25 - Threshold

25.3K 1.5K 37
                                    

Tahap paling sulit dalam cinta adalah pernyataan cinta. Karena itu merupakan ambang antara mendapatkan pacar atau kehilangan seorang teman.

Dalam kasus Nick, dia mungkin kehilangan pemuas kebutuhannya. Kata pemuas mungkin terdengar sedikit kasar. Tapi memang faktanya perjanjian awal mereka seperti itu adanya.

Antara Ashley akan menerimanya atau menolaknya dan hubungan mereka selesai saat itu juga.

Di satu sisi Nick tidak ingin kehilangan Ashley sebagai teman, ia ingin setidaknya mereka tetap saling menyapa meskipun perjanjian ini berakhir. Tapi di sisi lain perasaan Nick sangat bergejolak.

Dia sangat tidak tahan dan sangat-sangat ingin marah ketika Ashley pergi dengan mantan pacarnya. Tapi dia bukan siapa-siapa...

Pacar? Bukan.

Nick hanyalah seorang pria beruntung bermodalkan kejantanan indah dan kebetulan menjatuhkan notebook rahasianya. Tidak lebih.

Nick menghela nafas panjang. Hubungan mereka memang tampak seperti sepasang kekasih di luar namun di dalam sangat berkebalikan dengan kenyataan. Dia bahkan tidak bisa menebak apakah Ashley memiliki perasaan yang sama dengannya ataukah hanya nafsu dan urusan novel.

Mereka berciuman, berpelukan, bersetubuh, berkencan tetapi tidak berpacaran. Hubungan macam apa ini? Karma apa yang ia miliki di masa lalu sehingga terlibat dalam hubungan rumit ini.

"Hey, Ash" bisik Nick pada seorang wanita yang berada di dekapannya. Matanya terpejam dan dahinya tampak sedikit berkeringat akibat aktivitas mereka.

"Hmm?" tanyanya tanpa membuka mata

"Bagaimana pendapatmu tentang aku?" tanya Nick.

Tidak ada jawaban. Ashley seperti sedang berpikir. Tiba-tiba dia menoleh "Kenapa tiba-tiba?" tanyanya

"Jawab saja" ucap Nick

"Kau pria tampan, baik, pengertian, dan ahli di atas ranjang, uhh.. sepertinya aku harus melewatkan bagian itu-"

"Hmm.. dan kau populer. Semua wanita pasti akan memujamu" jelas Ashley

"Bagaimana denganmu?" tanya Nick

"Aku? Aku tidak suka pria populer jadi aku tidak termasuk" Ashley sedikit terkekeh ketika mengatakannya

"Kenapa?" tanya Nick serius. Wajahnya berkerut heran dan sedikit tidak suka.

Apa yang salah dengan populer? KENAPA kau tidak menyukaiku hanya karena aku POPULER?
KENAPA?
Menjadi populer sudah menjadi takdirku sejak aku lahir dengan wajah tampan. Aku tidak memintanya sama sekali. Sungguh.

"Hanya tidak suka saja" jawab Ashley santai

"Jangan panik begitu. Itukan hanya berlaku untukku dan tidak dengan wanita lain" Ashley memukul pelan dada Nick melihat raut wajah pria itu.

"Ada apa? Apakah kau sedang tertarik pada seseorang?" tebak Ashley

"Ya. Ada seseorang" ujar Nick

"Wow. Siapa dia? Apakah dia cantik?"

"Itu rahasia" ucap Nick. Ashley tampak kecewa mendengar jawaban pria itu.

"Oh ayolah. Aku ini pintar menjaga rahasia" ujar Ashley. Nick menggeleng menolak untuk memberitahu.

Memberitahu sama saja menyatakan perasaannya sekarang yang sudah pasti akan ditolak. Ia menghela nafas. Apa yang harus ia lakukan terhadap perasaannya?

"Hey ayolah beritahu aku. Lagipula perjanjian kita akan segera berakhir kan? Aku kan berjanji tidak akan mencampuri kehidupanmu lagi setelah itu" Ashley masih mencoba untuk membujuknya

"Novelmu sudah akan selesai?" tanya Nick tampak sedikit tidak suka

Ashley mengangguk "aku sedang mengerjakan bab akhir"

"Apakah tidak ada adegan lainnya?" tanya Nick

"Adegan lain?" Ashley malah tidak mengerti akan maksud pertanyaan pria itu

"Ya adegan lain.. ehmm.. adegan yang mungkin perlu kita praktekkan agar kau bisa mendalaminya?" Nick bertanya dengan sangat hati-hati

"Ohh.. tidak ada adegan sex lagi yang tersisa jadi tidak ada lagi yang perlu dipraktekkan" ujar Ashley

"Tidak ada? Meskipun itu bab akhir?" tanya Nick. Ashley mengangguk dengan polos "Fokus ceritaku memang bukan disana"

Tidak bisa. Hubungan mereka tidak bisa berakhir begitu saja. Dia harus membuat alasan.

Di ujung kebimbangannya tiba-tiba Nick berharap 98% efektivitas kondom tidak berlaku atau setidaknya ia sempat memakai kondom yang bolong di sex terakhir mereka. Dengan begitu salah satu spermanya mungkin berhasil membuahi benih di rahim Ashley. Bila itu terjadi, dia tidak perlu lagi bersusah payah memikirkan alasan untuk tetap bertemu Ashley ke depannya.

Tapi apa yang dia pikirkan! Dasar bodoh!

"Kalau begitu adegan apapun itu.. selain sex!"

"Adegan apa..?" Ashley balik bertanya karena bingung

"Apa yang akan dilakukan pemeran utamamu di akhir bab?" tanya Nick

"Ehmm.. mereka hanya akan menghabiskan waktu seharian di apartment dengan berbincang" jelas Ashley

Nick terdiam "bukankah adegan itu akan amat sangat membosankan?" tanyanya skeptis

"Aku rasa menghabiskan waktu berdua di apartment tidak begitu membosankan. Mereka bisa menonton, menyanyi, memasak, mengobrol, bermain game.. banyak yang bisa dilakukan. Aku sering menonton seharian bersama Sena dan itu cukup menyenangkan" Ashley tampak percaya diri.

Pria itu tampak mendengus karena tidak memiliki bantahan lain "Baiklah. Kalau begitu mari kita lakukan. Aku akan membantumu untuk adegan terakhir" ia hanya ingin memperpanjang waktu kebersamaan mereka

"Hee? Padahal kau tidak perlu melakukannya! Itu kan adegan biasa dalam novel romantis" ucap Ashley tampak enggan

"Aku sudah bertekad akan membantumu hingga novelmu tuntas. Jadi aku akan membantumu sepenuhnya"

Sebuah alibi untuk terus bertemu denganmu...
Apapun itu asal bisa terus bersamamu.

"Ah! Aku memiliki sesuatu untukmu!" Ashley sontak bangun dan mengambil sesuatu dari dalam lacinya.

Notebook milik Nick.

"Karena kupikir perjanjian kita akan segera berakhir jadi aku ingin mengembalikannya sekarang" ucapnya sembari menjulurkan tangannya, menyerahkan buku itu kepada sang pemilik.

"Aku juga sudah menghapus seluruh foto tentang isi notebook ini dari handphoneku. Kau tidak perlu khawatir!" tambah Ashley melihat Nick yang tampak ragu untuk menerimanya.

Mungkin dulu, Nick akan sangat gembira dan bersenang hati mendapatkan kembali notebook miliknya.

Tapi sekarang, sedikitpun dia tidak merasa senang. Baginya notebook itu sebagai simbol untuk mengakhiri mimpi indahnya bersama Ashley. Tidak ada alasan lagi untuk bertemu dengannya.

Dan tidak tidak pernah ia harapkan. Ashley bisa menahannya saja seumur hidup agar ia tetap punya alasan untuk berada disisi wanita itu.

"Hey. Ada apa? Bukankah notebook ini sangat penting untukmu? Jika kau khawatir aku akan membocorkan isinya.. tenang saja! Sudah kubilang aku ini pintar menjaga rahasia" ujar Ashley penuh percaya diri

"Akan kupastikan tidak akan ada seorang pun yang tahu akan hobby aneh--eh?" Tiba tiba Nick menariknya, mendekapnya dalam sebuah pelukan yang erat "Sebentar saja" bisiknya.

Hembusan nafas terdengar sangat akrab di telinga. Keduanya membagi kehangatan melalui tubuh yang saling merangkul.

Pasti berat huh? Membayangkan hari-harinya mungkin tidak akan lagi sama..

"Jangan merindukanku ya!" Ashley menepuk punggung Nick "Setelah ini kau bisa mengejar wanita yang kau sukai itu"

"Maaf jika aku mengganggu kehidupanmu. Juga terima kasih Nick.."

"Terima kasih atas semuanya.." gumam Ashley. Suaranya terasa sedikit bergetar karena menahan tangis "Terima kasih telah mengajarkan banyak hal.. sungguh terima kasih"

To be continued...

Pleasure MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang