sadness

903 89 16
                                    

.

.

Perasaannya begitu menyedihkan, serasa menjadi mahkluk yang paling tidak diinginkan didunia. Ditolak oleh ayah yang bahkan tidak dikenalnya, apakah ia begitu menjijikan hingga ayahnya tidak menginginkannya?

Ia dikata pembunuh.

Tanpa mengenal sosok korban yang telah ia renggut nyawanya, tetsuya benar -benar tak mengerti...ia tidak suka perasaannya saat ini, begitu sulit untuk menerima kenyataan bahwa orang tuamu tidak menginginkanmu.

Ia menghentikan langkah kakinya, tetsuya hanya bingung harus melakukan apa. Kenyataan ini merenggut keberaniannya, gelap didalam dirinya membuatnya merasa begitu kecil. Dunia ini membuatnya tersesat dalam kehidupannya, membuatnya takut untuk melihat jalannya yang menantikannya.

"jangan takut..."

Didalam kesunyian itu sebuah suara menyapanya. Tetsuya membuka kelopak matanya perlahan, menatapi langit biru yang jernih diatas sana, mengundang sosok ringkih itu untuk menari menghiasi kekosongannya.

"tetsuya..."

Tetsuya enggan berbalik, enggan menatap sosok yang berusaha menemaninya dalam kesendirian. Ia hanya ingin menelusuri gelap dalam dirinya, mungkin setitik cahaya akan menuntunnya keluar.

"diistana keluargamu menunggumu...ayo pulang."

Tetsuya jadi teringat wajah-wajah yang selama ini menemaninya, hari-hari yang berlalu, setiap menit yang dihabiskan dengan canda tawa dan terkadang perlakuan manis.

Benarkah itu adalah keluarga?

Sebuah tangan yang hangat mengenggamnya, tetsuya masih berdiam diri namun memberanikan diri untuk menatap sosok yang menenangkannya.

Ruby itu menatapnya lembut, menariknya dalam kegelapan yang mengurungnya. Didalam permata merah berkilat itu ada pancaran kasih sayang, sebuah perasaan yang melindungi dan keegosian untuk memiliki.

Bolehkah tetsuya berharap memiliki hati seijuurou?

Mari lupakan apa yang telah terjadi, hanya, lihatlah apa yang kini dirasakan. Ia tidak tahu harus memilih jika disuruh memilih, tapi dia ingin memiliki seseorang dan seseorang saat ini adalah seijuurou.

💮💮💮

Semua orang tidak ingin disakiti, tetsuya pun tidak ingin menyakiti siapapun. Ia tidak ingin melakukannya...tapi ketika seijuurou memberitakan tanggal pernikahannya, ia telah menyakiti perasaan-perasaan tulus.

"apa kau mencintainya?"

Tetsuya masih menundukkan kepala, dia tidah mengerti perasaan sakit ini. Ia ingin menangis ketika memandangi mata shintarou.

"aku tidak tahu..." lirihnya serak menahan sakit, ia memang manusia hina ia tahu itu.

Shintarou mengenggam kedua bahu tetsuya kuat hinggat menggetarkan tubuh tetsuya.

"jangan lakukan." kata shintarou tegas, matanya mantap tetsuya begitu dalam, begitu penuh harapan. Namun ia...hanya saja ia....

Setetes...

Dua tetes...

Tiga tetes...

Air mata mengalir tanpa izin membasahi pipinya, tetsuya tidak mampu menatap shintarou. Ia menyakiti shintarou, orang yang begitu mengasihinya... Ia tidak sanggup mengatasi ini, ia ingin pulang saja, pulang...pulang ketempatnya seharusnya dia berada...

Seharusnya shintarou tidak bertemu dengannya....

Seharusnya shintarou tidak peduli padanya...

Seharusnya shintarou membiarkannya mati saja...

Vocation in the castleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang