💥 Dua puluh enam

3K 229 4
                                    





     Jimin mengambil sebuah puding pandan buatan Lisa dari dalam kulkas. Padahal satu tangannya tengah menggenggam satu buah apel fuji yang ia gigit setengah penuh. Satu buah apel saja masih kurang untuk Jimin sendiri. Maka dari itu ia mengacak-acak seluruh isi kulkas Jungkook demi mengisi perutnya. Sepertinya Lisa menyetok banyak makanan di kulkas Jungkook supaya kekasihnya itu tidak kelaparan.

"Sepertinya lezat." gumam Jimin setelah meletakkan puding pandan itu ke meja makan. Jimin mengambil kursi dan tangannya telah bersiap untuk meraih sepotong puding pandan tersebut.

"Siapa kau?" Jimin langsung menoleh saat ia hampir melahap puding pandan tersebut. Ternyata Lisa yang mengganggu acara makan Jimin.

"Yakk! Kembalikan pudingku!" kesal Jimin menatap sebal pada Lisa. Lisa menjauhkan  puding pandan tersebut dari Jimin tetapi Jimin terus berusaha untuk mengambil puding pandan itu dari Lisa.

"Puding ini khusus untuk Jungkook. Kau tidak boleh memakannya satu gigit pun!" tegas Lisa pada Jimin.

"Tentu saja boleh. Aku ini soulmate Jungkook. Kau harus tahu itu Nona." ucap Jimin membuat Lisa jengah. 

"Ada apa ini? Apa yang kalian ributkan?" sahut Jungkook yang kini berjalan menghampiri Lisa dan Jimin sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Noona, sejak kapan kau datang?" tanya Jungkook pada Lisa. Jimin terabaikan dan malah mendengar percakapan sepasang kekasih ini.

"Baru saja. Oh iya, malam ini aku ingin mengajakmu kesuatu tempat. Cepatlah bersiap. Aku akan menunggumu di sini." ucap Lisa langsung membuat Jimin melotot kemudian menarik pergelangan tangan Jungkook agar berada disampingnya.

"Enak saja kau ini. Aku sudah lebih dulu mengajak keluar Jungkook  duluan." tegas Jimin membuat Lisa semakin kesal tidak karuan.

Lisa langsung merebut Jungkook untuk berada disampingnya. Ia tidak rela jika pria bernama Jimin ini menyentuh Jungkook sedikit pun. "Jungkook ini pacarku. Jadi aku bebas mengajaknya kemana saja!" tegas Lisa dengan keras.

"Sudah cukup! Dari pada melihat kalian berdua ribut, lebih baik aku tidur." 


POSSESIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang