For Justice

52 11 1
                                    

Karena kemaren ane lupa gk post, jadi sekarang langsung post 2 chapter aja yak :D

Happy reading, and keep calm

.

.

.


Aku masih terdiam, mencerna apa yang baru saja terjadi.

Seketika di depanku, muncul sebuah gelombang setinggi nyaris 20 meter, yang langsung mengarah ke pria misterius itu beserta peliharaanya yang sebesar pulau.

"MATI KAU!!" teriak Roshan sambil meloncat ke arah pria itu, diikuti kawalan gelombang raksasa di belakangnya.

'PLAAK!!'

Pukulan Roshan yang mengarah pada pria itu, seketika ditahanya hanya dengan satu tangan.

Bersamaan dengan itu, gelombang besar yang berada di belakang Roshan pun ikut terhalang oleh tabir pelindung yang dikeluarkan oleh pria itu.

"Hey, kau pikir kau siapa? Beraninya kau menyerangku seperti itu," ucap pria itu sambil meremas kepalan tangan Roshan.

"Kau lah yang sudah membunuh kekasihku!" ucap Roshan dengan penuh kebencian.

"Oh, jadi pacarmu itu salah satu korban dari tsunami yang kutimbulkan, begitu? Kalau begitu yasudah, relakan saja. Lagi pula, bukan aku yang membunuhnya, tapi ia memang sudah ditakdirkan untuk mati."

Pria itu seolah tak punya rasa empati, maupun penyesalan sama sekali.

"Apa kau bilang hah?!"

Roshan terlihat mengepalkan tangan yang satunya. Bersamaan dengan itu, air di sekitar sini mulai meluap-luap, seperti sedang terjadi gempa di bawah laut.

"Kau lah yang sudah membunuh Nirmalaku, sekarang AKU LAH YANG AKAN MEMBUNUHMU!!"

Roshan langsung melesatkan pukulan tangan yang satunya ke arah perut pria itu, tapi mereka berdua sama-sama punya dua tangan. Pria itu menahan pukulan Roshan dengan tepat, dan tanpa ada kesulitan sedikit pun.

"Kau pikir, dengan kau membalaskan dendamu, dia bisa hidup kembali, begitu?" tanya pria itu dengan wajah licik.

"Tidak, tapi setidaknya aku puas!"

Roshan langsung membenturkan kepalanya ke kepala pria itu, dan kali ini berhasil mengenainya dengan telak, hingga membuat pria itu melepaskan cengkramanya, dan mundur beberapa langkah ke belakang.

Saat pria itu mengeluh kesakitan, Roshan yang tidak mau membuang kesempatan, langsung meraih sebilah pisau yang ada di celananya, dan langsung mengarahkanya ke perut pria itu dengan sangat cepat.

Namun sepertinya refleks pria itu jauh lebih cepat.

Ia menggenggam pergelangan tangan Roshan sebelum pisau itu menancap ke perutnya, lalu dengan beberapa gerakan beladiri profesional, pria itu pun membalik keadaan, dengan merebut pisau itu dan mengarahkanya ke perut Roshan.

"EEGHH ..."

Roshan mengerang pelan ketika mata pisau itu menancap telak di perutnya yang tertutup jaket tebal.

"Ups ... maaf ya, aku tidak sengaja menikamu terlalu dalam. Kalau untuk bocah sombong sepertimu, mungkin tusukan sepuluh senti saja sudah bisa membuat isi perutmu keluar," ucap pria itu dengan santai.

"ROSHAN!!" Toni berteriak, lalu berenang maju untuk menolong temanya itu.

"Apa kau juga ingin isi perutmu keluar?" tanya pria itu pada Toni.

Eleminar : The Prince of AirialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang