Ashley tampak sibuk memilih beberapa sayuran yang hendak ia masak untuk malam spesialnya. Dari arah timur muncul Sena membawa sekantung kentang yang ia peroleh.
"Cukup?" tanya Sena menunjukkan kantung yang ia bawa pada Ashley. Wanita itu mengangguk
"Apa yang ingin kau masak nanti malam? Perlu bantuanku?" tanya Sena kemudian
Ashley menggeleng "Kau bahkan tidak bisa memotong sayur-sayuran dengan baik" ujarnya
"Maksudku aku menawarkan bantuan untuk mencicipi masakannya. Lidahku ini sangat tajam" ujar Sena tersenyum lebar
"Baiklah kau boleh ikut membantu" ujar Ashley "Tapi jangan membuat apartmentku berantakan! Kita punya acara penting malam ini"
"Kenapa kau tidak memesan makanan saja?" tanya Sena mengikuti jejak Ashley yang berjalan kesana kemari melihat jenis-jenis daging
"Nick juga menyuruhku untuk memesan tapi aku sedang ingin memasak" ujar Ashley membandingkan antara dua jenis daging
"Berbicara tentang Nick, dimana pria itu? Kenapa dia tidak menemanimu berbelanja?" tanya Sena "padahal kalian tak terpisahkan beberapa minggu ini sampai aku tersisihkan dan tidak bisa dengan bebas datang ke apartmentmu" tambah Sena membuatnya terdengar dramatis dan menyedihkan
Ashley tertawa kecil mendengar kecemburuan Sena "Karena novelku sudah selesai, Nick kembali ke apartmentnya. Sekaligus dia pergi ke kampus untuk mengurus beberapa hal. Dia akan datang bersama teman-temannya nanti malam" jelasnya
"Kau juga mengundang Bryan?" tanya Sena
Ashley mengangguk "Tentu saja. Meskipun dia tidak berjanji untuk datang"
Sena mengangkat sebelah alisnya "Nick mengetahuinya?" dia mulai tampak berhati-hati
"Aku memberitahunya bahwa aku ingin mengundang Bryan dan ia mendukungnya. Tidak ada masalah yang perlu kau khawatirkan" ujar Ashley menepuk pundak Sena.
Sena mengangguk lega setelah mendengarnya. "Teman-teman Nick.. apa kau sudah mengenalnya?"
"Aku sudah mengenal Ian. Tapi aku belum mengenal teman wanitanya yang bernama Vienna" ujar Ashley. Ia berbalik dan mendorong trolleynya
"Ahh.. si Vienna" gumam Sena
"Kau mengenalnya?" tanya Ashley penasaran
"Tidak. Tapi aku tahu dia cukup sering bersama Nick. Semua wanita iri padanya karena dia sangat dekat dengan Nick" ujar Sena segera menyusul Ashley yang mendorong trolleynya ke arah kasir
"Benarkah? Kalau begitu mereka pasti sangat dekat"
"..aku bukannya mencurigainya, Ash. Tapi aku rasa kau harus tetap waspada dan berhati-hati padanya" ucap Sena
Ashley membuka dompetnya, tampak tidak menghiraukan ucapan Sena "Kenapa begitu? Kau sedikit berlebihan. Aku bahkan belum mengenalnya, Sen" ujarnya
Sena mengangkat kedua pundaknya "Hanya berjaga-jaga jika ternyata dia menyukai Nick"
Wanita itu menambahkan "Ingat, kau itu sedang mengencani pria nomor 1 di kampus kita. Bahaya bisa datang dari manapun"
"-termasuk aku! Kau harus waspada padaku karena aku salah satu penggemar pacarmu"
Ashley terkekeh mendengarnya "Benar, kau mengaguminya. Tapi aku tau kau lebih menyayangiku daripada apapun" ujarnya percaya diri
"Kau terlalu percaya diri" gumam Sena. Dia kesal karena apa yang dikatakan Ashley benar adanya.
"Intinya berhati-hatilah.. aku tidak ingin kejadian dulu terulang. Meskipun terulang, aku ingin kau lebih siap menghadapinya. Kali ini jangan melarikan diri lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pleasure Me
RomanceWARNING: MATURE CONTENT!!! (17+) Keseluruhan cerita ini mengandung konten dewasa. Sangat diharapkan kebijakan para pembaca dalam memilih konten bacaan. Terima kasih. *** "Bila kau mempercayaiku, pejamkan saja matamu dan serahkan semuanya padaku. Aku...