Twenty Five

1.4K 186 26
                                    

" Pa, Yujin mohon sama papa batalin perjodohannya yuri sama bang jeno"

" Loh kok gitu? Kamu cemburu yuri sama abangmu?" tanya sang papa sambil menyeruput kopinya

" Bukan gitu pa, yuri itu udah punya pacar yang juga satu sekolah sama yujin, dia juga sahabat yujin" kata yujin

Papa yujin tampak berpikir sejenak tanpa mengalihkan pandangannya dari koran yang ia baca.

" Pa...." panggilan yujin membuat sang papa tersadar dari lamunannya

" Yujin mohon sama papa batalin perjodohan ini, kasian yuri pa. Yujin tau banget yuri itu sayang banget sama pacarnya"

" Yujin kamu harus tau semua ini bukan keinginan papa ataupun mama kamu, ini semua keinginan abang kamu sendiri" kata papa yujin sambil melipat koran yang tadi dibacanya

" Jadi ini semua karena keinginan bang jeno?" yujin tampak shock setelah mendengar perkataan papanya

" Maafin papa yujin, papa ngga bisa berbuat banyak buat temen kamu dan yuri" terang papa yujin lalu beranjak dari ruang tengah meninggalkan yujin seorang diri.

.

.

Yena baru saja selesai memberi makan mongji. Iya, yuri sengaja menitipkan mongji pada yena katanya itung-itung latihan buat yena biar yenanya ngga takut lagi.

" Ternyata ngurus anjing ngga seburuk yang gue pikir" kata yena yang sedang duduk disofa ruang tengah sambil mengawasi mongji

Yena menghela nafas pelan sembari menyandarkan dirinya disofa.

" Yuri lagi apa ya? Chat gue dari tadi sore juga belum dibales sampai sekarang" gumam yena sambil menatap layar ponselnya

Meski begitu yena mencoba mengerti yuri, barangkali kekasihnya itu sedang menghabiskan waktu dengan orang tuanya, yena cukup maklum karena yuri dan kedua orang tuanya terbilang cukup jarang bertemu karena disibukkan dengan berbagai macam pekerjaan, yuri juga pasti membutuhkan waktu untuk ia habiskan bersama keluargnya.

" Aku kangen kamu yuri" gumam yena seraya memejamkan kedua matanya

Tak berapa lama yena mendengar suara bel dari arah depan.

" Sebentar" teriak yena dari dalam

Ketika pintu terbuka seseorang yang berada dibalik pintu tersebut langsung memeluk yena dengan erat.

" Yuri! hey ada apa?" tanya yena yang tampak khawatir seraya mengelus punggung yuri

Tangis yuri pecah begitu saja didalam pelukan yena membuat yena bingung sekaligus khawatir dengan kekasihnya itu.

" Yena" panggil yuri disela isakannya

" Sstt udahan nangisnya, aku disini oke?" kata yena berusaha menenangkan yuri

Yuri mengangguk pelan didalam pelukan yena, perlahan tangisan yuri mulai mereda.

Yena membawa yuri masuk kedalam dengan menuntun gadis itu agar duduk disofa ruang tengah.

Yuri kembali memeluk yena dari samping dan menyandarkan kepalanya di dada yena.

" Sekarang ceritain sama aku sebenarnya ada apa?" Bujuk yena sambil mengelus kepala yuri

" Aku ngga mau pisah sama kamu" kata yuri dengan suara yang agak parau

Yena menaikkan alisnya, ia sedikit menunduk agar bisa melihat wajah kekasihnya itu.

" Siapa yang mau pisah sama kamu, aku ngga akan kemana mana" sahut yena sambil senyum menatap yuri

" Yena aku mau kasih tau hal penting ke kamu, tapi sebelum itu aku mau kamu janji satu hal sama aku" Kata yuri menatap dalam kedua mata yena

Three feet apart ; yenyul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang