service

446 42 20
                                    

Mereka tahu,

Bulan-bulan ini adalah bulan tersibuk bagi seijuro.  Selain harus tetap mengawasi rakyatnya ia juga disibukkan oleh beberapa menteri yang terus menerus memintanya untuk beristeri lagi.

Dan daiki serta ryouta memanfaatkan kesempatan itu dengan sangat baik.

Mereka menjalankan aksinya disiang hari.  Karena mereka tahu,  seijuro selalu mengunjungi tetsuya setiap malam.  Tentu jika bisa mereka tidak ingin dipergoki.

Masalah pelayan adalah urusan ryouta.  Dengan ketampanannya,  daiki berharap itu cukup untuk mengalihkan perhatian keempat pelayan dikamar tetsuya.

Dan itu berjalan sangat baik,  ryouta berpura-pura kesakitan dengan berteriak tak jauh dari kamar tetsuya. Keempat pelayan keluar dan begitu melihat ryouta mereka segera membantunya.

Hingga mereka lupa,  bahwa mereka harus mengawasi seseorang.

Disaat ryouta mengalihkan perhatian keempat pelayan itu. Daiki masuk kedalam.

"d-daiki..." ucap tetsuya tidak percaya.

Untuk pertama kalinya,  ia dapat mengapresiasikan perasaannya. Melihat daiki tiba-tiba muncul dikamarnya cukup untuk membuatnya shock.

"tetsu..." panggil daiki miris.

Tetsuya... Terlihat pucat dan sangat kurus.  Betapa menyedihkannya...

Tetsuya adalah ratu atas negeri ini,  tapi derajatnya tak lebih tinggi dari seorang budak.

"pergi! " seru tetsuya gusar. Ia segera mengambil sei jun dan memeluknya erat.

Daiki berusaha mendekati tetsuya,  namun tetsuya terus melangkah mundur menjauh.

Ia takut.

Kedatangan daiki ketempat ini adalah kesalahan.  Daiki tidak seharusnya tahu tempat ini!  Tidak ada yang boleh tahu tempat ini!

Nafas tetsuya memburu seiring dengan mendekatnya daiki,  ia memeluk sei jun lebih erat. Rasa takut itu terasa sangat nyata hingga yang dapat tubuhnya rasakan adalah kesakitan.

"tetsu... " panggil daiki lirih berusaha setenang mungkin.

Kondisi tetsuya... Sangat buruk.  Bahkan gadis itu menjadi begitu paranoid.  Apa yang telah seijuro buat pada gadis manis yang dulunya baik hati ini?

Daiki tidak tahu kapan itu terjadi, ia sadar setelah merasakan rasa sembab dan basah pada pipinya.  Bahwa ia mengeluarkan air mata atas tetsuya.

"daiki... kumohon.  P-pergilah.." usir tetsuya gemetar.

"tetsu... Aku disini untuk menolongmu. " jelas daiki lembut.  Berusaha membuat tetsuya berhenti gemetar dan menatapnya seakan ia adalah iblis pencabut nyawa.

Tetsuya menggeleng dengan gusar. Beberapa tetes air mata lolos dari matanya.  Ia tidak sanggup menahan emosinya. Ia berlutut dihadapan daiki, memohon dengan pandangan memelas.

"daiki... Aku tidak apa-apa begini.  Asal sei jun tidak harus kehilangan ibunya. " tetsuya memeluk sei jun yang masih terlelap dengan erat.  Air matanya terus mengalir sementara ia menatap daiki dengan nanar.

"tetsu..." suara daiki tercekat.  Masalah tetsuya benar-benar serius,  kepribadiannya hancur. Mentalnya rapuh.

Betapa malangnya...

"karena itu... " tetsuya membenturkan kepalanya dilantai,  memohon pada daiki.  "pergilah... Aku tidak bisa mati. Sei jun membutuhkanku. "

Daiki harap,  hari itu.  Hari dimana shintarou menerima hukuman atas perbuatannya.  Ia menjadi dirinya sekarang,  yang memiliki sedikit keberanian untuk menentang seijuro.

Vocation in the castleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang