Halo! ASHLEY? Astaga, apa kau tahu betapa paniknya aku mencarimu. Syukur-
Halo, Nick. Ini aku. Kurasa aku tahu dimana Ashley
Vi.. Vienna? Kenapa handphone Ashley bisa berada bersamamu?
Ceritanya panjang. Intinya sekarang kau harus menyelamatkannya. Dia ada di gudang belakang fakultas biologi
A.. APA?
Nick berlari dengan cepat sesaat setelah mobilnya terparkir dengan sempurna. Dia bahkan tidak menghiraukan Sena dan Ian yang mengejarnya di belakang. Pikirannya kalut membayangkan Ashley terjebak sendirian di gudang.
Sialan. Siapa yang dengan tega mengurung wanitanya disana? Mengingatnya saja membuatnya geram.
"VI!" Panggil Nick sesaat dia sampai dan melihat Vienna disana.
"Aku mengetuk berulang kali tapi tidak ada jawaban" ujar Vienna
"Ash!! Ashley apa kau di dalam? JAWAB AKU ASH" Nick memukul pintu itu dengan keras namun nihil. Tidak ada suara sama sekali.
"Hoshh.. hoshh.. dimana.." Sena mencoba mengatur nafasnya. Nick berlari dengan sangat cepat sampai dia hampir mati mengejarnya.
"Apa Ashley di dalam sana?" tanya Ian. Nick mengangguk "sepertinya" pria itu mencoba mendobrak pintu itu dengan tubuhnya. Meskipun tampaknya tak cukup untuk meruntuhkan pintu itu.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Pasti kau yang mengurungnya disana kan? Mengingat betapa bencinya kau pada Ashley.. sampai mengumbar foto itu" Sena mengonfrontasi Vienna yang berdiri tak jauh darinya.
Vienna diam. Tidak membela diri. Nyatanya secara tidak langsung mungkin memang dia penyebab kekacauan ini.
"Aku benar-benar tidak akan memaafkanmu jika terjadi sesuatu pada Ashley"
"Pada hitungan ketiga, kita dobrak pintu ini bersamaan" ujar Ian memberi aba-aba pada Nick
"Satu.. dua.. tiga!"
BRAKK.. Terbuka!
Nick dan Sena segera berlari ke dalam. Menemukan tubuh Ashley yang meringkuk tak berdaya di lantai gudang itu "OH TUHAN!" pekik Sena panik.
"Ash.. Ashley!" Nick mengguncang tubuh wanita itu.
"Engh.. Nick?" Ashley membuka matanya pelan. Tubuhnya terasa sangat lemas setelah berkali-kali berusaha membuka pintu itu. Apalagi dengan udara yang pengap. Rasanya Ashley hampir kehabisan oksigen.
Dan Nick rasanya hampir mati ketika tidak menemukan Ashley dimana pun. Pria itu segera merengkuh kekasihnya ke dalam pelukannya.
"Aku disini. Aku disini.. tidak apa-apa. Sekarang sudah tidak apa-apa" ujarnya mengusap kepala Ashley
"Kau baik-baik saja, Ash?" tanya Sena berjongkok menyejajarkan dirinya dengan Ashley. Ashley mengangguk.
"Kita pulang" ujar Nick. Dia menggendong tubuh Ashley dan membawanya keluar. Tidak peduli meski mereka akan menjadi pusat perhatian di koridor kampus.
Plakk. Sena menampar wajah Vienna dengan amarah. "Kau hampir membunuhnya! Ruang itu tidak memiliki sirkulasi udara!" teriaknya marah.
Ian yang masih berdiri disana segera menahan Sena "Bagaimanapun Vienna yang memberitahu keberadaan Ashley, Sen"
Sena menggeleng tidak percaya "Bisa saja dia sengaja membuat drama ini. Menyuruh temannya mengurung Ashley lalu dia akan berpura-pura menjadi pahlawan untuk mendapatkan hati Nick"
"Selama ini aku diam karena membiarkan Ashley mengurus masalahnya sendiri denganmu. Tapi jika sudah begini, kelewatan!" ujar Sena kesal.
"Terserah kau mau percaya atau tidak. Tapi aku sama sekali tidak berniat mengurungnya seperti ini" ucap Vienna
KAMU SEDANG MEMBACA
Pleasure Me
RomanceWARNING: MATURE CONTENT!!! (17+) Keseluruhan cerita ini mengandung konten dewasa. Sangat diharapkan kebijakan para pembaca dalam memilih konten bacaan. Terima kasih. *** "Bila kau mempercayaiku, pejamkan saja matamu dan serahkan semuanya padaku. Aku...