Nick pulang ke apartmentnya ketika matahari telah terbenam. Ian sudah menunggunya di sofa dengan kaki terangkat dan keripik kentang rasa lumput laut favoritnya.
"Kemana saja kau?" tanya Ian mengintrogasi Nick
"Ke rumah teman" jawab Nick singkat, ia berjalan ke arah kamarnya. Ian berdiri dan mengikutinya
"Apa kau mempunyai teman laki-laki lain selain aku?" tanya Ian
Nick memandangnya sinis "Apa kau meragukan kemampuan sosialku?"
"Aku bercanda, Nick" Ian terkekeh beberapa saat kemudian ia menyadari rambut Nick yang basah
"Apa kau habis mandi?" tanya Ian penasaran
"Memangnya kenapa?"
"Di rumah temanmu?"
"Iya"
"Pria?" Ian tampak berpikir keras
Nick terdiam beberapa detik kemudian memutuskan tidak menjawabnya. "Aku ingin ganti baju, keluar kau" usir pria itu
"Aku akan keluar kalau kau jujur padaku. Katakan. Kau habis berkencan kan?" tebak Ian.
Nick mendorong temannya itu keluar "Tidak!" kemudian ia menutup pintu kamarnya.
Bagaimana ia harus menjelaskan hubungannya dengan Ashley?
Ashley mengetahui rahasianya, maka dari itu ia diancam. Kemudian Ashley memintanya untuk membantunya dalam menulis novel... bukankah terlalu rumit dan berbelit-belit untuk menjelaskan semuanya?
Ahh.. mengingat Ashley membuat Nick tersenyum. Ia tidak sabar menunggu Ashley memintanya untuk 'mengajarinya' lagi.
Tunggu. Apa? Kenapa dia tersenyum mengingat wanita gila itu? Kenapa dia tidak sabar? Otaknya mulai berpikir yang aneh-aneh. Sepertinya Nick membutuhkan tidur.
***
Ashley merasa cukup kesakitan siang itu. Cara berjalannya pun menjadi aneh karena vaginanya masih terasa sakit setelah berkali-kali ditembus kemarin. Ia bahkan harus berbohong pada Sena bahwa ia habis terjatuh dari tangga.Ah.. tentang Sena. Ashley memutuskan untuk belum memberitahunya karena sepertinya wanita itu juga sedang sangat fokus mengerjakan esainya. Sena yang fokus sangat jarang untuk dilihat. Maka dari itu Ashley tidak mau mengganggunya. Memberitahunya bahwa ia melakukan hubungan intim dengan seorang Nick, Sena mungkin tidak akan mempercayainya.
"Apa kau tidak apa-apa? Apa mau kuantarkan ke dokter?" tawar Sena merasa khawatir. Ia berjalan di samping Ashley setelah keduanya keluar dari kelas siang itu.
"Tidak. Aku tidak apa-apa" ujar Ashley menolak
"Apa kau mau makan siang setelah ini?" tanya Sena
Ashley mengangguk setuju "aku melewatkan sarapan jadi aku sangat lapar sekarang" ia mengusap perutnya yang sedari tadi berbunyi
"Kalau begitu tunggu disini. Aku mau ke toilet sebentar" ujar Sena. Ashley mengangguk paham. Sembari menunggu Sena, Ashley membuka handphonenya dan melihat beberapa pesan masuk.
Tiba-tiba seorang pria menarik tangannya, Ashley yang kaget hampir saja berteriak jika dia tidak melihat siapa yang menariknya. Pria itu Nick. Ashley membiarkan Nick membawanya ke tangga darurat. Tempat dimana tidak ada orang yang berlalu lalang.
"Ada apa?" tanya Ashley heran
Nick memastikan sekali lagi bahwa disana benar-benar sepi dan tidak ada orang. Bisa gawat kalau seseorang melihat mereka bersama.
Nick menatap Ashley beberapa saat kemudian pria itu melepaskan jaketnya. Nick mengikat jaketnya melingkari pinggang Ashley. "Gunakan ini untuk menutupinya" setidaknya dengan jaketnya tidak akan terlalu ketara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pleasure Me
RomanceWARNING: MATURE CONTENT!!! (17+) Keseluruhan cerita ini mengandung konten dewasa. Sangat diharapkan kebijakan para pembaca dalam memilih konten bacaan. Terima kasih. *** "Bila kau mempercayaiku, pejamkan saja matamu dan serahkan semuanya padaku. Aku...