POSSESIVE

💥 Dua puluh lima

     Jungkook berkali-kali melempar kerikil kecil ke danau. Suasana hatinya sedang memburuk. Sejak pertemuan singkat dengan ayah Lisa membuat suasana hatinya memburuk. Jungkook terus diam dan ia tidak ingin berbicara banyak hari ini.

Lisa yang berada di samping terus memperhatikan wajah separuh Jungkook. Ia sengaja membawa Jungkook ke danau yang tidak terlalu jauh dari perkotaan karena Lisa sendiri tahu bila suasana hati Jungkook sedang dilanda kegalauan.

Jemari lentik Lisa menyentuh kelima jemari Jungkook. Jungkook otomatis berhenti melempar kerikil ke danau lalu menoleh dan memperhatikan wajah Lisa dengan ekspresi penuh tanya.

"Pipimu terlihat cukup tirus. Apakah kau jarang makan makanan yang telah aku kirim padamu?" tanya Lisa dengan raut khawatir.

Jungkook menggeleng. "Aku selalu memakan makanan yang selalu kau kirimkan padaku." jawab Jungkook membuat Lisa mengeryit curiga.

"Jangan bohong, Jung... Lihat! Pipimu tidak segembul beberapa hari yang lalu." omel Lisa masih menduga Jungkook berbohong.

Belum sempat menjawab tiba-tiba Lisa kembali menyela ucapan Jungkook. "Apa kau masih kepikiran tentang perkataan Ayah?" sela Lisa terlihat sendu.

Jungkook menghela napasnya kemudian mengambil kerikil dan kembali melemparnya ke danau. "Noona, bisakah kau tidak membahasnya dulu? Aku malas membahas hal itu." jelas Jungkook kembali dengan suasana hati yang buruk.

"Kalau kau tidak ingin membahas hal itu lalu kenapa kau terus diam dan mengabaikan aku?" tekan Lisa cukup jengah dengan keadaan ini. Lisa tidak suka Jungkook yang diam. Ia ingin melihat Jungkook seperti Jungkook biasanya.

"Aku diam karena aku sedang menyusun sebuah rencana agar aku bisa menjadi orang kaya. Kalau aku kaya pasti Ayahmu akan merestui hubungan kita." jelas Jungkook dengan nada pelan agar Lisa mengerti dengan maksudnya.

"Jung..."

"Tenanglah, kalau aku kaya aku akan segera menikahimu dan kau tidak perlu menjadi artis lagi karena aku akan mencukupi semua keperluanmu." jelas Jungkook membuat Lisa terdiam.