New Ally

29 10 1
                                    

Hae Gaes ... gak berasa ya, udah minggu lagi.

Kayaknya matahari udah berputar terlalu cepat, hingga aku tak bisa leluasa menikmati hari-hariku ( apasih, gaje :D )

Sebelumnya mohon maap, kemaren gk sempet update karna authornya lagi sakit ( yang jelas bukan sakit panu apalagi sakit hati! )

Ok langsung baca aja, dan jangan lupa vote kalau memang cerita saya asyik dan layak untuk dibaca :)

.

.

.


'Brak Brak Brak ...' Terdengar bunyi pintu yang di ketuk dengan kasar, seperti ada orang yang hendak melabraku.

"Hah? Siapa itu, Rika?" tanyaku dengan kaget.

"Menurut kamera pengintai, ada seseorang yang mencoba masuk ke kamarmu dengan paksa," ucap Rika sambil menunjukan rekaman CCTV padaku.

Terlihat seorang pria misterius yang mengenakan jubah hitam bertudung, dan tengah dihadang oleh seluruh penjaga di luar.

"Buka pintunya Rika. Aku penasaran, siapa orang itu dan mau apa dia?"

"Menurutku, sebaiknya kita diamkan saja. Orang itu bisa saja hendak mencelakaimu." Kali ini Rika ada benarnya.

"Tapi tetap saja, agak aneh jika ada orang yang terang-terangan ingin mencelakaiku, sampai nekat melawan para penjaga di luar." Aku memaksa Rika untuk membuka pintu.

"Baiklah kalau itu yang kau mau, as you wish, Raka"

Pintu pun terbuka, dan aku bisa melihat orang itu tengah bertikai dengan para penjaga.

Terlihat ada beberapa orang penjaga yang berusaha menghentikanya, tapi tenaga orang itu terlalu kuat hingga mampu membuat semua penjaga kewalahan.

"Hey! Siapa kau, dan apa maumu?" bentaku pada pria itu.

"Aku cuma ingin berbincang sebentar denganmu, Pangeran Raka." Orang itu seketika tenang saat melihat wajahku.

"Maafkan kami pangeran, karena orang ini telah mengganggu istirahat anda," ucap salah seorang penjaga sambil menunduk.

"Katakan siapa dirimu, dan apa yang hendak kau sampaikan," ucapku pada orang itu.

"Sebelumnya, maafkan saya karena telah menerobos secara paksa. Saya sudah meminta baik-baik pada para penjaga ini untuk menemui anda, tapi saya tidak diijinkan untuk masuk."

Aku memang memerintahkan pada penjaga untuk tidak membiarkan siapapun masuk ke kamarku, karena aku sangat tidak suka diusik, apalagi saat tengah beristirahat ataupun melakukan sesuatu.

"Sebegitu pentingkah masalahmu, sampai kau berani memaksa masuk ke dalam kamarku?" tanyaku yang kagum pada keberanian orang ini.

"Sebelumnya, perkenalkan nama saya 'Roshan Andrean'. Saya adalah putra dari Profesor Hardi," ucapnya sambil membungkuk dihadapanku.

"Maaf, tapi kami tidak membungkuk di sini, dan apa benar kalau kau adalah putra dari Profesor Hardi?" Aku terkejut saat mendengar perkenalanya, bahkan aku sendiri tidak tahu nama keluarga dari Profesor Hardi.

"Saya adalah adik dari Roman Andrean, dan anda mungkin sudah mengenal kakak saya," ucap pria itu sambil membuka penutup kepalanya.

"Hah? Bukankah kau adalah elinar yang ikut menyelamatkan perpustakaan pusat tempo hari?" Aku mengenali wajahnya yang cukup familiar.

Eleminar : The Prince of AirialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang