The First

45 9 10
                                    

Hi everyone, welcome to my story again :D before reading this story, it's good if you press the star button before reading this story, because it will give me enthusiasm to write and continue this story :)

Don't forget to give me a useful comment, and follow my account for study & be a friends together ^_^

Happy reading, and enjoy ....

================================

Kamar berukuran 4x6 meter yang tadinya gelap dan pengap, berubah menjadi ruangan canggih berdesain modern, yang memiliki berbagai macam teknologi hasil ciptaanku sendiri.

Aku menanam ratusan backlight LED di dalam temboku, dan menutupinya dengan wallpaper putih transparan, sehingga membuat dinding-dinding ruanganku seolah menyala, dan tidak memerlukan lampu apapun lagi.

Kamar ini sangat penuh dengan peralatan, tapi aku berhasil menyusunya dengan rapi sehingga terlihat homey dan nyaman untuk ditiduri.

Ada sebuah ranjang tidur dengan kasur air di sudut ruangan, yang di sebelahnya terdapat meja kerja, lengkap dengan rak buku kecil di atasnya.

Sebenarnya aku ingin segera mempelajari buku yang kupegang, tapi sepertinya, sedikit mandi air hangat akan mampu mengusir seluruh penat dari dalam tubuhku.

Aku pun meletakan buku eleminar itu di sela-sela rak bukuku yang masih kosong, lalu aku masuk ke kamar mandiku yang berada tepat di bawah kakiku ... ya, di bawah lantai kamarku.

'Open the downstair, Grox'

Kali ini, respon robot itu sedikit lebih cepat dari yang tadi.

Setelah mengucap 'Owkay Rwaka,' lantai keramik di salah satu sisi kamarku pun terbuka, dan memperlihatkan ruang persembunyian yang sudah kurancang sendiri sejak aku masih berusia 14 tahun.

Aku pun turun dengan menitih anak tangga logam yang terasa sangat dingin ketika kuinjak tanpa alas kaki.

Aku sangat berharap bisa mempelajari teknologi magnetik dari lift perpustakaan, dan menerapkanya di ruangan ini. Tidak terlalu berguna memang, karena jarak dari kamarku ke ruang bawah yang hanya beberapa meter, tapi setidaknya itu akan membuat kamarku jadi jauh lebih keren.

Ruangan ini berukuran separuh dari kamarku di atas, dan dulunya hanya digunakan sebagai gudang. Namun, karena otaku yang mungkin terlalu kreatif, aku malah memodifikasinya menjadi kamar mandi, dan juga ruang rahasiaku di saat aku ingin menyendiri dan menghibur diri.

Ruang ini terbagi menjadi dua bagian, satunya ruang santai yang terdapat berbagai macam gawai canggih yang biasa kugunakan untuk bersenang-senang, dan satunya lagi kamar mandi pribadiku.

Di sini juga terdapat sebuah kulkas kecil yang berisi aneka macam camilan, yang mampu membuat siapapun menderita obesitas dalam waktu sekejap.

Tempat ini tidak dilengkapi dengan dinding bercahaya seperti di kamarku, sehingga masih mengandalkan penerangan berupa lampu LED.

Aku melepas seluruh pakaianku dan menggantungnya di sisi dinding, lalu aku merebahkan diri kedalam bath-tub sembari menekan-nekan tombol pengatur yang berada di sampingnya.

Perlahan, air hangat keluar dari dalam kran dan langsung mengguyur tubuhku seperti air terjun yang membasahi seluruh lembah.

Sejenak, aku memain-mainkan air dalam bath-tub itu dengan kekuatanku. Aku mampu membuat air itu melayang-layang, berputar-putar, hingga meniru aneka bentuk binatang yang berenang-renang di atas tubuhku.

Eleminar : The Prince of AirialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang