D U A P U L U H T I G A

144 4 0
                                    

"Gue titip Nata lang, buat dia bahagia please gue mohon" ucap Fares, yang sukses membangkitkan kembali amarah

"Lu ngga lihat hah! Gadis yang lu sayang nangis sendirian! Dia butuh lu bego! Dia mau lu ada samping dia cuma itu"

"Lu ada kenapa harus gue"

Bugh

"Jangan asal bicara lu, gue emang pernah suka sama dia, tapi dulu karna apa, karna gue tau dia sayangnya sama lu bukan gue, dia butuh lu bukan gue, ok fine dulu gue egois tapi sekarang gue mau kali ini lu jangan ngalah lagi"

"Gue ngga bisa lang" nada pembicaraan mereka mulai merendah setelah terlibat adu mulut dengan oktaf yang tinggi tadi

"Ngga bisa gimna"

"Dia pantes dapetin yang lebih baik daripada gue, jika gue terus maksa buat ada disamping dia, dia ngga akan pernah bahagia lang" Fares langsung berdiri merapikan sedikit pakaiannya dan menyunggingkan senyum terlebarnya "gue titip Nata, dia berhak bahagia dengan lu ataupun orang lain, tapi bukan sama gue, tolong jaga dia sampai orang yang dia sayang datang buat bawa dia pergi" setelah itu Fares langsung pergi meninggalkan Galang yang masih diam ditempatnya berdiri

Pesawat itu terbang dengan tenang membawa semua penompangnya pergi dari bandara menuju negara tujuannya

'Ta gue ngga tau bakal balik ato kagak tapi satu yang gue tau, gue bakal berusaha agar tidak akan pernah kembali kehadapan lu, jika memang ini yang terbaik, berbahagialah, gue sayang lu natalia felencia anatasya'

⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨⇨

Setelah usai dengan perkalahian kecil nya bersama sang sahabat,Galang memilih untuk kembali pulang,niat awalnya ia ingin ikut mengantar sang sahabat menuju bandara namun Fares menolaknya

"Cukup jaga Nata jangan sampai lu buat dia terluka melebihi ini"

Kata-kata Fares sebelum ia melajukan motornya,masih terekam jelas bagi Galang,jujur bukan ini yang ia inginkan,dulu saat pertama kali melihat Nata memang terbesit sedikit perasaan suka bahkan kagum namun saat melihat bagaimana sifat Nata jika berhadapan Fares,Galang akhirnya mengerti tidak seharusnya ia menganggu asmara kedua insan tersebut.

"Far lu bodoh ato apa,lu ngga sendiri Far,kita bisa saja memikirkan hal lain tidak harus pergi,dulu gue yang memilih pergi sekarang malah lu,dasar bodoh" monolog Galang sambil menatap langit hitam lewat balkonnya "Lu ngga mikirin bagaimana reaksi Nata saat tau lu pergi?,dengan lu tetap didalam pandangannya sudah cukup baginya,lalu apa kabar jika besok dia ngga lagi bisa liat lu" lanjutnya

Didalam kamar tanpa penerangan itu,Nata masih setia terjaga sambil menantikan sebuah pesan balasan dari seseorang yang ia butuhkan sekarang,namun nihil tidak ada satupun balasan dari sang pujaan hati, besok libur dan ia ingin malam ini biarkan waktu berhenti barang semalam ia ingin menunggu sang pujaan nya berharap esok hari ada panggilan aneh yang kembali terlontar oleh mulut si pria

Farestai

Far
Hei apa kabar?
Besok sibuk ngga?
Nonton kuy
Kea dulu ayoo
Ada film baru tau ayo lah nonton
Trus ntar kita makan di pinggir jalan itu yang dulu gue kasi tau inget kan
Kalo kagak besok gue ingetin lagi
Wkwk
✔✔

Lu masih marah ya ma gue?
Far bales elah
Farestaa
Faresss
Katanya lu ngga mau gue sedih, makanya bales oon
Fares ih
Gue kangen
Udah hampir setahun lu berubah gini far sebenarnya adaapa?
Ok kalo lu ngga mau ngejawab pesan gue besok gue tunggu di tempat kita ketemu dulu gue harap lu bisa dateng far
Gue mohon untuk yang terakhir kalinya
Gue sayang lu faresta alvaro azzami
✔✔

"Maaf ta, gue harap lu bisa lupain gue"

Setelahnya Fares langsung mencari nomor seseorang yang ia harap bisa membantunya, hanya mereka yang bisa ia andalkan saat ini

"Please buat kali ini,bantu gue, ntar gue bakal kirim alamatnya" setelah mendengar sautan di ujung sana barulah Fares kembali memutuskan sambungan telfonnya, sekarang ia kembali menatap langit-langit kamar yang akan ia tempati selama ia di negri ini, jauh dari semuanya bahkan sang pujaan hati membuat relung hatinya kembali kosong

Usaha yang ia lakukan hanya semata-mata untuk menambah warna harinya berakhir sia-sia,Ia pikir dengan ia memutuskan untuk belabuh ia akan mendapatkan kebahagian yang tak terkira harga nya,namun nyatanya yang ia rasakan saat ini hanyalah rasa sakit yang kian menusuk relung jiwa nya,setetes bulir itu turun dari sudut mata indahnya,biarkan bulan dan dinginnya malam menertawakan kerapuhannya,biarkan bintang menjadi saksi bisu betama menyakitkan hari-hari yang telah ia lewati seorang diri.

Seketika senyum pujaan hatinya kembali tergambar jelas diingatannya,kembali memutar kenangan saat ia bersama sang pujaan hati dan berakhir dengan melihat kedua mata gadis tersayangnya itu menangis tanpa niat berhenti didepan matanya

"Far gue mau jadi bintang di langit sana" ucap Nata sambil menunjuk ribuan bintang di langit sana sambil menatap bintang itu sedangkan fares ia hanya memilih menatap gadis disampingnya

"Kenapa ngga jadi bulan?" dapat ia lihat gadis itu mengeleng lalu kembali tersenyum

"Bulan itu lu,gue mau jadi bintang buat ikut nemanin bulan dalam menerangi malam yang gelap,mau ikut berada disamping bulan agar bulan terus bersinar indah" kekehan kecil keluar dari mulut Fares lalu langsung mengacak rambut Nata lembut

"Seharunya gue yang bilang gitu oon" ucap Fares lalu tertawa sedangkan Nata ia sibuk merapikan rambutnya karna tangan nakal Fares

"Sekarang bulan itu ingin bintang istimewanya bersinar sendiri dengan bantuan bintang lain,karna bulan ingin pergi"






_______________________________
TBC

Vomen nya ya

Alias vote and coment

Because vote itu gratis dan komen itu bikin penulisnya semangat buat ngelanjutin ceritanya

Bulan Dan Bintang ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang