Thirty One

2K 231 82
                                    

Terhitung satu minggu sudah pasca baku hantam di apartemen jeno waktu itu yang mana artinya hari ini adalah hari dimana pertunangan akan digelar.

Tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan keinginan jeno sekalipun orangtuanya, ia tetap bersikukuh agar pertunangan itu harus terlaksana bagaimana pun caranya.

Yujin benar-benar dibuat geram oleh kakaknya itu.

" Bang"

" ......"

" Bang!" Yujin menarik kasar bahu jeno membuat jeno berbalik menghadap kearahnya

" Apa lagi sih jin?"

" Lo apa-apaan sih?! Lo ngga punya rasa malu apa sama keluarga yuri setelah apa yang lo lakuin sama anak mereka?! Dimana akal sehat lo!" Bentak yujin

Jeno hanya menggelengkan kepalanya seraya memijit pelipisnya menghadapi adiknya itu.

" Kalo lo masih punya rasa malu, batalin sekarang juga pertunangan ini!" Kata yujin menatap geram sang kakak

" Gue ga bisa yujin, apapun yang terjadi pertunangan ini harus tetap terlaksana. Gue yakin yuri bakalan bahagia"

" Gimana bisa yuri bahagia sementara lo sendiri yang udah ngerenggut kebahagiaan dia!" Ucap yujin

" Yujin lo itu ade gue, tolong sekali ini aja lo percaya sama abang lo"

" Gimana gue bisa percaya sama lo setelah apa yang lo coba lakuin waktu itu ke yuri, gue bahkan masih kecewa sama lo bang" kata yujin dengan nada kecewa

" Gue mohon kali ini tolong percaya sama gue, gue juga udah ngomong sama choi yena sebelumnya mengenai pertunangan ini" jawab jeno

" Lo ketemu sama yena?"

Jeno hanya mengangguk sebagai jawaban.

" Terus?"

" Dia udah nyetujuin pertunangan ini"
































Sekarang yuri sedang berada di apartemen yena setelah yena memintanya untuk bertemu. Mereka sedang bersantai diruang tengah milik yena.

" Yuri" panggil yena

Yuri menengadahkan kepalanya menatap yena, posisi mereka sekarang sedang tiduran disofa dengan yuri yang berada dalam kungkungan yena.

" Maaf aku malah nyuruh kamu kesini padahal nanti malamㅡ" ucapan yena terhenti ketika yuri tiba-tiba mengecup bibir yena

" Aku ga mau bahas hal itu yena" kata yuri seraya menenggelamkan wajahnya didada yena

Yena hanya bisa menghela nafasnya menanggapi respon kekasihnya itu.

Kalau kalian kira yena tidak berjuang samasekali untuk hubungannya maka kalian salah, segala cara bahkan sudah yena lakukan ayahnya pun juga turut ikut andil membantu yena, namun keputusan tetap berada ditangan jeno.

Yuri mulai menangis didalam pelukan yena, bahunya bergetar bahkan yena dapat merasakan bajunya mulai basah.

" Hey" yena mengangkat dagu yuri agar gadis itu menatapnya

" Yena lakuin sesuatu, ajak aku pergi kemana kek yang penting aku bisa sama kamu. Aku cuma mau kamu" ucap yuri disela tangisannya

" Hey mana mungkin aku bawa kabur anak orang" kata yena seraya mengusap pipi yuri.

Yuri tiba tiba memukul dada yena berkali-kali dengan tangisan yang kian menjadi. Yuri kesal dengan yena yang terkesan seperti membiarkan dirinya begitu saja menjadi tunangan orang lain.

Three feet apart ; yenyul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang