6

2.8K 252 1
                                    

Yoongi berada dikamarnya menyembunyikan wajahnya diantara lututnya, sekarang benar-benar pusing rasanya. Ini terlalu mengejutkan. Ia tak mau melukai kakaknya. Saat ia kembali mengingat semua yang sudah kakaknya berikan. Kristal bening itu mulai turun dari mata Yoongi membasahi pipi chubby itu.

"Aku...hiks...menyayangimu...hiks...noona sungguh...hiks...menikah dengannya bukan...hiks...keinginanku. Aku mohon...hiks...maafkan aku...hiks...maafkan aku...hiks...noona" Yoongi terus-menerus menggumamkan kata-kata itu daritadi.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu kamarnya membuat Yoongi mendongak.

"Yoongi" panggil Miingi sendu. Yoongi tak menjawab. Sungguh Yoongi belum siap menemui kakaknya. "Aku masuk ya" lanjut Miingi karena Yoongi tak memberi respon.

Klek

"Yoon" lirih Miingi. Yoongi melihat wajah kakaknya. Matanya sembab. Kacau. Sama seperti Yoongi. "Noona...hiks...a-aku tak mau...hiks...menyakitimu...hiks...aku adik...hiks...yang buruk" isak Yoongi. "Kau tak menyakitiku, ini bukan keinginanmu kan" ucap Miingi lembut sambil duduk disamping Yoongi.

"Yoon...menikahlah dengan Jimin berikan anak yang manis untuknya ya" lanjut Miingi tersenyum tipis menatap Yoongi.

"Noona aku...hiks...aku tau perasaanmu pada Jimin...hiks...aku tak bis..." ucapann Yoongi terputus. "Ssst ini bukan salahmu aku pernah bilang padamu kan perceraianku dan Jimin juga bukan salah Jimin. Ini...hiks...salahku aku...hiks... aku tak semp..." Yoongi menghentikan kakaknya untuk melanjutkan perkataannya dengan menggenggam tangan kakaknya.

"Kau yang terbaik noona" Yoongi tersenyum pada kakaknya. "Kalau begitu menikahlah dengan Jimin, Yoongi" lirih Miingi.

"Aku tak bisa aku tak mau" tolak Yoongi. "Ini permintaan juga perintahku Yoongi kau harus melakukannya" final Miingi lalu pergi beranjak keluar kamar Yoongi.

"Arghhhh" Yoongi mengacak rambutnya frustasi.

~~~
Matahari masuk kekamar bernuansa hitam membangunkan sang empu dari tidurnya. Mata sembab milik Yoongi terbuka pelan. Ia menangis semalaman. Karena menyakiti kakaknya karena gagal untuk menghentikan perjodohan antara ia dan Jimin.

Lalu ponsel Yoongi berbunyi menandakan panggilan masuk. Yoongi mengambil ponselnya dan melihat id caller milik Hoseok disana. Sungguh berat bagi Yoongi berbicara dengan Hoseok sekarang. Namun Yoongi tetap mengankat panggilan dari Hoseok agar namja tersebut tidak khawatir.

"Yoon kau dimana? Tidak kuliah? Kau sakit? Atau terlambat? Kau dimana aku akan menjemputmu?" rentetan pertanyaan dari Hoseok. Membuat Yoongi menyunggingkan senyum tipis. Namun tidak lama. Senyum itu hilang. Yoongi mengingat ia akan menyakiti namja ini. Namja yang selalu memperhatikannya.

"Aku baik-baik saja yang hyung. Hari ini aku tidak kuliah. Aku akan pergi bersama keluargaku" tentu saja Yoongi berdusta.

"Aku jadi tenang kalau begini. Ya sudah sana siap-siap. Aku tau kau baru bangun tidur" ujar Hoseok.

"Tau darimana?" beo Yoongi.
"Baumu sampai sini tercium" kekeh Hoseok diakhir kalimatnya.
"Kau menyebalkan hyung" desin Yoongi langsung memutuskan telfonnya secara sepihak.

~~~
Yoongi keluar kamarnya. Biar bagaimanapun perutnya memang harus diisi. Saat berjalan menuju dapur. Perutnya bahkan sudah menggelar konser lebih besar.

Yoongi sampai didapur melihat dimeja makan ada begiti banyak makanan. Yoongi melihat kearah jam yang menunjukkan pukul 09.00. 'Ini sudah lewat waktu sarapan. Tapi kenapa makanannya masih utuh' batin Yoongi.

Lalu siluet matanya menangkap seorang namja tengah berjalan dengan membawa piring dari dapur. Namja yang membuatnya menangis semalaman. Namja yang menyakiti kakaknya.

"Jimin?"

~~~
Hy readers tolong jangan jadi siders dong. Ini cerita pertama aku jadi tolong minta semangatnya ya. Votenya jangan lupa. Injek bintangnya.

WHY?!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang