"Aku tidak tahu harus bercerita apa. Tidak ada yang istimewa tentangku" Nick mengangkat kedua bahunya dan berkata dengan terus terang.
"Benarkah tidak ada yang istimewa dari seorang mahasiswa terpopuler di kampus?" Ashley tampak meragukannya
"Ya. Aku terlahir sehat dari keluarga yang biasa saja dan kuliahku lancar..."
"Tidak ada yang istimewa kecuali wajahku yang memang sangat tampan sehingga semua orang di kampus mengidolakanku" Nick terkekeh, merasa sangat bangga dengan wajahnya.
"Maaf aku harus meralatnya. Tapi 'tidak semua orang' selama aku masih berkuliah di sana. Aku sama sekali tidak mengidolakanmu" ujar Ashley menghalau rasa percaya diri Nick yang terlalu melambung tinggi.
Ashley melanjutkan ucapannya "Jika kau ingin rekor murni. Setidaknya kau harus menungguku lulus atau membuatku drop out dari kampus"
"Kenapa harus dengan cara yang seperti itu? Aku tinggal membuatmu menyukaiku saja kan?" Nick tampak menggoda wanita di hadapannya itu
Tapi Ashley tidak mudah terpengaruh "Jangan bermimpi. Itu tidak akan pernah terjadi"
Nick tidak melihat perubahan raut wajah apapun pada Ashley, bahkan tatapan matanya tetap dingin dan datar seperti biasanya "Apa kau benar-benar tidak tertarik padaku? Sedikitpun?" tanya Nick
"Yahh.. kuakui kau memang tampan. Tapi aku sama sekali tidak tertarik pada pria mesum yang mengoleksi hal-hal aneh" ucap Ashley dengan sangat to the point. Wanita itu tertawa kecil.
"Hey! Sudah kubilang aku bukan orang mesum. Aku mengoleksinya karena suatu alasan" Nick melakukan pembelaan diri
"Apakah aku bisa mempercayainya?"
"Kau harus mempercayainya" Nick berdiri dari kursinya dan berdiri di samping Ashley. Pria itu menyentuh pipi Ashley dengan tangan kanannya.
Ashley mendongak untuk menatap mata Nick "Katakan padaku kenapa aku harus mempercayainya?" dan pertanyaannya sekarang lebih tampak seperti sebuah godaan bagi Nick.
"Karena kau tau apa yang akan kulakukan jika kau tidak mempercayainya" Nick menunduk dan mendekatkan wajahnya pada Ashley. Hembusan nafasnya terasa jelas di permukaan leher wanita itu dan sesaat kemudian bibirnya mendarat untuk mengecup leher jenjang milik wanita itu.
Ashley merasa geli ketika Nick mulai mengecup dan menjilat bagian lehernya "Nick.. hh.."
Ashley meletakkan sendoknya dan mengalungkan tangannya pada leher Nick. Merasakan benda basah dan hangat milik Nick merambat di lehernya kemudian perlahan turun ke bagian dadanya.
"Nick.. cukup.. hh.. aku.. percaya.. ahh" ujar Ashley menyerah di tengah rasa gelinya.
Nick mengecup bibir Ashley singkat "Terlambat" pria itu tersenyum kemudian menggendong tubuh Ashley dengan kedua lengan kekarnya.
"Aku akan melanjutkannya di kamar" ujar Nick
"Tapi makananku belum habis" Ashley menunjuk mangkuknya yang masih setengah terisi.
"Kau bisa melanjutkannya nanti"
***
Dering telepon terdengar ketika Ashley masuk ke kamar membawa laptopnya. Nick tampak bangkit dan mengangkatnya dengan malas."Apa?"
"Kenapa kau terdengar ketus sekali?"
"Cepat katakan saja kenapa kau meneleponku"
"Hehe.. aku ingin menitip keripik kentang yang biasa ketika kau pulang nanti"
"Dasar. Berapa bungkus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pleasure Me
RomanceWARNING: MATURE CONTENT!!! (17+) Keseluruhan cerita ini mengandung konten dewasa. Sangat diharapkan kebijakan para pembaca dalam memilih konten bacaan. Terima kasih. *** "Bila kau mempercayaiku, pejamkan saja matamu dan serahkan semuanya padaku. Aku...