Carriela Ashley, sebuah nama yang indah untuk wanita cantik dengan rambut coklat tergerai dan tubuh yang tinggi ramping. Sebuah kacamata berbingkai hitam bertengger menghiasi mata coklat hazel indah miliknya. Beberapa buku tentang hukum yang tebal berada dalam genggamannya, hanya sebagian terbaca.
"Ash!" Suara wanita lainnya muncul dari arah belakang Ashley. Wanita itu berbalik mendengar suara yang sangat dikenalinya itu.
"Hey, Sen" sapa Ashley pada sahabat seperjuangannya
"Aku meneleponmu dan mencoba mencarimu kemana-mana" Sena menggerutu sebal
"Ah! Handphoneku kehabisan baterai. Dan aku baru saja dari perpustakaan untuk membaca beberapa buku" ujar Ashley
"Melakukan research untuk novelmu?" tanya Sena. Ashley mengangguk dan membenarkan posisi kacamatanya
"Apa yang kau research kali ini?" Sena tampak penasaran
"Ahh! Karena Arthur adalah mahasiswa hukum jadi aku membaca beberapa buku hukum. Aku ingin menggambarkan dia sebagai pria yang cerdas" Ashley menjelaskan karakter pria dalam novel yang sedang digarapnya.
"Wahh.. benar-benar temanku Ashley. Novelist pendatang baru terbaik tahun ini" Sena memuji apa yang dilakukan temannya itu
"Melihatmu benar-benar memotivasiku untuk menulis. Tapi setiap aku berada di depan laptop, aku selalu tidak tahu harus menulis apa" keluh Sena tampak putus asa.
Ashley tersenyum dan merangkul pundak Sena "tidak apa-apa. Kau tidak harus menulis sekarang untuk menjadi sukses"
"Ngomong-ngomong, apa kau mau pizza? Aku selalu memimpikan pizza akhir-akhir ini" ujar Sena
Ashley mengangguk dengan senyum sinisnya "apa kau memang selalu bermimpi tentang makanan? Tiga hari yang lalu pasta, seminggu yang lalu burger.."
***
Ashley fokus mengetik sesuatu pada laptopnya sementara Sena duduk santai di sampingnya sambil melahap pizza yang baru saja mereka pesan. Tangan kirinya memegang remote tv dan menggonta ganti salurannya."Jadi sudah sampai bab berapa?" tanya Sena penasaran dan sesekali mengintip pekerjaan Ashley
"Dua" ucap Ashley tampak berpikir
"Sen..." panggil Ashley kemudian.
"Hm?" Sena tampak menikmati pizza dengan mozzarellanya.
"Bagaimana menurutmu?" tiba-tiba Ashley memutar laptopnya mengarah kepada Sena, meminta wanita itu untuk membaca apa yang ia tulis.
Sena tampak sedikit bingung "kata-katamu tidak pernah mengecewakanku. Tapi aku seperti tidak bergairah membacanya"
Ashley tampak sedikit kecewa dan menghela nafasnya. Ia melihat kembali apa yang ia tulis "apa yang salah?"
"Mereka berciuman lalu melakukan hal yang tidak seharusnya mereka lakukan." Sena membaca bagian yang menurutnya janggal
"Aku sebagai pembaca berharap lebih pada adegan ini" ucap Sena
"Apa? Berharap apa?"
"Berharap kau memperjelas adegan itu dengan detailnya" jawab Sena dengan senyum datar
"Maksudmu aku harus menambahkan adegan erotis?" tanya Ashley, Sena mengangguk yakin
"Novelmu tentang perselingkuhan dan perselingkuhan itu kan erat kaitannya dengan adegan-adegan dewasa"
"Aku yakin novel keduamu akan sukses besar melebihi novel pertamamu bila kau menambahkannya." ucap Sena
"Apa kau yakin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pleasure Me
RomanceWARNING: MATURE CONTENT!!! (17+) Keseluruhan cerita ini mengandung konten dewasa. Sangat diharapkan kebijakan para pembaca dalam memilih konten bacaan. Terima kasih. *** "Bila kau mempercayaiku, pejamkan saja matamu dan serahkan semuanya padaku. Aku...