Eighteen

1.6K 201 50
                                    

Yena sedari tadi hanya diam memperhatikan yuri yang sedang asik melamun. Mereka berdua sedang berada disebuh cafe sekarang.

Ia melirik arloji miliknya kemudian bergantian menatap yuri.

SNAP

Yena menjentikkan jarinya tepat didepan wajah yuri yang seketika itu juga membuat yuri tersadar.

" Hm?" Kata yuri dengan wajah bingungnya

" Udah dari 5 menit loh kamu ngelamun" ucap yena

" Maaf" sahut yuri dengan nada menyesal

" mikirin apaan sih?" tanya yena sambil menyendokkan cheese cake ke mulut yuri

Yuri menerima suapan tersebut lalu menguyahnya dengan pelan.

Bayangkan betapa softnya seorang choi yena memperlakukan kekasihnya.

" mikirin anak baru yang duduk disebelah kamu" ucap yuri

Mendengar hal itu sontak membuat yena sedikit tertawa.

" Kamu cemburu?" tanya yena dengan nada meledek

" ya wajar kan kalau aku cemburu" cicit yuri

Lagi lagi yena ketawa mendengar pengakuan yuri.

" mau nonton?" tanya yena mencoba mengalihkan pembicaraan

Yuri seketika menegakkan badannya menatap yena dengan antusias.

" Nonton?" tanya yuri memastikan bahwa ia tak salah dengar

Yena mengangguk sebagai jawaban " gimana?"

" mau mau !! kapan?"

" nanti malam diapart aku" sahut yena

Yuri yang tadinya terlihat antusias seketika memanyunkan bibirnya. Padahal yuri sudah membayangkan akan pergi kebioskop dengan yena, taunya nonton diapart yena.

" Kenapa? kamu ngga suka ya?" tanya yena setelah memperhatikan gelagat yuri yang kelihatan kurang senang

" Eh engga kok" sahut yuri

" Sebenernya aku mau ngajak kamu nonton ke bioskop, tapi aku ngga suka tempat ramai" kata yena

Tanpa yena jelasin pun yuri tahu kalau yena tak menyukai tempat ramai. Ia hanya bisa menuruti keinginan yena.

" Aku ngga mau pergi ke bioskop bukan karena aku takut. Aku cuma mau  ngabisin waktu berdua, kamu sama akuㅡ kita berdua tanpa ada yang ngeganggu" lanjutnya sambil senyum manis kearah yuri

Yuri benar benar tak menyangka dengan jawaban terakhir yena, pernyataan yena barusan sukses membuat yuri tersipu malu, semburat merah tercetak jelas dikedua pipinya. Ini yang yuri suka dari sisi seorang choi yena, yena itu punya caranya sendiri memperlakukan kekasihnya.

" yaudah kalau gitu" sahut yuri malu malu

Sebelum pulang keapart mereka berdua mampir ke minimarket terlebih dahulu untuk membeli beberapa cemilan. Seusainya dari minimarket, keduanya langsung menuju arah pulang sambil bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih pada umumnya, yena perlahan sudah mulai terbiasa bersentuhan dengan yuri.

" Aku mandi dulu ya?" kata yuri ketika mereka sudah berada didepan apart masing masing

" Iya aku juga mau mandi dulu, nanti langsung masuk aja ya pintunya ngga aku kunci" kata yena

Three feet apart ; yenyul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang