Mulai sekarang, malammu tidak akan terasa begitu indah dan kau akan merindukanku berbaring di sampingmu.
***
Suara kecupan adalah satu-satunya suara yang mengisi keheningan malam di ruang apartment itu. Dengan lampu yang diredupkan dan sebuah gelas kosong yang terletak di meja kecil di samping ranjang berukuran king size.Di sana, Ashley duduk di pangkuan Nick dengan tangan yang melingkari leher pria itu. Jantungnya berdetak dengan kencang dan gejolak gairahnya perlahan mulai mencapai batasnya.
Ashley mengerang ketika Nick menggigit lehernya, meninggalkan jejak kemerahan di sana.
Melepaskan kecupannya, Nick tampak bimbang dan bertanya "Apakah aku boleh melakukannya?"
"Kenapa tidak?" Ashley tidak mengerti kenapa Nick tiba-tiba menjadi tidak percaya diri dan berhenti.
"Kau kan baru saja sembuh!" ujar Nick masih saja merasa khawatir. Dia tidak ingin membahayakan Ashley, meskipun itu harus menyiksa bagian bawah dirinya.
Ashley tertawa kecil "Aku sudah beristirahat total kemarin. Sekarang aku baik-baik saja" wanita itu memandang Nick yang masih tampak ragu "Aku serius! Apa kau perlu bukti?"
"Bagaimana kau akan membuktikannya?" Pria itu jadi penasaran dan sesaat kemudian Ashley mendorongnya hingga terbaring.
Nick tampak sedikit terkejut namun Ashley malah tersenyum senang "Seperti ini" sembari membuka satu persatu kancing kemeja yang dikenakan Nick. Menampilkan dada bidangnya yang tampak sempurna di mata Ashley.
Menggigit bibir bawahnya dan mengelus kejantanan pria itu, Ashley menggodanya "Apa kau masih tidak akan melakukannya?"
Dengan sangat bersusah payah Nick menelan ludahnya ketika merasakan sentuhan Ashley. Dia menyerah. Pria itu menggenggam pinggang Ashley dan membalik posisinya. "Kalau kau berkata begitu. Aku tidak bisa menahannya lagi"
Pria itu menindih tubuh kecilnya dan dengan segera melumat bibir manisnya. Tangannya melucuti setiap benang yang melekat di tubuh indah wanita itu. Merasakan setiap kehangatannya ketika tubuh mereka bergesekan.
Jari jemari pria itu berada di puncak payudaranya, menari-nari di atas putingnya dengan indah dan kemudian menggantinya dengan sesuatu yang basah dan hangat. Ashley mendesah dan mencengkram kepala Nick yang berada di dadanya. Melumat putingnya dan menikmatinya seperti bayi. Ashley menyukainya.
Ia tenggelam dalam euforia yang diciptakan oleh sentuhan Nick pada tubuhnya. Ia tergila-gila, sentuhan pria itu membuatnya gila dan meronta. Bahkan ketika pria itu tanpa ragu melahap vaginanya dan kemudian mengocoknya dengan dua jarinya.
Dalam beberapa menit saja, Nick sudah mampu membuatnya sangat basah. "Kau siap?" Wajah Nick berada persis di hadapannya ketika Ashley membuka matanya. Pria itu siap untuk memasangkan penutup mata pada Ashley.
Seperti biasa, ketakutan tak beralasannya membuat sex yang seharusnya sangat sempurna menjadi sedikit kurang. Sebenarnya apa yang terjadi padanya? Apakah ia mengidap suatu penyakit?
Tampaknya Nick menyadari sesuatu dari raut wajah yang ditampilkan Ashley "Kenapa?"
Ashley menggeleng dan tersenyum tipis "Aku hanya berpikir alangkah menyenangkan bila aku bisa melakukannya tanpa itu" matanya tersirat kesedihan dan Nick memahami hal itu.
"Tidak apa-apa. Suatu hari, kau pasti bisa melakukannya. Aku akan membantumu"
"Kau akan membantuku?" Ashley menatap mata pria itu
Nick mengangguk "Apa kau ingin mencoba melihatnya sekarang?"
Ashley menyetujuinya meskipun sedikit ragu. Ia mencobanya. Membuka dengan pelan celana milik Nick. Namun tak sampai beberapa detik, bahkan sebelum kejantanan Nick menunjukkan dirinya, ketakutan itu muncul dan ia berpaling memejamkan matanya.
"Sejujurnya aku merasa tersinggung ketika pertama kali kau bersikap seperti itu" ujar Nick
"Maaf" Ashley jadi merasa bersalah. Sesaat kemudian Nick tertawa kecil "Tapi sekarang aku merasa itu lucu"
Melihat pria itu tertawa membuat Ashley menatapnya kesal. Bisa-bisanya dia tertawa disaat dirinya ketakutan. Tiba-tiba Nick menggenggam tangannya "Kita coba perlahan ya" pria itu tersenyum tulus. Ashley mengangguk dan membalas senyumannya.
Ashley mengenakan penutup matanya dan memberikan kode pada Nick bahwa ia siap. Beberapa saat kemudian ia bisa merasakan hembusan nafas pria itu di telinganya dan ketika ia mengatakan "Aku akan mulai" saat itu juga Ashley bisa merasakan sesuatu yang besar dan panjang menyentuh liang vaginanya dan menerobos masuk. Menciptakan gesekan yang berujung pada kenikmatan dan rasa sakit.
Pandangannya gelap, ia hanya bisa melihat warna hitam dan sedikit cahaya putih yang menyelinap masuk di balik penutup matanya. Hidungnya terus mencium aroma tubuh mereka yang berbaur menjadi satu. Peluh ia rasakan mulai membasahi tubuhnya. Serta bibirnya tak henti mendesah dan memanggil nama Nick.
Gesekan yang diciptakan ketika kejantanan milik Nick memasukki dirinya membuatnya menggila. Ia mendamba dan meminta pria itu bergerak lebih cepat.
Ashley mencengkram bahu pria itu dengan erat. Seluruh tubuhnya berguncang bersamaan dengan gerakan pria itu di dalam dirinya. Guncangan itu semakin cepat seiring dengan gejolak yang akan meledak dalam dirinya "Nicholas..." dan nama pria itu adalah satu-satunya yang terus ia lafalkan.
"Ah.. ahh.. Nick!"
"Aaahhh..."
"Sedikit lagi"
"Ahhhh.."
Dia meledak. Seperti bom.
Dan yang terdengar sekarang hanyalah suara nafas yang terengah-engah. Sesaat kemudian Ashley bisa merasakan pergerakan Nick dan setelah itu pandangannya kembali ketika Nick membuka penutup matanya.
Ia melihat pria itu tersenyum bahagia dengan peluh yang membasahi wajahnya.
"Nick" Ashley memanggilnya.
"Ya?"
"Menginaplah disini. Tidurlah bersamaku" ujar Ashley dengan lantang, dia melanjutkannya "Ini bukan penawaran tapi perintah"
Nick tersenyum mendengarnya dan Ashley tampak berubah malu setelah mengatakannya "Aku.. emm.. Ally dan Arthur selalu tidur bersama setelahnya" ia mencoba mencari alasan
"Karena itu perintah. Aku tidak bisa menolaknya kan?" Nick tidak peduli dengan fakta apakah itu perintah atau penawaran. Tapi fakta bahwa ia akan tidur dengan Ashley membuat perasaannya menjadi aneh.
Sebelumnya mereka memang tidak pernah tidur bersama. Karena perjanjian mereka sebatas hubungan sex, jadi Nick selalu pulang setelah mereka melakukan hubungan intim.
"Apa kau bisa memelukku? Arthur selalu memeluk Ally ketika mereka tidur" ucap Ashley. Nick menurutinya dan merengkuh tubuh kecil Ashley ke dalam dekapannya. Pria itu kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka.
"Sekarang tidurlah" Nick mengecup puncak kepala Ashley.
Memejamkan matanya dan tersenyum.
Biarkan hari ini saja, ia sedikit melewati batas.To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pleasure Me
RomanceWARNING: MATURE CONTENT!!! (17+) Keseluruhan cerita ini mengandung konten dewasa. Sangat diharapkan kebijakan para pembaca dalam memilih konten bacaan. Terima kasih. *** "Bila kau mempercayaiku, pejamkan saja matamu dan serahkan semuanya padaku. Aku...