Twenty one

1.4K 201 24
                                    

ㅡ Flashback ㅡ

" Ma..."

" Yena maafin mama" ucap mamanya sembari memeluk erat yena.

Yena tak menjawab, ia menyandarkan kepalanya dibahu sang mama.

" Mama tau kamu anak yang kuat. Mama yakin kamu udah cukup dewasa buat ngerti keadaan mama sama papa"

Yena mengangguk lemah didalam pelukan mamanya.

" Mama cuma mau pesan satu hal sama kamu, jangan pernah benci sama papa kamu karena walau bagaimana pun dia tetap papa kamu" kata sang mama sambil mengelus sayang kepala yena.

Yena mengangkat kepalanya menatap mamanya dengan bingung.

" Gimana bisa yena maafin papa setelah apa yang udah papa lakuin ke mama dan keluarga kita" ucap yena dengan mata yang sudah memerah.

" Sayang, mau gimana pun dia tetap papa kamu. Walaupun mama sama papa udah pisah, kita berdua sampai kapan pun tetap orang tua kamu"

Yena menggeleng pelan dengan wajah yang tertunduk.

" Yena ngga tau ma yena ngga bisa janji sama mama" lirih yena

Tak berapa lama papa yena datang menghampiri mereka berdua.

" Kamu mau ikut papa atau mama?" Tanya sang papa.

Yena memandang sang mama sebentar dengan tatapan yang sulit diartikan.

" Yena ngga akan ikut papa sama mama"

Yena rasa, ini adalah sebuah keputusan yang paling benar.

" Kenapa sayang?" Tanya sang mama

" Mulai saat ini yena mau belajar hidup mandiri"

" Kamu yakin? Kamu udah mikirin semuanya matang matang?" kini giliran sang papa yang bertanya

" Hm yena udah mikirin semuanya matang matang pa"

" Yaudah kalau memang begitu maunya kamu, papa sama mama ngga akan maksa kamu. Nanti papa bakalan kirim uang bulanan buat kamu jadi kamu ngga perlu khawatir"

" Ga perlu pa, yena ga butuh uang papa lebih baik papa gunain uangnya buat ngehidupin selingkuhan papa itu" ucap yena sarkas

" Yena!" Tegur sang mama

" Liat kan pa? Sampai akhir pun mama masih belain papa yang jelas jelas udah bikin keluarga kita berantakan! Papa sadar ngga udah nyia-nyiain wanita sebaik mama?!" nada yena meninggi seiring dengan emosinya yang kian tak terbendung ketika melihat papanya.

Papa yena hanya bisa terdiam mendengar ucapan anaknya itu, dia tahu bahwa ia sudah melakukan kesalahan terbesar selama hidupnya setelah menyia-nyiakan istri dan anaknya hanya untuk kesenangan dirinya semata.

Mau dikata apa lagi sekarang nasi sudah menjadi bubur. Selingkuhan papa yena yang tak lain adalah sekretarisnya tersebut kini tengah mengandung darah dagingnya sendiri akibat kecerobohannya, mau tak mau papa yena harus bertanggung jawab atas semua yang telah terjadi dengan menikahi sekretarisnya tersebut.

" Papa minta maaf yena" hanya kata itu yang dapat keluar dari mulut sang papa

Yena mengusap kasar air matanya yang tak terbendung lagi, kemudian pergi begitu saja meninggalkan kedua orang tuanya.

Dan tepat dihari itu juga mama yena mengalami kecelakaan hebat sewaktu menuju rumah orang tuanya sepulang dari pengadilan yang mengakibatnya koma hingga sekarang.

Three feet apart ; yenyul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang