Hai gaess, jumpa lagi sama saya di cerita Eleminar: The Prince of Airial ( udah kayak yutub aja :D )
Ceritanya udah update nih, dan sebelum membaca, silahkan tekan gambar bintang di bawah ini kalau memang cerita saya asyik dan layak untuk dibaca :)
Ok, Happy reading, and have a nice day ....
---------------------------------
"Profesor? Apa yang anda lakukan di sini?" tanyaku heran.
"Lho ... memangnya tidak boleh ya? Ayahmulah yang telah mengundangku kemari, tanpa alasan yang jelas," ucap profesor itu sambil menatap ayahku penuh heran.
"Hahaha ... Aku hanya ingin berjumpa dengan kawan lamaku, sekedar untuk bernostalgia, dan juga ... untuk membahas suatu hal yang penting."
Ayahku sontak menyalaminya seperti kawan lama, lalu duduk di sebelahnya.
"Hey Raka, kau mengenal orang itu?" tanya Toni sambil berbisik.
"Dia cuma seorang dosen aneh dari kampusku," balasku padanya.
Aku dan Toni memang berada di sekolah dasar yang sama, dan di kelas yang sama pula. Namun, karena kejeniusanku yang bahkan mampu mengungguli semua guru yang ada di sekolah, aku pun diluluskan setahun lebih cepat dari siswa lain, dan langsung masuk ke sekolah menengah favorit.
Di sana pun, aku diikut sertakan dalam program acceleration-class yang merupakan kumpulan dari pelajar terbaik di seluruh negeri, dan hanya menjalani program pembelajaran selama beberapa tahun saja, hingga akhirnya aku lulus dengan predikat sebagai 'best graduate' dan berhasil mendapatkan nilai tertinggi di seluruh sekolah.
"Pelayan ... segera siapkan makanan untuk kami semua," perintah ayahku pada seorang kepala pelayan.
Kami pun duduk di kursi meja makan yang sangat cantik dan bertekstur kayu.
Desain interior maupun eksterior di seluruh istana ini memang di desain klasik, mirip seperti abad ke-50 setelah dunia terbentuk, di saat kapal-kapal masih menggunakan layar, dan para prajurit masih bertempur dengan menggunakan pedang dan panahan.
Meski begitu, istana ini juga dilengkapi dengan teknologi canggih baik di bidang fasilitas, maupun persenjataan.
Hampir seluruh ruangan di istana dilengkapi dengan artificial intelligence canggih yang memungkinkan kami untuk mengontrol seluruh fasilitas istana, hanya dengan menggunakan suara.
'Raven, raise the room temperature, now!'
'Sorry sir, your acces was denied.'
"Apa? Kenapa?" tanyaku keheranan.
"Ah ... maaf Raka, barusan ada peningkatan sistem yang membuat seluruh data pengguna telah direset. Ayah lupa belum menambahkan user datamu, sebentar ya ..."
Ayah langsung menekan tombol di bawah meja, dan seketika tekstur kayu yang ada di meja berubah menjadi panel digital yang mirip seperti gadged raksasa.
"Wah ... ini keren sekali, tadinya kukira ini kayu asli," ucap Toni sambil melihat-lihat meja itu.
Dia memang tinggal di istana ini, tapi hanya di bagian barak militer, yang tentunya tidak ada fasilitas secanggih ini.
"Eh ... kenapa aksesku juga ditolak?" ucap ayahku yang kebingungan, sambil menekan-nekan tombol digital di mejanya.
"Hehehe ... maafkan kelancangan hamba paduka. Tolong, jangan anda penjarakan hamba," ucap profesor itu sambil terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eleminar : The Prince of Airial
Fantasi#Just a story tale about the fourth elements. Kalian kira, jadi pangeran itu gampang? Haha ... lucu, karena mungkin cuma aku, satu-satunya manusia (atau mungkin bukan) yang sudah muak hidup di kerajaan. Lagi pula apa enaknya? Kemewahan tidak seband...