Baru terhitung dua minggu hubungan Yena dan Yuri berjalan semenjak mereka memutuskan untuk berpacaran, kalau biasanya pasangan baru masih dalam masa manis manisnya pacaran atau sedang berada di fase lovey dovey beda hal dengan hubungan Yena sama Yuri yang bisa dibilang agakㅡ okay mari kita sebut saja flat.
Yuri sebisa mungkin mengerti keadaan kekasihnya itu, tapi namanya yuri cewek sesabar apapun dia mencoba menjalani hubungannya dengan Yena, jauh dilubuk hatinya terkadang yuri juga menginginkan hal hal yang seperti kebanyakan pasangan lainnya lakukan pada umumnya.
Disisi lain Yena sebenarnya juga sedikit stress memikirkan hubungannya dengan Yuri. Yena selalu merasa takut suatu saat Yuri akan meninggalkannya karena bosan dengan hubungan mereka yang bisa dibilang monoton.
Yena bukannya tak mau berusaha, ia bahkan selalu mencoba untuk melawan phobia sialan itu tapi sayangnya selalu berakhir gagal.
" Yena"
" .........."
" Sayang"
merasa tak ada jawaban yuri melambaikan tangannya tepat didepan wajah Yena
" Ehㅡ iya?"
" Kok ngelamun sih?" tanya Yuri khawatir
Yena menggeleng sambil senyum kearah Yuri.
" Beneran?"
" Iya sayang, yuk ntar keburu bel masuk bunyi" kata Yena berjalan mendahului Yuri.
Yuri menghela napas pelan memandangi punggung Yena kemudian berjalan menyusul Yena.
" makan siang nanti mau kekantin ngga?" tanya Yuri ketika mereka sudah sampai didepan kelas Yuri
" Hmm.. kayanya engga deh aku udah bawa bekal soalnya"
Sebenarnya tujuan Yuri hanya ingin mengajak yena makan dikantin agar bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk mereka berdua, tapi Yena ngga cukup peka buat mengerti maunya Yuri. kalau boleh jujur, Yuri sedikit kecewa karena ketidak pekaan Yena dengan keinginannya kecilnya.
" Yaudah kalau gitu, aku masuk dulu ya?" kata Yuri senyum tipis pada Yena
" Iyaa, belajar yang bener ya" ucap yena lalu melangkah pergi meninggalkan kelas Yuri.
Sebenarnya Yuri ingin sekali menyampaikan segala isi hatinya yang selama ini ia simpan sendiri pada Yena, namun hal itu selalu ia urungkan karena takut hal itu hanya akan membuatnya terlihat seperti menuntut pada Yena. Pada akhirnya Yuri hanya bisa membaginya dengan sahabat sahabatnya.
ㅇㅇ
" Oi kantin ngga lo?" tanya Hyewon ke Yena yang duduk tepat disebelahnya
" ngga ah gue udah bawa bekal dari rumah" tolak Yena
" Lo ngga bareng Yuri?"
Yena menggeleng sambil menyendendokkan makanan kemulutnya.
" palingan dia sama temen temennya" sahut Yena
" kalo gue boleh berpendapat nih ya Yen, lo sama Yuri pacaran tapi keliatan kaya orang ngga pacaran" kata Hyewon
Yena menghentikan aktivitasnya sejenak menoleh kearah Hyewon. Ia paham kemana arah pembicaraan Hyewon.
" Emang sejelas itu ya?"
" Dari yang gue liat sih gitu" sahut Hyewon
Seketika raut muka yena berubah menjadi murung, ada perasaan bersalah dihatinya pada Yuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three feet apart ; yenyul
Romance"Meeting you was unexpected, but falling in love with you was inevitable "- Yuri Gimana jadinya kalau seorang Jo Yuri malah berakhir jatuh cinta pada cowok yang dianggapnya aneh bahkan cowok itu sendiri sangat susah untuk didekati? [ Warn! Genben...