Chapter 38 | Our Memories

29 4 0
                                    

Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca, dan comment sesudah membaca, hope u enjoy and happy reading!

"Entah mengapa, disaat aku ingin melupakan mu aku malah semakin mengingat mu"

✨✨✨

Pagi menyambut Devano, ia akan pergi menuju sekolahnya untuk kedua kalinya, saat disekolah, Devano bertemu dengan Vania yang sedang memperhatikan nya intens.

"Kenapa?" tanya Devano sambil menaikkan satu alisnya dengan bahasa indonesia kepada Vania

"Hng? G-gapapa kok" jawab Vania gugup

Tanpa menjawab balasan Vania, Devano meninggalkan Vania yang bingung.

Ih dongo lo Van! Maki Vania kepada dirinya sendiri.

"Tunggu Dev" ucap Vania sambil mencekal tangan Devano erat

"Apaan lagi?" Ketus Devano sambil menatap Vania malas

"Biasa aja dong ngomong nya, gausah ngegas!" ucap Vania kesal

"Dulu siapa ya, yang marah-marah sama gue duluan?" sindir Devano sambil menatap Vania malas

Skakmat!

Emang saat itu kondisi hatinya sedang tak karuan saat itu, karena itu ia sedang tidak mood untuk berbicara dengan orang.

Devano meninggalkan lagi Vania yang sedang diam mematung, ia melamunkan tentang masa lalunya, entah mengapa perkataan masa lalu nya terngiang-ngiang di kepalanya.

"Lo itu gatau diri! Gatau gimana rasanya enggak di peduliin sama orang yang lo sayang banget, lo gatau gimana rasanya!" Bentak laki-laki itu dengan wajah yang memerah, sepertinya ia tengah emosi.

"Aa--paan m--aksud l-lo?" ucap Vania takut karena sosok laki-laki didepan nya yang sedang marah.

"Ah, udahlah. Susah ngomong sama lo, gak guna!" Bentak laki-laki tersebut langsung pergi meninggalkan Vania

Vania merasa bahu nya lemas, ia terjatuh dengan air mata yang memenuhi pelupuk matanya.

Maafin gue ya, gue sadar gue salah selama ini. Batin Vania sambil menghapus banyak bulir air mata yang mulai mengalir di pipinya.

"Heh! Ngelamun aja" ucap Khanya membuyarkan lamunan Vania

"Apaan si lo" ketus Vania kesal

"Jangan galak-galak Van" peringat Khanya kepada Vania

"Iya-iya" jawab Vania langsung meninggalkan Khanya dan masuk kedalam kelasnya.

"Kenapa lagi coba?" Ucap Khanya dengan volume kecil serta mengerutkan dahinya.

Khanya pun mensusuli Vania ke kelas nya dan mulai belajar seperti biasanya.

Stella duduk di kursinya sekarang, kini ia sedang disekolah, iya di sekolah dimana menyimpan banyak kenangan tentang dirinya dan teman-teman nya.

Stella mengetuk-ngetuk dagu nya, ia sangat bosan sekarang, karena kelasnya kini sedang jam istirahat, dan Chelsea malah meninggalkan nya dan memilih bersama pacar nya ketimbang sahabatnya.

Ah, jadi ingat Bryan, sosok yang selalu menghampiri Stella saat jam istirahat.

"Hai Ell, ke kantin yuk?" Ajak Bryan antusias

Fake LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang