Gausah kebanyakan intro lah, langsung aja baca nih lanjutanya, buat yang penasaran aja
Happy reading, & enjoy ...
.
.
.
Perairan tenang di sekitar kami, perlahan mulai menimbulkan gelombang pasang yang menyebar kemana-mana, seolah ada makhluk yang hendak keluar dari dalamnya.
"Semuanya pegangan!" teriak Toni sambil menggenggam erat kemudinya.
'BYUURRR ...'
Kapal kami terbalik karena terjangan ombak yang tiba-tiba menyerang.
Semua orang tercebur ke laut, beserta semua perlengkapan yang kami bawa. Untungnya, kapal militer itu didesain agar dapat kembali ke posisi semua ketika terbalik.
"Cepat, masuk ke kapal!" teriak Toni yang sudah melompat terlebih dulu ke atas kapal.
Aku pun langsung naik, tanpa memperdulikan ranselku yang hanyut terbawa arus, sementara Roshan malah terlihat sibuk menyelamatkan barang bawaan kami.
"Hey kau! Apa barang-barangmu jauh lebih penting dibandingkan nyawamu, hah?!" bentak Toni pada Roshan.
Roshan pun langsung melompat ke dalam kapal setelah mengambil semua bawaan kami, tapi tetap saja kami telah kehilangan senjata, dan beberapa peralatan berat yang langsung tenggelam ke dalam air.
"Toni, awas!" Aku memperingatkan Toni, bahwa ada gelombang kedua yang hendak menuju kami.
Tanpa diperingatkan dua kali, Toni langsung membanting setirnya ke arah kanan, dan langsung menjalankan kapal ini secepat mungkin, untuk menghindari gelombang tsunami dadakan itu.
Kapal kami melesat cepat, melewati gulungan ombak seperti seorang peselancar yang beratraksi.
Kami pun lolos dari gelombang itu, tapi kami dihadapkan dengan masalah yang jauh lebih menantang.
"Makhluk apa itu?" tanyaku saat menatap sesosok makhluk yang besarnya kira-kira seukuran pulau kecil.
"Legenda itu benar, itu adalah Kujira," jawab Roshan sambil tetap waspada.
"Astaga, inilah alasan kenapa aku tidak pernah mempercayai mitos, karena kalau sampai mereka jadi kenyataan, kita jugalah yang akan susah," oceh Toni sambil berusaha menghindar sejauh mungkin dari makhluk itu.
Sekilas, makluk yang katanya disebut 'Kujira' itu terlihat mirip seperti ikan paus, hanya saja memiliki ukuran sekitar 50 kali lebih besar dari ukuran normalnya.
Aku benar-benar terpana, sekaligus ngeri melihat kemunculan makhluk itu. Makluk itu mendadak muncul dari dalam air, seperti sebuah pulau yang tiba-tiba lahir.
Makhluk itu memiliki punggung yang penuh akan baru karang, dan menempel seperti remis. Jika diibaratkan dengan pulau, mungkin tubuh paus itu mampu untuk dijadikan desa kecil dengan 25 rumah di atasnya, lengkap dengan sebidang ladang dan peternakanya juga.
"Menurut kalian, apa makhluk ini yang menyebabkan tsunami itu?" tanyaku.
"Tidak menurut saya, karena kekuatan gelombang yang dihasilkanya, hanya sanggup untuk membalikan kapal-kapal di sekitarnya, dan tidak akan sampai ke pulau lain."
Roshan sepertinya sangat yakin kalau penyebab semua ini adalah manusia ... atau lebih tepatnya elinar.
"Bisakah kita lebih fokus untuk menyelamatkan diri dulu?" ucap Toni yang masih berusaha menjauh dari makhluk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eleminar : The Prince of Airial
Fantasy#Just a story tale about the fourth elements. Kalian kira, jadi pangeran itu gampang? Haha ... lucu, karena mungkin cuma aku, satu-satunya manusia (atau mungkin bukan) yang sudah muak hidup di kerajaan. Lagi pula apa enaknya? Kemewahan tidak seband...