22

1.9K 156 10
                                    

Yoongi keluar kamar mandi. Jimin masih tidur disofa. Tentu saja ia tidak mau satu kasur dengan Jimin. Hal gila yang lainnya.

"Kaki benar benar pegal. Lapar, apa aku harus memasak? Jimin menyewa pembantu tidak ya" gumam Yoongi.

Yoongi berjalan menuruni tangga. Ia mendengar orang-orang sedang mengobrol.

"Sial" umpat Yoongi. Ia baru sadar bahwa ternyata keluarganya dan Jimin menginap disini. Yoongi buru-buru kembali keatas. Namun terlambat sudah.

"Yoongi-a kemari kita sarapan bersama. Dimana Jimin?" tanya ibu Jimin.

"Dia...masih tidur" jawab Yoongi.

"Tidur? Apa kau yang menang semalam Yoongi? Padahal eomma rasa Jimin pria yang tangguh tapi kau berhasil memenangkan permainan semalam. Kau luar biasa Yoongi" ibu Jimin salah paham.

Yoongi tersenyum kikuk. Rasanya menjijikan mendengar orang lain berbicara hal yang seperti itu soalnya dan Jimin.

"Kami bahkan tidak tidur satu kasur, itu terlalu menjijikan" batin Yoongi. "Kalau begitu aku panggil Jimin saja dulu" Yoongi buru-buru naik keatas.

"Menantu yang lucu" gumam ibu Jimin. Wanita parubaya tersebut menegak ludah saat melihat Miingi berdiri tidak jauh darinya. Tersenyum simpul kemudian langsung memalingkan wajahnya dan beranjak pergi.

~~~
Yoongi berdiri kaku melihat Jimin. Ia memikirkan bagaimana cara membangunkannya.

Mengguncang bahunya. Tidak. Tidak. Itu...ia harus menyentuh Jimin.

Berteriak?. Bukan ide bagus juga.

Tring~
*bukan suara lampu yang muncul dari kepala lho.

Satu pesan dari operator masuk membuat Yoongi mendapat ide bagaimana cara membangunkan Jimin.

Ia meletakkan hp Jimin tepat ditelinganya. Diatas telinganya. Kemudian Yoongi menelfon nomor Jimin.

Dan...

"ASTAGA!"

Pletak

Yoongi mundur beberapa langkah saat Jimin bangun. Hp Jimin terjatuh. Tapi baik baik saja. Yoongi merasa lega. Ia fikir akan pecah. Mau tidak mau ia harus menggantinya kan.

"Kau...kenapa melakukan hal itu" ujar Jimin yang menetralisir rasanya kaget, hampir marah, dan masih belum mengembalikan seluruh nyawanya.

"Aku membangunkanmu. Cepat mandi dan segera turun kebawah" Yoongi segera pergi meninggalkan kamar. Dan berlari kebawah.

"Monster" gumam Jimin.

~~~
Kini semua sedang sarapan bersama kecuali ayah Yoongi. Ia berangkat kerja hari ini tidak mengambil libur. Suasana begitu senyap. Hanya dentingan sendok dan piring saja yang terdengar.

"Jimin kau kalah ya permainan semalam?" tanya ibu Jimin.

Jimin menatap Yoongi. Yoongi menggerakkan bibirnya tanpa suara.

"Kau saja yang jawab dia ibumu"

"Eomma kau tau kan aku ini pria yang tangguh" ujar Jimin sekenanya.

"Tapi Yoongi terlihat baik-baik saja. Ia bahkan berjalan dengan normal. Kalian melakukannya kan" telisik ibu Jimin.

"Uhuk uhuk" tiga orang tersedak bersamaan. Jimin, Yoongi, dan Miingi. Jimin segera minum dan beranjak dari tempatnya kearah Miingi mengelusi punggungnya dan membantu memberikan air untuknya.

Ibu Jimin mendelik tidak percaya apa-apaan putranya ini bagaimana ia lebih peduli mantan istrinya ketimbang istrinya yang sekarang. Ibu Jimin juga segera berdiri, berjalan kearah Yoongi dan membantunya.

Ibu Yoongi hanya diam dan melihat saja. Keadan didepan matanya benar benar memusingkan.

~~~
Yoongi dan Miingi duduk bersama dibelakang rumah setelah sarapan. Yah, Miingi memang meminta Yoongi menemuinya. Ada yang perlu dibicarakan.

"Yoongi-ya aku...sudah membuat janji dengan dokter 2 hari lagi" ujar Miingi.

Yoongi meremas jarinya. Menarik nafas dalam. Berusaha untuk tidak mengumpat.

"Tentu noona kita akan kesana 2 hari lagi" ucap Yoongi sambil tersenyum manis dan pergi meninggalkan Miingi.

~~~
Tbc.




WHY?!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang