white

517 49 25
                                    

Terkadang semuanya terasa membingungkan....dan mendebarkan.

Melakukan apa yang bisa kita lakukan, hanya itu saja sebenarnya.
Tidak ada yang lain.

Tidak butuh pendapat,

Tidak butuh komentar,

Yang dicari adalah kesenangan dan kepuasan. The best of taste in the world.

....

Keluarga kecil itu berkumpul diruang utama, berbincang ringan sembari memakan cemilan dan menghirup teh yang menenangkan. Disaat -saat tenang seperti ini, sebenarnya, masih terpikirkan satu perkara. Satu topik yang slalu ingin dibahas oleh sang anak.

Tak butuh waktu lama bagi sang ayah untuk memahami sorot mata anaknya. Seorang ayah berumur 59 tahun itu menghela nafas, lalu dengan mengumpulkan keyakinannya ia menatap tepat dimata sang anak. Sudah saatnya, kebenaran dan masa lalu terungkap.

"tetsuya..." fukaji menghela nafas lagi, merasa begitu berdosa dan menyesal ketika mengenang lagi keburukannya di masa lampau.

"adikku...ayah...kau tahu bagaimana aku dalam perihal menyayangi adikku." ucap chihiro murung, ia melihat lukisan tetsuya dengan berbagai macam perasaan, tapi yang paling terlihat adalah perasaan kehilangan. Sementara satsuki terdiam ditempatnya berusaha terlihat normal saat nama tetsuya disebut, momoi menyakinkan diri sendiri bahwa chihiro telah berubah. Dan ia tak perlu sakit hati jika suaminya menyebut nama adiknya.

"aku tau..." fukaji beranjak dari tempat yang ia duduki, berjalan gontai untuk melihat lukisan tetsuya lebih dekat. Ia mengusap lukisan itu dengan pelan. Amat pelan. "ia putri yang sangat cantik..."

"lalu mengapa kau..." chihiro tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Pada akhirnya ia tertunduk dengan wajah yang amat sedih dan kesal. Tindak kekerasan ayahnya begitu membuatnya sakit hati dan kecewa...

Berbagai perasaan berkecambuk dalam hatinya. Ia tak rela... Jika saja ayahnya dapat memperlakukan tetsuya dengan baik, gadis itu tidak akan pernah pergi dari rumah, ia tidak akan perna tersakiti, namun...semuanya...

"alasan yang slalu ingin keceritakan padamu...tentang ibumu...dan berujung pada aku yang membenci adikmu."

Fukaji menatap chihiro dari tempatnya berdiri dengan sendu. Raut wajahnya terlihat lelah dan tertekan. Apakah itu akibat dari penyesalannya? Atau sesuatu yang lainkah?

"ibumu adalah gadis biasa dari keluarga kuroko, gadis yang bahkan terbilang miskin. Meskipun begitu ia mampu membuatku jatuh cinta dengan hanya bertatapan. Awalnya aku mendekatinya namun ia menolakku terang-terangan...sebab saat itu ia mempunyai kekasih. Seorang pemuda dari keluarga kagami. Keluarga yang juga tak jauh keadaan ekonominya dari mereka."

Fukaji memijit kepalanya yang terasa ngilu, ingatan itu membuatnya sangat tersiksa. Ia benar-benar tersadar bahwa...sebenarnya...sejak awal...pertemuannya dengan tetsuna adalah kesalahan...

"karena buta akan hawa nafsu, aku... Terpaksa harus melecehkannya.."

BRAAAAKKK!!!!

"jadi...jadi maksud ayah...kau memperkosa ibu??!!!!" chihiro menggeram penuh amarah pada fukaji. Sementara satsuki dengan hati- hati menenangkan chihiro.

"Nii-san...dengarkan dulu cerita tou-san..." ucap satsuki pelan dan selembut mungkin, ia membelai punggung chihiro berharap kemarahan lelaki itu setidaknya surut walaupun sedikit.

Fukaji tersenyum pilu melihat reaksi yang diberikan oleh putranya. Ia benar-benar tersadar, bahwa ia sungguh lelaki brengsek.

"ya...aku melakukannya...agar tetsuna mau menikahiku."

Vocation in the castleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang