(01) - Falling in Love?

729 13 0
                                    

Dera Ananda Putri, gadis manis dari keluarga sederhana yang kerap disapa dengan nama depannya bersiap menuju ke lingkungan yang baru. SMA Satya Pelita, sekolah baru yang akan dia jalani mulai saat ini. Dera sudah melupakan kenangan lama akan sekolah lamanya, SMK Jaya Pemuda.

Hari pertama MOS di SMA Satya Pelita pun tiba. Dalam hatinya, Dera selalu berdoa agar hari-harinya di sekolah barunya bisa berjalan baik, tentunya lebih baik daripada yang dulu.

Dan sepertinya perlahan doa Dera terkabul. Baru hari pertama ia sudah mendapatkan teman. Seorang siswa laki-laki mengajak Dera berkenalan.

"Hai, boleh kenalan? Aku Dika Mahendra. Panggil aja Dika. Nama kamu siapa?" Dika menjabat tangan Dera.

"Oh, aku Dera Ananda Putri. Panggil aja Dera."

Perkenalan mereka membawa Dera dan Dika menjadi sahabat. Dika menjadi sahabat Dera satu-satunya. Dika pun menjadi teman yang baik untuk Dera meskipun Dika tahu Dera lebih tua dua tahun darinya. Bahkan seumuran dengan kakak laki-laki Dika yang bernama Dimas Mahendra. Memang seharusnya Dera sudah menginjak kelas dua belas tapi karena dia murid pindahan dari jenis sekolah yang berbeda, jadi harus mengulang dari awal kelas sepuluh sesuai peraturan sekolah itu.

"Dera, nanti pulang bareng yaa. Aku dah putusin gak bawa motor atau mobil dulu. Mending naik angkot aja. Kan jadi bisa bareng sama kamu. Habisnya kamu selalu nolak tiap aku mau anter kamu pulang." kata Dika.

"Dika, aku cuma gak mau ngerepotin kamu. Lagipula aku udah biasa naik angkot. Kamu yakin beneran mau pulang naik angkot?"

"Kenapa gak?"

"Di angkot itu sumpek banget, Dika. Mesti panas-panasan pula. Kamu kan gak biasa."

"Kalo gitu mulai sekarang aku bakal biasain. Sahabat aku aja bisa, kenapa aku gak? Lagipula jadi ada untungnya juga buat aku, Ra."

"Untung?"

"Ya. Selain bisa sama kamu, aku juga bakal irit ongkos bensin. Ya kan?"

"Astaga, Dika. Kamu nih ada-ada aja!"

Mereka pun tertawa bersama.

Dika dan Dera sekarang selalu pulang bersama. Dika juga selalu perhatian pada Dera. Dera selalu menceritakan keluh kesahnya pada Dika. Dika sudah terbiasa menjadi tempat curahan hati Dera. Ketika Dera menghadapi masalah berat di rumah, seperti biasa Dika yang menghibur Dera.

---

Siang ini di aula sekolah sedang ada acara sosialisasi. Semua siswa dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas berkumpul di aula tersebut.

"Dik, liat deh. Cowok itu keren banget yah?" seru Dera pada Dika.

"Yang mana sih?" tanya Dika sambil celingukan mencari orang yang dimaksud Dera.

"Itu, yang ada di barisan kedua dari depan, yang lagi ngobrol sama temennya yang pake kacamata. Itu loh, Dik." sahut Dera sambil menunjuk-nunjuk ke arah seseorang di tengah kerumunan.

"Oh yang itu. Aku kayaknya tau dia, dia kalo gak salah anak kelas dua belas A, namanya Kak David. Dia temen baik kakak aku, ya meskipun mereka beda kelas. Yah itu artinya dia juga seumuran sama kamu. Kenapa? Kamu suka dia?"

"Ehh, kayaknya iya deh. Hehe. Aku pengin banget kenalan sama dia." jawab Dera malu-malu.

Beberapa waktu berlalu. Dera makin hari makin mengagumi sosok David. Dimas yang merupakan kakak Dika sekaligus teman baik David juga mencoba ikut membantu Dera agar bisa dekat dengan David karena Dika memintanya.

Tak disangka, Dera dan David dipersatukan dalam sebuah olimpiade matematika antar sekolah. David mewakili kelas dua belas dan Dera mewakili kelas sepuluh. Sementara wakil kelas sebelas adalah seorang gadis bernama Yoshita. Namun, ada kejadian yang membuat Dera benar-benar patah hati. Dera melihat dengan mata kepalanya sendiri, David menyatakan cinta pada Yoshita dan mereka berdua resmi pacaran.

Dalam situasi yang Dera alami sekarang ini, tentunya Dika jadi orang pertama yang berusaha menghibur Dera.

"Dera, udah jangan sedih terus ya. Mungkin Kak David bukan yang terbaik buat kamu. Kamu pasti bisa dapet cowok yang lebih dari dia. Kamu itu cantik, pinter. Cowok di dunia ini bukan cuma dia, Ra." Dika berusaha menghibur Dera.

"Dika, tapi aku beneran suka sama Kak David. Apa jatuh cinta itu harus sesakit ini?" sahut Dera sambil terisak.

"Ya udah, kalo memang kamu tetep kekeh kayak gitu, aku janji bakal bantuin kamu dapetin Kak David. Aku bakal coba minta bantuan lagi sama Kak Dimas."

Dika tetap membantu Dera untuk mendapatkan David meskipun kemungkinan itu sangat kecil karena jelas-jelas David sudah punya pacar. Dimas juga membantu. Namun, seiring waktu berlalu, kedekatan di antara Dera, Dika dan Dimas justru membuat Dika dan Dimas tertarik pada Dera.

Ketika Dera berkunjung ke rumah Dika, ketegangan itu pun dimulai. Saat mereka berdua tengah bicara di kamar Dika, keluarlah pengakuan dari mulut Dika.

 Saat mereka berdua tengah bicara di kamar Dika, keluarlah pengakuan dari mulut Dika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dera... Kamu masih mau berusaha dapetin dia?"

"Entahlah, Dik. Apa mungkin bakal ada keajaiban yang bisa buat keadaannya berbalik dan akhirnya Kak David juga suka sama aku?"

"Kamu seharusnya bisa dapetin cowok yang bener-bener cinta sama kamu."

Dika tiba-tiba memeluk erat tubuh Dera.

"Dika--"

"Dera... Aku tau ini mungkin agak aneh buat kamu, tapi aku sayang sama kamu. Lebih dari sahabat. Kita... Apa bisa kalo persahabatan ini kita ubah jadi hubungan yang lain? Maaf, Ra. Aku udah jatuh cinta sama kamu."

Dera begitu terkejut, ia melepaskan pelukan Dika.

"Dika? Maksud kamu apa? Kamu sahabat terbaik aku."

"Aku juga gak tau, Ra. Kenapa perasaan ini tiba-tiba harus ada di diri aku. Tapi Dera, gak ada salahnya kan kalo kita coba? Kamu jadi pacar aku, kamu lupain aja Kak David." mohon Dika pada Dera.

"Aku gak bisa Dika. Maaf, tapi aku gak cinta sama kamu. Aku gak punya perasaan itu buat kamu. Aku lebih suka sahabatan sama kamu karena kamu bener-bener sahabat yang baik, Dik."

Hubungan Dika dan Dera jadi makin berjarak semenjak Dika menyatakan cinta pada Dera. Mereka jadi canggung dan status persahabatan mereka sekarang ini tidak jelas.

•••

Suatu hari Dimas berkesempatan mengantar Dera pulang.

"Kak Dimas, makasih buat semuanya."

"Dera, gak usah sungkan sama aku. Oh ya, di luar sekolah gak usah panggil 'Kak' yaa! Kita kan seumuran."

"Iya... Eee... Dimas."

"Dera, akhir-akhir ini hubungan David sama Yoshita gak berjalan baik. Mungkin kamu punya kesempatan. Tapi kalo David gak mau sama kamu, aku mau kok."

"Maksudnya?"

"Iyaa... Aku serius Dera. Aku suka kamu."

Dera terdiam.

"Kenapa? Lebih baik kamu sama aku yang udah jelas daripada sama David. Ya kan?"

"Maaf Dimas. Tapi aku gak bisa."

DEALLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang