Bulan Dan Bintang END

D U A P U L U H S A T U

⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨

Sepertinya takdir kembali ingin bermain
Disaat hati mulai menerima
Disaat jantung mulai berdetak tak karuan
Disaat pikiran mulai terfokuskan
Satu hal itupun
Beranjak menghilang.
Sadar bahwa diri ini tak berarti
Sedikit demi sedikit
Mulai menorehkan luka
Pengundang tangis

⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨

Satu minggu berlalu sejak hari Nata sakit, sekarang keadaannya sudah mulai membaik, bahkan hari ini dia sudah memutuskan untuk kembali sekolah, saat sampai dikelas pandangannya jatuh pada kursi kosong yang berada dibelakangnya, sudah satu minggu juga ia tak bertemu dengan pria itu, perasaan rindu tanpa disengaja tumbuh begitu saja dalam hatinya, ya Nata tak bisa mengungkari bahwa sekarang ia menyukai pria itu

Sebentar lagi bel tanda pelajaran pertama akan berbunyi, namun tanda-tanda pria tersebut masih belum ada

Setelah berbunyi barulah Nata sadar bahwa lelaki yang ia rindukan itu tidak sekolah hari ini, terbesit sedikit rasa kecewa, namun dengan segara Nata kembali menfokuskan pikirannya kepada pelajarannya

Kriinggg

"Ehm lang" - Nata

'Iya?" galang yang awalnya sibuk membereskan buku-buku nya itu langsung berenti ketika mendengar Nata memanggilnya

"Fares... Ngga sekolah ya?"

"Yaiyalah kalo sekolah mah dia ada disini gimana sih lu" -Galang

"Dia kemana?"

"Sebenernya udah 1 minggu dia ngga sekolah, setelah pulang liat lu sakit kemaren fares ngga bisa dihubungin, kita-kita udah coba ketemu dia tapi dia selalu nolak buat ketemu kita semua nat" kaget itulah ekpresi Nata ketika mendengar kabar itu

"G-gue mau ketemu dia lang" lirih Nata

"Lu kangen ya ma dia" galang langsung terkekeh namun kekehannya ilang setelah menyadari sosok gadis didepannya sama sekali tidak menghiraukan perkataannya "ta gue yakin fares ngga kenapa-napa lu tenang aja"

"Gue pengen ketemu dia"

"Yudah pulang sekolah nanti gue temenin ke apart dia"

"Erhm ngga usah lang gue sendiri aja, share loc apart dia ya"

"Yudah ok, bentar"

~~~~~~~

Sekalipun rasa khawatir menghantui pikirannya, Nata masih terus berpura-pura ceria dan bahagia didepan teman-temannya, seakan-akan tidak ada hal apapun yang menghantui pikiran