok itu dapat segera terbangun

Semua yang melihat dari luarpun tak kuasa menahan tangisnya, kenapa ini harus terjadi diantara mereka, sejak masuk rumah sakit sampai saat ini belum ada sedikitpun tanda-tanda Fares akan sadar

"Far" sakit ya, Nata merasakan sakit direlung hatinya, disaat ia bisa bertemu sang bulannya, bulan itu padam tidak ada secercah pun cahaya yang keluar dari tubuhnya "kapan lu sadar, semua orang nungguin lu disini, setelah lu sadar kita usaha ya buat ngobatin penyakit lu, lu ngga boleh sendiri lagi ada kita-kita yang bakal bantu lu" senyum miris itu kembali terbit yang dapat membuat siapapun yang melihatnya mampu merasakan betapa pedihnya relung hati si gadis

Tak lama gadis itu tertidur, mungkin karna terlalu lelah setelah penerbangan panjangnya,sementara diluar ruangan masih setia teman-temannya duduk menunggu perkembangan seseorang didalam sana

"Ata" Nata langsung menolehkan pandangannya mencari asal suara yang ia ketahui pemiliknya itu

Dia disana tengah tersenyum dengan memasukan 2 tangannya kedalam saku celananya, Nata pun juga membalas senyuman itu, Ia berlari dan berhambur kedalam pelukan hangat milik sang pria

"Teruslah tersenyum, cantik lu nambah kalau lagi senyum" ucap sang pria tersebut

Namun perlahan seseorang itu berubah menjadi kabut asap dan perlahan menghilang dan lenyap bersamaan dengan Nata terbangun dari tidurnya

Saat pertama kali membuka mata, dihadapannya masih sama lelaki itu masih setia menutup matanya, seakan enggan untuk bangun

"Far kapan sadar, kami rindu lu" satu titik air mata turun disusul dengan titik berikutnya yang kunjung Kian deras, ia menggit bibir bawahnya guna merendam isak tangisnya, sambil terus meneteskan air mata, is mencoba untuk tersenyum menatap sang pujaan hati "Cepat lah sadar, kami bakal terus nunggu lu disini"

Berhari-hari berlalu, keadaan fares masih sama tidak Ada perubahan sedikitpun, Mata itu seakan enggan untuk terbuka, bibir itu seakan enggan untuk berkata, sampai saat ini disaat semua orang mulai pasrah dengan keadaan Fares, namun Nata tidak sama sekali, ia masih duduk disana, melihat sang bulannya, menunggu sampai Mata itu kembali terbuka

"Selamat ulangtahun bulan-ku" secercah senyum hadir di wajah cantik itu yang perlahan berganti dengan lengkungan kebawah seiring turunnya kembali bulir itu, "Ayo buka matanya, lilin kamu belum kamu tiup far astaga," ia mengambil mini cake yang Ada d nakas rumah sakit itu lengkap dengan beberapa lilin diatasnya, kembali ia mencoba untuk tersenyum

"Ayo dong buka matanya, make and wish juga, Masa yang ulangtahun malah tidur, aku kangen Tau ngerayain ulangtahun lu Kaya gini, Ayo dong, yaudah aku yang tiup ya"

'Aku harap ia segera membuka Mata Dan kembali tertawa bersama kami' setelah itu ia meniup lilin-lilin itu, perlahan tangan yang mengangkat mini cake itu turun kepaha sang empu, ia Tak bisa membendung rasa sakit dihatinya, rasa sesak melihat seseorang yang ia sayang seseorang yang ia tunggu sekarang Hanya bisa terbaring lemah Tampa Ada kejelasan kapan ia Akan sadar

Cukup ia sudah tidak bisa menahannya, perlahan Galang membawa sosok rapuh itu kepelukanny dengan dirinya yang berdiri, sejak Dari tadi ia memutuskan Hanya melihat Dari pintu itu engga untuk menganggu, namun melihat sosok yang Ada dipelukannya sekarang Kian melemah ia tidak sanggup lagi, sosok yang pernah mengisi hatinya

Sosok itu masih setia dengan tangisnya, juga Tak Ada niatan Galang untuk menyuruh sang gadis untuk berhenti Salam acara tangis nya, biarkan gadis ini melempiaskan rasa sesak itu lewat tangisnya

Ia menatap sang sahabat yang masih enggan membuka Mata itu 'Apa ini yang lu mau far, sosok yang paling kaga mau lu bikin nangis sekarang bahkan Tak bisa lagi menahan tangisnya, lekaslah sadar Gua mohon'

"Sekarang ulangtahun Fares ya?" Ucap Galang sengaja agar suasana didalam Kamar ini tidak Hanya sunyi, tangis Nata telah berhenti sejak beberapa menit yang lalu, ia dapat melihat sang gadis mengiyakan pertanyaan lewat anggukan kepalanya

Galang Hanya bisa menghela nafas, ia beranjak untuk meninggalkan ruangan itu, tapi langkahnya terhenti saat ucapan Nata memenuhi ruangan itu, yang seketika membuatnya kembali kesamping ranjang itu

"F-far ka-kamu udah sadar" ia dapat melihat sosok itu tersenyum, mencoba memberi anggukan kecil, sedangkan Galang langsung berlari keluar mencari dokter, Nata Tak bisa lagi membendung rasa bahagianya sosok yang ia tunggu akhirnya kembali, ia langsung memeluk sosok itu, Awalnya Fares kaget namun perlahan ia ikut membalas pelukan itu, ia juga mendengar isak tangis sang pujaan Hari

Tangannya terulur untuk mengelus surai sang gadis "Te..nang..lah, ak..kuh tidak ap..pa ap" gadis itu mengangguk mengiyakan penuturan sang lelaki, perlahan tubuh rapuh itu kehilangan kesadarannya, Fares yang mendapati sang gadis tidak lagi menangis Dan juga dengan tubuh tidak sadarkan diri, ia Tak bisa berbuat apa-apa bersyukur dokter lekas datang bersamaan dengan Galang

Melihat itu Galang langsung mengangkat tubuh rapuh itu ke kasur yang disediakan rumah sakit untuk tempat tidur keluarga pasien Kamar VVIP, Fares Hanya bisa melihat tubuh sang gadis lewat ranjangnya, ia baru sadar tubuh itu semakin kurus semenjak terakhir Kali ia melihatnya

"Dia Hanya kelelahan Dan kurang makan" ucap dokter itu ketika melihat Fares fokus dengan sosok disampingnya itu, Fares menolehkan kepalanya kepada sang dokter, dokter itu tersenyum, "Dia selalu duduk disini, menunggu kamu sadar, ketika saya datang ia akan selalu menanyakan pertanyaan yang sama yaitu kapan kamu Akan sadar" lanjut sang dokter, setelah memeriksa semua kesehatin Fares, dokter tersebut meminta Galang untuk menebus obat milik Fares dengan Nata sekaligus.

Sekarang kembali Hanya Ada mereka berdua, Nata masih Salam keadaan tidak sadarkan diri, Tak sengaja ia melihat mini cake yang Ada di nakas, perlahan senyumnya terukir

"Maaf membuat mu sering meneteskan bulir indah itu, seharusnya kamu ngga perlu mengeluarkan air Mata itu cuma Demi lelaki yang bahkan Tak bisa melindungi seseorang yang ia sayang, Nata cepet sadar nanti kita makan kue nya bersama, setelahnya aku ingin kamu pergi"

Tbc

Bulan Dan Bintang ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang