42 - End

43.4K 2K 114
                                    

2 tahun kemudian

"NICKY!!!" Teriakan menggelegar itu mengagetkan Nick yang sedang menonton sesuatu di laptopnya. Pria itu dengan cepat menutup layar laptopnya ketika melihat seseorang yang dengan tidak sopan masuk ke ruangannya tanpa mengetuk pintu.

Ya sebenarnya dia memang tidak perlu mengetuk pintu. Wanita miliknya itu memang bebas keluar masuk di seluruh asetnya termasuk ruang kerjanya.

"Apakah aku mengganggumu?" tanya Ashley ragu melihat raut wajah panik pria itu. Padahal dia berniat memberikan surprise dengan datang tiba-tiba ke perusahaan pria itu.

"Oh? Tidak. Tidak apa-apa" ujar Nick. Pria itu merentangkan tangannya menyambut Ashley dengan pelukan hangat. Melepaskan kerinduan yang sudah tertahan selama seminggu karena keharusannya untuk pergi ke luar kota.

"Aku merindukanmu" Ashley naik ke pangkuan pria itu dan mengecup pipinya

Benar-benar tidak terasa dua tahun telah berlalu semenjak pertemuan pertama mereka. Banyak hal yang terjadi. Nick lulus dan membangun perusahaannya yang kini sudah lumayan berkembang pesat menjadi kantor berlantai tiga.

Kemudian Vienna memutuskan pergi dan melanjutkan studinya di Sydney. Meskipun tidak berteman dekat, setidaknya dia dan Ashley saling memfollow di media sosial.

Satu tahun berikutnya, Ashley dan Sena lulus bersama. Disusul dengan kabar mengejutkan dan sangat tak terduga bahwa sahabatnya itu berpacaran dengan Ian dan hubungan itu masih berlangsung hingga sekarang. Sejak kapan mereka berdua menjadi dekat? Ashley benar-benar tidak tahu, tiba-tiba saja mereka sudah bergandengan tangan. Teman macam apa dirinya ini?

Lalu tepat beberapa bulan yang lalu novelnya mendapat tawaran untuk dijadikan sebuah film. Lalu tebak siapa pemeran utama pria nya?
Bryan! Pria itu akan memerankan karakter Arthur dan segala adegan seks yang akan disajikan. Mengejutkan? Tentu saja.
Ashley senang bukan main. Dia bahkan membuat sebuah kue 3 tingkat untuk merayakannya, Nick sampai tak bisa berkata-kata ketika pulang dan melihat kue setinggi itu di atas meja makan. Nick sempat berpikir ada yang menikah di apartment itu karena kue itu lebih cocok berada di pesta pernikahan.

Hubungannya dengan Nick? Tentu saja seperti pasangan pada umumnya. Kadang kesal tapi kadang rindu. Mereka sering berdebat mengenai hal-hal kecil seperti kalimat pada novel yang ditulis Ashley, remote tv yang dihilangkan Nick, genre film untuk ditonton, maupun mengenai siapa yang seharusnya membersihkan apartment. Ashley kadang kesal karena Nick selalu membersihkan apartment padahal pria itu harus bekerja. Padahal Ashley bisa membersihkannya karena dia bekerja di rumah. Sayangnya pria itu selalu bangun lebih cepat darinya.
Meskipun begitu, seminggu tidak bertemu pria itu saja sudah cukup membuat Ashley menderita. Dia bahkan sempat mengenakan kemeja Nick di malam hari agar bisa tertidur.

Intinya, Ashley sudah sangat tergila-gila pada pria itu.

"Bukankah kau ada rapat dengan sutradara hari ini?"

Ashley mengangguk "Setelah rapat kami makan siang bersama. Tempatnya tidak jauh dari sini. Jadi sekalian saja aku datang menghampirimu"

"Maaf belum sempat pulang. Aku sampai jam 7 pagi tadi dan harus langsung kemari" ujar Nick

Ashley memainkan rambut pria itu yang tampak sedikit berantakan "Tidak apa-apa. Aku tahu betapa sibuknya pacarku ini mengurus perusahaan. Lihatlah, seminggu tidak bertemu kau malah semakin tirus dan kantung matamu menebal"

"Aku sangat lelah. Tapi mengingat betapa aku ingin membelikanmu lambo membuatku kembali bersemangat"

Ashley tertawa mendengarnya. Sesungguhnya dia tidak terlalu mengharapkannya. Tapi baguslah jika itu bisa memotivasi Nick.

Pleasure MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang