Udah 2 minggu gk update :D
Minggu kemaren masih sibuk ngurusin kambing, dan sekarang pun masih sibuk ngurusin bendera :)
Sebelumnya saya ucapkan "Selamat memperingati Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-74, semoga bangsa ini akan jadi bangsa yang maju, dengan sumber daya manusia yang unggul ..."
Ok, langsung aja baca ceritanya
Happy reading, and enjoy ....
.
.
.
Jam digital di kamarku menunjukan pukul 3:20 dini hari.
Aku telah selesai berkemas, dan kini saatnya untuk menyusup keluar dari istana ini. Badanku terasa sangat lelah, tapi aku sama sekali tidak mengantuk.
"Kau siap Rika?" tanyaku pada robot digital itu.
"Harusnya aku yang menanyakan itu."
Rika hanya tersenyum genit padaku, sama seperti biasanya.
"Menurutmu, apa Grox juga perlu kuajak?" tanyaku.
"Apa yang kau harapkan dari robot kecil itu? Dia hanya akan menyusahkanmu." Rika terlihat masih cemburu dengan Grox.
"Paling tidak, dia punya senjata laser di matanya. Lagi pula, semakin banyak anggota, semakin bagus kan?"
"Sejak kapan kau suka kerja sama tim? Bukankah dulu kau selalu bekerja sendiri," ucap Rika sambil menatapku penuh heran.
"Sejak saat ini mungkin, karena misi ini sedikit berbahaya jika dilakukan sendiri. Kau dengar kan, apa yang ayahku bilang? Ada sebuah tim peneliti kecil yang dikirim ke sana, lalu mereka tidak pernah kembali."
"Lalu sudah tahu begitu, kenapa kau masih nekat pergi?" tanya Rika yang semakin heran.
"Karena aku punya ambisi, yang tidak dapat dilunturkan oleh siapapun, bahkan oleh diriku sendiri."
"Hahaha ... aku suka sifatmu yang aneh itu. Kalau begitu tunggu apa lagi? Matahari akan segera terbit, dan waktumu akan terbuang semakin banyak jika tidak berangkat segera," ucap Rika menyemangatiku.
"Kalau begitu, ayo kita pergi dari sini," ucapku dengan penuh semangat.
Aku mengenakan baju kaos seadanya agar tidak mencuri perhatian, tapi dalam ransel yang kukenakan ini, sudah tersedia banyak sekali atribut yang akan kuperlukan untuk petualangan panjang ini.
'Grox, stay here, and protect this room, ok?"
'Owkay ... owkay Rwaka."
Setelah berpamitan dengan Grox, aku pun keluar dari ruangan ini. Pergi meninggalkan zona nyaman, menuju dunia luar yang penuh akan tantangan. Namun aku yakin, inilah jalanku untuk menggapai apa yang selama ini aku impikan ....
Aku pun keluar dari kamarku, dan langsung berjalan di antara para penjaga yang terlihat sangat mengantuk.
"Pangeran Raka? Pangeran hendak pergi ke mana?" tanya seorang penjaga sambil mengucek matanya yang lebam.
"Aku mau ke tanjung Tirta sebentar. Ada tugas dari kampus, yang menyuruhku mengabadikan momen matahari terbit dari sana," ucapku berbohong.
"Apa perlu kami dampingi pangeran?" tanya penjaga itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eleminar : The Prince of Airial
Fantasy#Just a story tale about the fourth elements. Kalian kira, jadi pangeran itu gampang? Haha ... lucu, karena mungkin cuma aku, satu-satunya manusia (atau mungkin bukan) yang sudah muak hidup di kerajaan. Lagi pula apa enaknya? Kemewahan tidak seband...