💥 Dua puluh dua

3.1K 276 23
                                    

   
Note : Yuk, klik bintang di bawah supaya authornya update cerita lebih panjang lagi dan jangan lupa komen sebanyak-banyaknya supaya authornya lebih semangat lagi 😊




  Jungkook kembali ke apartemen Lisa tepat pukul tujuh malam. Tentu saja ia kembali dalam keadaan letih. Ternyata menemani seorang gadis yang baru saja ia kenal sungguh melelahkan. Apalagi setelah sadar dari operasinya Jennie meminta Jungkook untuk terus menemaninya hingga ia tertidur. Jennie sangatlah berbeda dengan pertemuan awal. Awalnya Jennie sangat angkuh dan tak ingin meminta bantuan siapa pun, tetapi nyatanya berbanding terbalik. Sungguh diluar dugaan.

Beruntung Lisa pulang malam dan jika Jungkook menceritakan semuanya pada Lisa pasti Lisa akan beranggapan yang tidak-tidak dan ujung-ujungnya terjadi sebuah kesalah pahaman. Maka dari itu Jungkook lebih baik menyimpan ini semuanya dalam hati saja. Karena Jungkook tidak suka keributan.

Suara pintu apartemen terdengar ditelinga Jungkook. Sepertinya Lisa sudah pulang. Jungkook tercekat dan langsung melompat kekasur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Kemudian ia memejamkan kedua matanya untuk berpura-pura tidur.

"Jung!" panggil Lisa dengan nada khawatir. Lisa kini sudah berada didalam kamar. Tentu saja untuk mencari Jungkook dan memastikan bahwa Jungkook sedang tidak kemana-mana hari ini. Sedari tadi Lisa terus memikirkan Jungkook karena Jungkook tidak mengangkat telfon darinya. Tentu saja Lisa khawatir karena tak ingin melewatkan kabar dari pasangannya ini.

"Ah, syukurlah kalau kau baik-baik saja." gumam Lisa sambil menghembuskan nafas leganya. Lisa mendekati tempat tidur lalu duduk di pinggiran tempat tidur untuk memperhatikan wajah tidur Jungkook. Sangat tampan dan menggemaskan. Lisa merasa sangat beruntung berpacaran dengan pria yang lebih muda darinya ini. Jungkook merupakan pria lembut dan penuh perhatian. Tanpa sadar Lisa tersenyum saat memandangi wajah tampan kekasihnya.

"Cepat sembuh, Jung. Aku mencintaimu. Hmm... Sepertinya aku harus tidur di kamar tamu."

○○○

Jungkook dan Lisa berjalan beriringan sambil bergandengan tangan. Pagi-pagi sekali Jungkook sudah mengajak Lisa untuk menikmati indahnya pantai bersama. Awalnya Lisa melarang karena kondisi Jungkook yang masih belum sehat. Tetapi kali ini Jungkook menolak dan berisi keras untuk mengajak Lisa ke pantai.

"Noona, apa kau senang?" tanya Jungkook disela-sela senyum bahagianya. Lisa mengangguk. Lisa sendiri sangat senang bila Jungkook mengajaknya kesini. Karena Lisa sangat senang bisa menghabiskan waktu bersama Jungkook.

"Noona, kenapa kau terus menatapku seperti itu? Aku tampan ya?" goda Jungkook dengan nada percaya dirinya. Sementara Lisa terus menatap Jungkook atau lebih tepatnya menatap bibir alami milik Jungkook. Entah kenapa jantungnya berdetak dengan cepat. Padahal Lisa hanya menatap bibirnya saja tetapi entah kenapa jantungnya berdetak dengan cepat seperti ini.

Entah dorongan dari mana Lisa mulai memajukan wajahnya. Lisa hanya menuruti kata hatinya saja. Sementara Jungkook langsung membelalakkan kedua matanya. Sepertinya Lisa ingin mencium bibirnya.

"Noona!'' cegah Jungkook langsung mendorong pelan kedua bahu Lisa. Jungkook harus menyadarkan Lisa sekarang juga. Jungkook tidak akan membiarkan setan-setan biadap mempengaruhi Lisa dengan bisikan-bisikan buruk.

Jungkook kembali menarik wajah Lisa untuk mendekat. Kemudian ia mencium lama kening Lisa. Sambil menikmati ribuan kupu-kupu yang menggelitiki perutnya. Hanya ini yang Jungkook berikan. Sebuah ciuman di daerah kening dan pipi. Untuk daerah bibir, Jungkook akan melarangnya dengan tegas.

Jungkook melepaskan ciuman lembut dikening Lisa. Lisa terlihat begitu malu saat ini. Harga dirinya sebagai wanita tiba-tiba runtuh begitu saja.

"Maaf, aku tidak ingin merusakmu, Noona. Dari awal tujuanku hanya ingin menjagamu dan melindungimu, bukan merusakmu. Jangan lakukan hal ini lagi, Noona." jelas Jungkook terlihat sangat serius saat mengucapkannya.

"Kenapa kau menolakku? Bukankah kita ini berpacaran? Wajar jika kita melakukannya." ucap Lisa.

"Bukankah aku sudah bilang padamu barusan, aku tidak ingin merusakmu. Pacaran hanyalah sebuah kebersamaan sementara menuju kebersamaan yang serius. Menurutku, pacaran tidak harus dibumbui dengan nafsu setan tetapi, dengan cinta biasa yang tulus dan sederhana tanpa adanya nafsu setan." terang Jungkook benar-benar membuat Lisa terharu. Lisa merasa dirinya dispesialkan oleh Jungkook. Jungkook memang pria terbaik yang ia miliki maka dari itu keinginan untuk tidak melepas Jungkook malah semakin bertambah kuat.

"Noona, kenapa kau menangis? Apakah kata-kataku menyakitimu?" tanya Jungkook sangat khawatir saat Lisa mulai menangis. Sepertinya Jungkook melakukan sebuah kesalah besar sehingga membuat Lisa menangis.

"Jung, berjanjilah untuk terus bersamaku."

"Aku berjanji padamu."

○○○

Lima hari kemudian..

Jennie baru saja keluar dari rumah sakit dengan hadiah beberapa jahitan bekas operasi usus buntu di perutnya. Ia sedikit tertatih saat berjalan sepertinya sisa-sisa operasi tersebut masih terasa dan tentu saja belum mengering total. Ia berjalan menuju pintu apartemen.

Disaat itu juga Jungkook dan Lisa juga terlihat berjalan menuju pintu apartemennya. Mereka berjalan beriringan dengan Lisa yang terus menggandeng lengan Jungkook dengan erat. Saat itu Jennie tidak sadar bila ada dua orang yang berjalan dibelakangnya adalah Jungkook dan Lisa.

"Jennie, apakah itu kau?" tegur Lisa kini sudah berdiri disamping Jennie bersama Jungkook. Jungkook sebenarnya khawatir dengan keadaan Jennie tetapi, ia harus memproritaskan Lisa demi apa pun karena Lisa adalah kekasihnya saat ini.

"Lisa!" kejut Jennie langsung bersorak girang dan memeluk Lisa dengan erat. Sama seperti Jennie, Lisa juga terlihat senang saat bertemu dengan Jennie. Perlu diketahui, bila Lisa dan Jennie merupakan sepasang sahabat sejak sekolah dasar yang terpisah lama karena Jennie harus ikut kedua orang tuanya di Barcelona. Wajar bila mereka berdua berteriak girang seperti ini karena keduanya baru saja bertemu setelah terpisah selama bertahun-tahun.

"Jennie, kau ini sombong sekali tak mau membalas e-mail dariku?" omel Lisa membuat Jennie terkekeh.

"Maafkan aku, Lisa. Bagaimana aku bisa membalasnya jika aku sendiri lupa dengan kata sandi e-mailku sendiri." ucap Jennie sambil tertawa. Lisa hanya mendengus dengan kebiasaan lupa sahabatnya.

Jungkook yang sedari tadi menyaksikan pertemuan kedua sahabat ini akhirnya angkat bicara, "Bagaimana kalau kita berbincang didalam saja. Tidak enak bila berbincang diluar." ucap Jungkook.

"Itu saran yang bagus, Jung. Oh iya, aku akan membuatkan jus semangka untuk kalian berdua." ucap Lisa langsung diangguki keduanya.

○○○


Jungkook menghampiri Jennie yang terduduk di sofa tamu. Ia duduk dipinggiran sofa dan tidak bersebelahan dengan Jennie. Sementara Lisa masih sibuk membuatkan jus semangka untuknya dan juga Jennie.

"Bagaimana dengan keadaanmu?" tanya Jungkook membuka suara.

"Aku baik tapi, masih terasa perih di perut." jawab Jennie.

"Kau ini darimana saja? Aku menelfonmu dari tadi tapi kau tidak mengangkatnya. Kau ini darimana saja?" omel Jennie karena Jungkook tidak menjawab telfon darinya.

"Aku harus menemani Lisa Noona berkegiatan." jawab Jungkook.

"Kau kan sudah berjanji akan mengantarku setelah selesai operasi." omel Jennie dengan kesal.

"Maaf." jawab Jungkook merasa tidak enak hati.

"Dasar bodoh! Aku hanya bercanda." ucap Jennie sambil tertawa garing. Jungkook hanya memutar kedua bola matanya karena terjebak dengan ucapan Jennie.

"Oh iya, jadi berita itu benar? Kau dan Lisa benar-benar menjalin hubungan rahasia?" tanya Jennie.

"Iya, itu benar. Aku dan Lisa Noona sudah sepakat untuk membiarkannya." jawab Jungkook.

"Jung, bolehkah aku bertanya?"

"Silahkan."

"Apakah kau benar-benar mencintai Lisa?"

"Hah?"




POSSESIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang