16. Pembasmian

171 23 6
                                    

Vote and Comment please!

Thanks!

***

"Rey, aku percayakan sersan padamu!" Dengan perlahan aku memindahkan tubuh Sersan Vicky ke pundak Reynald.

Aku tak punya pilihan lain selain menyerahkan Sersan Vicky ke Reynald. Jelas tak perlu dipertanyakan, rencana ini tak mungkin melibatkan Sersan Vicky dengan keadaannya yang miris seperti ini.

"Kami akan memancing mereka. Rey, carilah jalan lain untuk kembali ke perkemahan!" Ucap Lisa.

DOR DOR

Mereka melihat kami. Sial! Mereka sungguh merepotkan.

"Cepatlah!" Aku berteriak pada Reynald.

Tak butuh waktu lama untuk Reynald menghilang di antara malam melewati pepohonan.

Emilia kemudian mengambil sesuatu di sela-sela sepatu dan celana panjangnya. Bentuknya seperti pistol, tapi dengan corong yang lebih besar.

DAR

Asap merah membumbung seiring dengan keluarnya sesuatu yang bercahaya terang dari dalam benda itu.

"Kau gila?!" Sadar bahwa itu adalah suar, aku tak tahu kegilaan apa yang ingin ia lakukan.

"Ini cara terbaik untuk mengulur mereka pada kita. Sekarang kusarankan cukupi ocehanmu dan mulailah berlari!" Bisa-bisanya Emilia tersenyum di saat sepeti ini!

Agh! Aku akan jadi gila!

"Scheiße! Töte sie alle! Tommies Scheiße!" Lantunan teriakan, disambut dengan rentetan tembakan senjata yang terus menghujam ke arah kami yang tengah berusaha lari menuju tempat perjanjian dengan Kapten Billy.

Aku beberapa kali menabrak pohon dengan bahuku, dan hampir saja terjatuh tersandung beberapa akar yang menjalar dan batu-batuan. Kau tak bisa menyalahkanku sekarang! Memang di sini sangat gelap. Andai saja rembulan mau bersinar lagi. Tapi sayangnya tidak.

Mungkin itu juga yang terbaik. Dengan kegelapan semacam ini mereka tidak bisa membidik dengan tepat, setidaknya untuk sekarang.

"Hei, Zean, lihat ke depan!" Lisa memperingatkanku yang kembali hampir terjatuh.

DOR DOR DOR

Tembakan semakin intens di belakang. Aku sekarang dapat mendengar langkah kaki mereka yang mengejarku. Apa mereka sudah sedekat itu?!

"Berapa jauh lagi?" Teriakku pada Lisa. Kilatan berondong peluru masih terus meluncur di sekitar kami. Tanpa sadar, aku menelan sesuatu yang asin.. Ah, kurasa itu keringatku.

"Vou mengatakan kita harus terus memancing mereka sampai ke sungai."

Ya, benar sekali. Misi dari Kapten Billy adalah menjadikan kami sebagai umpan daging segar berjalan. Bukan untuk serigala-serigala itu, tetapi untuk orang-orang Jerman itu. Membawa mereka ke tempat grup Kapten Billy dan Vouwn yang semestinya sudah menyiapkan penyergapan untuk para bajingan itu.

Seketika itu juga, suasana di hutan mendadak menjadi sedikit lebih terang. Cahaya rembulan, di saat yang tak tepat.

DOR

"Agh!" Emilia terjatuh, tersungkur ke depan setelah satu peluru panas dari belakang sepertinya mengenai bagian bawah lututnya.

Aku yang berada di belakangnya sontak meraihnya dan secara refleks aku mulai mengalungkan kedua tangannya ke bahuku. Menggendongnya di punggungku.

Reckless World : World War IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang