Twenty Four

1.3K 175 45
                                    

Mohon bersabar jangan barbar setelah baca chapter ini oke? tarik nafas dulu jangan lupa doa :).










































ㅇㅇㅇㅇ

Sekarang waktu menunjukan pukul 06.00 sore, sudah satu jam yuri tertidur sejak kepulangannya kerumah.

Tak berapa lama seseorang membuka pintu kamar yuri hingga membuat gadis itu terpaksa harus membuka matanya.

" Loh papa kapan sampainya?" Kaget yuri ketika melihat papanya memasuki kamarnya.

" Dari setengah jam yang lalu" sahut sang papa sembari duduk disisi ranjang yuri

" papa sama mama kok tumben banget pulangnya mendadak" kata yuri sambil mengucak matanya

" Papa mau bicara sama kamu"

Yuri membenarkan posisinya menjadi duduk menghadap sang papa.

" Papa mau ngomong apa?"

" Yuri perusahaan papa saat ini sedang mengalami krisis besar dan hampir mengalami kebangkrutan" tutur papa yuri sambil menggenggam tangan kecil yuri

" Separah itu pa?" tanya yuri dengan wajah khawatir

" Papa udah coba ngomong ke beberapa kolega papa buat bantuin papa, tapi mereka terlalu takut untuk mengambil resiko dan menolak untuk tetap bekerjasama dengan perusahaan papa. Untungnya keluarga Ahn masih mau bantuin kita, tapi dengan satu kesepakatan" terang papa yuri dengan raut wajah sedih

" Kesepakatan?" tanya yuri dengan dahi berkerut

Papa yuri mengangguk sambil menatap dalam mata anak semata wayangnya itu.

" Kamu bakal dijodohin sama keluarga Ahn"

Rasanya tubuh yuri seketika kaku  setelah mendengar penuturan sang ayah.

" Dijodohin?" tanya yuri tak percaya

" Maafin papa, papa ngga punya pilihan lain yuri" kata sang papa dengan nada menyesal

" Tapi paㅡ"

" Papa harap kamu bisa ngerti nak, sekarang kamu mandi terus siap siap. Nanti malam kita ada acara makan malam sama keluarga Ahn" setelah berucap begitu papa yuri keluar dari kamar yuri tanpa mendengar penjelasan yuri terlebih dahulu.

Yuri benar benar tidak tau harus berbuat apa sekarang, ia jelas ingin menolak perjodohan itu tapi disisi lain perusahaan papanya benar benar sedang berada diambang kehancuran.

Yuri menenggelamkan wajahnya diantara kedua lututnya dengan bahu yang mulai bergetar.

" Yena aku butuh kamu sekarang" gumam yuri ditengah isakannya

Sementara itu dikediaman keluarga Ahn

" Ma apa ngga bisa pake cara lain?" bujuk yujin kepada sang mama

" Ngga bisa yujin itu udah jadi kesepakatan keluarga kita sama keluarganya yuri"

" Tapi kenapa harus pake acara perjodohan gini segala sih ma, ma ayolah menurut yujin masih banyak cara lain buat bantuin perusahan mereka tanpa harus adanya perjodohan konyol kaya gini, yujin ngga setuju" kata yujin dengan nada memelas

" Konyol gimana? Bukannya ini hal yang baik buat kamu sama yuri hm? Kalian juga udah temenan dari kecil kan" kata sang mama

" Ma..." ucap yujin dengan wajah memohon

Three feet apart ; yenyul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang