One

4.5K 301 21
                                    

Seorang gadis berparas manis tengah menyusuri lorong sekolahnya seorang diri menuju arah perpustakaan yang terletak digedung paling ujung sekolahnya.

Tak berapa lama ia mendengar seseorang meneriaki namanya.

" Yuri!"

Gadis yang bernama Yuri itu pun menoleh kearah sumber suara dan menatap orang yang memanggilnya tadi dengan heran.

" Ada apa?" tanyanya

" Lo mau kemana? Lagi ngga ada kelas?"

" Keperpus mau ngerjain tugas kebetulan kelas gue juga lagi kosong " jelas orang yang bernama Yuri tadi kelawan bicaranya

" Mau gue temenin ga?"

" Lo bukannya lagi ada kelas ya Jin sana balik kelas" titah Yuri sambil memutar tubuh temannya itu. Dia Ahn Yujin, sahabat Yuri.

Yuri dan Yujin udah sahabatan dari jaman SD jadi ngga heran kalau mereka kelihatan dekat bahkan tak jarang mereka seringkali terlihat pergi bersama kemana mana .

Yujin berdecak

" Sesekali bolos gapapa kali Yul" sahut Yujin

" engga, ga ada bolos bolos sana balik" ucap Yuri sambil mendorong paksa tubuh Yujin

" Iya iya ini gue balik kok daah" Ucap Yujin pasrah sambil ngelambaiin tangannya ke Yuri.

Sepeninggalan Yujin, Yuri kembali melanjutkan perjalanannya menuju perpustakaan.

Sesampainya disana Yuri mengedarkan pandangannya kesekeliling perpus. Suasana perpus saat ini tidak begitu ramai karena jam pelajaran masih berlangsung.

Yuri meletakkan bukunya terlebih dahulu diatas meja kemudian ia berjalan menuju deretan rak buku mencari buku yang ia butuhkan untuk referensi tugasnya.

Yuri tampak memilah milah beberapa buku, ketika hendak mengambil salah satu buku yang berada di rak tersebut Yuri secara tidak sengaja memegang tangan seseorang yang juga hendak mengambil buku tersebut.

Sepersekian detik mereka saling tatap, ketika salah satu dari mereka tersadar ia buru buru menarik tangannya yang tidak sengaja dipegang oleh Yuri.

" Astaga tangan gue!" Panik orang tersebut sambil mengusap tangannya dan buru-buru merogoh sakunya mengambil sebuah handsanitizer, lalu meyemprotkan benda itu ketangannya.

Yuri hanya mengernyitkan dahinya menatap orang tadi dengan tatapan aneh lalu dengan cueknya Yuri mengambil buku tersebut dan langsung pergi meninggalkan orang itu.

Namun belum jauh Yuri berjalan, orang tadi kembali memanggilnya.

" Permisi saya yang lebih dulu ngambil buku itu" ucap orang itu

Yuri menghentikan langkahnya lalu berbalik dan berjalan mendekati orang tersebut.

Orang tadi melebarkan matanya ketika melihat Yuri berjalan menuju kearahnya.

" Kㅡkamu ngapain? Stop! berenti disitu jangan ngedeket" perintah orang itu dengan wajah yang kelihatan panik.

Yuri sama sekali tidak menggubris ucapan orang itu. Ia masih terus berjalan kearah orang tersebut dengan tatapan penuh tanya.

" Apa gue semenakutkan itu buat lo?" tanya Yuri heran

Orang itu berdehem masih dengan wajah paniknya.

" Ekhm! Tolong jangan deket-deket. Bisa mundur tiga langkah dari saya?" pintanya lagi ketika Yuri sudah berdiri dihadapannya. Kali ini intonasinya terdengar lebih dingin

" Ck! aneh banget sih lo" kesal Yuri yang anehnya malah menuruti ucapan orang asing tadi

" Oke makasih.. uhm jadi gini saya ngomong langsung aja. Saya perlu buku yang ada ditangan kamu dan lagian yang tadi pertama kali ngambil buku itu saya" jelasnya sambil menunjuk dirinya sendiri

" lo sendiri yang ngelepasin ya gue ambil, gue juga lagi butuh banget buku ini" Sahut Yuri ngga mau kalah

" Oh atau gini aja deh gue ngga keberatan kalau semisal buku ini dipake sama sama uhm... Cㅡchoi Yena?" Kata Yuri ragu yang lagi micingin matanya mencoba membaca nametag yang menempel didada orang tersebut.

" Hㅡhah? Engga engga engga saya ga bisa" kata orang yang bernama choi yena itu sambil ngibasin kedua tangannya tanda kalau dia gak setuju

" Yaudah kalau gitu selamat tinggal tuan Choi" ucap Yuri sambil mengangkat bukunya kemudian ia berbalik meninggalkan Yena sendirian.

Yena melebarkan matanya menatap gadis yang ada dihadapannya itu tak percaya. Ia benar benar sedang membutuhkan buku itu untuk tugas deadlinenya. Kebetulan bukunya memang hanya tersisa satu.

Yena menghembuskan napas kasar sambil berjalan mondar-mandir dengan panik, ia benar benar tidak punya pilihan lain sekarang. Cowok itu menarik napas dalam sebelum akhirnya berucap pada Yuri.

" Tunggu!"

Yuri menghentikan langkahnya tanpa memalingkan tubuhnya menghadap Yena.
































" O-oke saya terima" ucapnya ragu

" Tapi kamu harus jaga jarak dari saya"






























Hallo saya balik lagi dengan cerita baru. kemarin ngga tau kenapa tiba tiba kepikiran konsep baru wkwk cerita ini terinspirasi dari salah satu webtoon favorite saya dulu tapi cerita ini nantinya bakalan dikemas secara berbeda, kira kira ada yang tertarik atau engga? Kalau banyak respon positif ceritanya bakalan saya lanjut.

Three feet apart ; yenyul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang