4 - Introduction

49.4K 2K 12
                                    

Aroma kopi menyelimuti salah satu cafe dengan nuansa eropa yang terletak tidak jauh dari apartment Ashley. Salah satu alasan Ashley menyukai cafe ini adalah karena aroma kopinya yang sangat khas dan mampu membuatnya nyaman terutama saat menulis novelnya.

Tapi saat ini, di siang hari yang cerah ini Ashley tidak kemari untuk menulis novel melainkan untuk bertemu dengan seseorang.

Bunyi bel pintu membuat Ashley mendongak dan mengarahkan pandangan ke arah pintu. Ia tersenyum. Tamunya sudah datang.

"Apa kau menunggu lama? Maaf aku terlambat" Nick duduk di hadapannya dan meletakkan tas punggungnya di sampingnya.

"Aku baru saja tiba" ujar Ashley

Seorang pelayan datang dan membawa menu "Silahkan"

"Aku akan pesan seperti biasanya" ujar Ashley kepada sang pelayan. Pelayan itu memahaminya karena sudah terlalu sering melihat Ashley berada di cafe ini.

Nick tampak bingung untuk memilih. Ashley berkata "Fettuccini carbonara disini yang terbaik" dia memberikan rekomendasi

"Ah! Kalau begitu aku pesan itu satu dan satu ice americano" ucap Nick menyampaikan pesanannya pada sang pelayan.

Pelayan itu mengulang pesanannya kemudian berlalu pergi membawa buku menunya.

"Baiklah. Jadi kapan kita bisa memulainya?" tanya Ashley to the point.

"Hey. Kenapa kau sangat terburu-buru?" Nick sedikit tertawa melihat Ashley tampak sangat agresif

"Aku hanya ingin segera menyelesaikan novelku" ujar Ashley dengan polosnya.

Nick menarik nafasnya kemudian mulai menyampaikan apa yang telah dipikirkannya semalaman.

"Sebelum itu.."

"Pertama-tama, dengarkan aku, aku.." Nick menunjuk dirinya sendiri

"Aku bukanlah pria murahan yang akan tidur dengan wanita mana saja yang baru kutemui" ucap Nick.

Ashley mengangguk acuh tak acuh "Baguslah. Itu berarti aku tidak perlu khawatir akan tertular penyakit seksual atau sejenisnya"

"A.. ap.. apa?"

"Aku dengar orang bisa terkena penyakit menular seksual karena sering bergonta-ganti pasangan." ujar Ashley menatap lawan bicaranya dengan polos.

Nick tidak percaya ini. Ia sedang berusaha memperbaiki reputasinya di hadapan perempuan yang memandangnya rendah itu.
Tapi apa yang terjadi? Perempuan itu malah membahas tentang penyakit menular seolah-olah dia pria kotor yang berpotensi besar menularkan penyakit padanya.

Wahh.. wanita ini benar-benar. Apakah hanya itu yang dia pedulikan?

Hah! Lalu kenapa kau mau berhubungan denganku bila kau takut tertular penyakit? Dasar perempuan gila!

"Nicholas?" panggil Ashley menyadarkan Nick dari lamunannya

"Ahh... iya. Jadi maksudku, aku ingin kita saling mengenal terlebih dahulu sebelum melakukannya" ujar Nick mengajukan permintaannya. Sebenarnya itu tidak penting, tapi Nick ingin menunjukkan bahwa dia bukan pria sembarangan.

Ashley mengangguk lalu berkata "kalau begitu kau bisa bertanya apapun tentangku"

"Oh! Lalu.." Nick menjulurkan tangannya.

"Kita belum pernah berkenalan secara formal. Jadi akan kuulangi-"

"Perkenalkan, namaku Nicholas Aaron."

Ashley menyambut tangan itu dan tersenyum "Namaku Cariella Ashley. Senang bertemu denganmu"

Beberapa saat kemudian pesanan mereka datang dan mereka sibuk menyantap makanan masing-masing hingga Nick kembali membuka pembicaraan.

"Kau pasti sangat menyukai sastra" ujar Nick

Ashley menggeleng "aku hanya suka menulis bukan berarti aku menyukai sastra. Awalnya aku bahkan mendaftar ke jurusan bisnis"

"Wah benarkah?"

"Iya! Lalu setelah kupikirkan lagi, aku lebih tidak suka menghitung angka dibanding sastra"

Nick tertawa mendengarkan Ashley yang asyik bercerita. Tanpa sadar Nick terus memandangi perempuan yang ada di hadapannya itu.

Perempuan ini menarik juga.

"-tapi ternyata setelah aku masuk ke sastra. Aku mulai menyesali pilihanku"

"By the way, berapa umurmu?" tanya Ashley

"Aku? 23 tahun" jawab Nick

"Ahh.. berbeda 2 tahun denganku. Aku seharusnya memanggilmu kakak"

"Tidak perlu, itu mungkin akan terdengar aneh. Semua temanku tetap memanggilku dengan nama meski umurku lebih tua" ujar Nick

"Kenapa kau belum lulus?" tanya Ashley

"Bukannya belum lulus. Aku sempat terlambat masuk kuliah dan sempat mengambil cuti juga" ujar Nick

"Ahh.. begitu" Ashley mengangguk meskipun ia masih penasaran dengan alasannya. Ashley merasa tidak perlu tahu lebih dalam dan mencampuri urusan pribadi Nick.

Tiba-tiba suatu pertanyaan terbesit di pikiran Nick.

"Dimana kita akan melakukannya? Kita tidak bisa menggunakan apartmentku karena aku tinggal bersama Ian" ujar Nick 

"Ian?"

"Temanku" jelas Nick

"Kita bisa menggunakan apartmentku. Aku tinggal sendirian. Lagipula aku yang membutuhkan bantuanmu" ujar Ashley

"Lalu bagaimana aku menyebut hubungan kita? Sex-friend?" gumam Ashley tampak berpikir

Nick mengangguk "Kau bisa menyebutnya begitu"

"Tentang permintaanmu itu.. aku penasaran kenapa kau mau melakukannya hanya demi novelmu?" tanya Nick yang sebenarnya sejak pertama penasaran akan hal tersebut.

"Apa benar alasannya hanya novel? Bukan karena kau tertarik padaku?" tanya Nick asal menebak

"Jika aku tertarik padamu, aku tidak akan membuat kesepakatannya denganmu. Dan lagi.. aku tidak suka pria mesum yang mengoleksi ukuran payudara wanita di notebooknya" Ashley berkata dengan sarkatis.

Nick menghela nafas kasar "aku tidak mesum!"

"Ya.. yaa.. aku akan mencoba mempercayainya." ujar Ashley

"Kau belum menjawab pertanyaanku. Aku serius penasaran."

"Mungkin terdengar sepele, tapi seperti seorang penyanyi yang harus menghayati dan memahami lirik lagu yang dia nyanyikan, bagiku penulis juga harus seperti itu" jawab Ashley dengan senyum kecil dan rasa percaya diri yang menyelimuti dirinya.

Ashley sangat mencintai pekerjaannya sebagai penulis, itulah hal pertama yang diketahui pasti oleh Nick.

"Kenapa tidak mencoba one-night... ahh.. penyakit menular" Nick membatalkan pertanyaannya setelah mengingat pembicaraan mereka beberapa saat yang lalu.

Ashley tersenyum ragu, entah dia harus mengatakannya atau membiarkan Nick tau dengan sendirinya.

"Nicholas..." panggil Ashley kemudian

"Ya?" tanya Nick

"Apapun yang terjadi. Aku sangat memohon bantuanmu" ujar Ashley tersenyum dengan tulus.

Nick tampak tidak mengerti tapi dia mengangguk saja mengiyakan.

"Apa kau senggang setelah ini?" tanya Nick kemudian

Ashley mengangguk "Aku tidak ada kelas lagi setelah ini"

"Baguslah. Kalau begitu mari pergi ke apartmentmu" Nick memandang Ashley dengan penuh keyakinan. Bukankah lebih cepat lebih baik? Jadi ia tak perlu berlama-lama berurusan dengan wanita ini.

Mari tunjukkan seberapa ahli diriku ketika berada di atas ranjang. Aku akan sangat memuaskannya lalu dia akan bertekuk lutut dan memohon padaku.

To be continued...

Pleasure MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang