💥 Tiga belas

3.5K 331 24
                                    


     Suasana hati Jungkook memburuk. Entah kenapa hatinya terasa sangat sakit. Sangat, bahkan lebih sakit dari sebuah tusukan pisau berkarat. Satu jam yang lalu ia menjemput Lisa di studio televisi swasta dimana Lisa mengisi sebuah acara dan saat tiba di Loby ia mendapati Lisa tengah tersenyum bahagia setelah mendapat cincin dari Sehun. Tidak hanya tersenyum saja, tetapi Lisa terlihat tersipu malu.

Padahal Jungkook berniat ingin menyatakan perasaan yang sesungguhnya kepada Lisa tetapi mau bagaimana lagi? Apakah Lisa hanya mempermainkan perasaannya saja? Atau Lisa hanya menganggapnya sebagai adik saja? Jungkook tidak tahu. Bahkan ia sudah menyiapkan cincin dari mendiang ibunya untuk Lisa, tetapi sayangnya tempat dimana cincin dari Jungkook sudah ditempati lebih dulu oleh cincin pemberian orang lain. Sungguh sesak hati Jungkook saat ini. Jungkook sangat takut bila Lisa meninggalkannya dan melupakannya.

Disinilah Jungkook berada. Di rumah kontrakan kecil tempat dimana ia tinggal dan merenungkan hatinya. Tentu saja ditemani dengan sebatang rokok dan bir. Mungkin ini adalah sebuah pelampiasan yang terbaik untuk menenangkan hatinya yang sedang dilanda gejolak cinta yang menyakitkan.

Jungkook menatap kosong layar televisi. Sepertinya melamun lebih menyenangkan daripada mengamati layar kaca tersebut.

PLAK!!!

Pipi Jungkook terasa panas. Tamparan yang begitu nyaring membuat seisi ruangan mencekam. Ternyata Lisa yang menampar Jungkook. Kedua mata Jungkook enggan menatap mata Lisa karena Jungkook takut dengan memori menyakitkan satu jam yang lalu.

Nafas Lisa naik turun. Kedua matanya sudah dipenuhi kumpulan air mata yang siap terjun kebawah. Lisa kecewa. Tentu saja kecewa, karena Lisa tidak suka melihat Jungkook merokok apalagi meminum minuman tidak sehat seperti bir. Padahal sudah berkali-kali Lisa melarang agar tidak menyentuh rokok dan minuman mematikan lainnya.

"Sudah berapa kali aku katakan padamu, Jung?! Aku tidak suka melihatmu merokok dan meminum bir!" bentak Lisa memenuhi seisi ruangan.

Jungkook berubah menjadi tuli. Biasanya Jungkook akan takut bila Lisa memarahinya, tetapi untuk kali ini sepertinya tidak. Jungkook malah menghisap rokoknya dengan begitu tenang.

"Kau mau rokok?" tawar Jungkook membuat Lisa semakin terbawa amarah. Lisa langsung merebut rokok dari mulut Jungkook lalu membuangnya dan menginjaknya.

PLAK!!!

"Sikapmu benar-benar kelewatan, Jung! Aku sangat kecewa padamu!" bentak Lisa dengan amarah berapi-api.

Jungkook lemah. Melihat Lisa menangis membuat hatinya teriris dan ia ingin sekali merengkuh Lisa untuk menenangkannya. Tetapi ego Jungkook jauh lebih besar. Jungkook malah bersikap acuh.

Kedua mata Jungkook tak sengaja melihat kearah cincin mewah yang tersemat di jari manis Lisa. Terlihat sangat mewah dan mahal dan berbanding terbalik dengan cincin miliknya.

"Lepaskan aku, Noona. Biarkan aku hidup seperti dulu lagi."

POSSESIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang