(20) - Rencana Apa?

46 3 0
                                    

Di sinilah Dera berada sekarang. Sebuah hotel mewah di pinggir pantai, bertempat di pulau yang begitu indah. Dera tak sendiri, ia bersama keluarganya, ayah dan ibunya, serta pastinya dengan sang CEO tampan.

Ya, orang tua Dera menyetujui ajakan Nanda untuk berlibur bersama. Nanda begitu senang karena keinginannya tercapai. Ia sudah lama memimpikan hal ini, liburan menyenangkan bersama kekasihnya, termasuk dengan keluarga kekasihnya.

"Nanda,"

"Eh hai Sayang. Kamu butuh sesuatu?" Nanda beranjak dari bangku santainya, ia memang sedang bersantai di pinggir pantai sedari tadi.

"Ah gak kok, aku cuma--"

Nanda akhirnya mengajak Dera duduk bersama di sana.
"Kenapa? Apa semuanya baik?"

"Ya. Gak ada masalah Nan. Aku..."

"Ehm. Calon mertua aku di mana?"

"Hah?"

"Maksud aku ayah sama ibu kamu. Mereka di mana?"

"Oh, mereka masih istirahat di kamar. Pasti mereka kecapekan karena dari pagi kamu ajak jalan-jalan."

"Hm, iya ya. Tapi, buat aku yang penting mereka juga hepi. Aku cuma belajar jadi calon menantu yang baik kok."

"Udah deh Nan. Dari tadi kamu ngomong mertua-menantu, apaan sih??"

"Loh kenapa Sayang? Apa aku salah? Gak kan?"

"..." Dera mengalihkan pandangannya dari Nanda.

"Oke Sayang, i'm so sorry!" Nanda membawa tangan Dera dalam genggamannya. "Aku gak akan bahas itu lagi. Aku masih bisa bersabar buat nunggu kamu sampe kamu siap kok."

"Nanda, aku--"

"Sstt.. Udah ya Sayang. Jangan ngajak debat lagi sekarang! Aku cuma mau kamu bisa nikmatin waktu liburan kita."

"Bukan gitu Nan, aku sebenernya mau ngomongin sesuatu sama kamu."

"Ya! Ada apa Sayang? Kamu mau ngomong apa?" Nanda mengecup punggung tangan Dera.

"Nanda. Aku mohon, aku minta kamu jangan berlebihan ya! Jangan berlebihan sama aku dan ayah ibu aku."

"Berlebihan? Are you sure? Berlebihan gimana maksud kamu Sayang?"

"Ya berlebihan. Sikap dan perlakuan kamu ke ayah ibu dan aku. Aku.."

"Aku rasa semua yang aku lakuin selama ini masih dalam batas wajar kok."

"Gak Nanda. Kamu gak ngerti."

"Iya, aku gak ngerti. Makanya kamu jelasin ke aku Sayang!"

"Ini aku juga lagi jelasin Nan. Maksud aku, cara kamu deketin ayah ibu, ngajak mereka jalan-jalan, beliin ini-itu buat mereka, bahkan ngajak liburan mahal kayak gini. Nanda, itu berlebihan dan aku gak suka."

"Dera Sayang, come on! Oh ayolah. Apa yang aku lakuin itu karena aku sayang kamu, aku pun sayang sama keluarga kamu. Mereka akan jadi keluarga aku juga kan. Ah okee, tolong Sayang, kamu gak perlu permasalahin itu ya! Sstt!"

"Nanda.. Kamu--"

Nanda mulai menyentuh wajah Dera. Dera yang merasakan sentuhan Nanda jadi bungkam seketika. Nanda pun tak bisa lagi menahan dirinya. Tanpa pikir panjang, Nanda menempelkan bibirnya dengan bibir Dera. Seketika ciuman itu makin dalam.

Saat Nanda menghentikan ciumannya, Dera hanya bisa menatap dalam pada pandangan CEO-nya itu.

"I will make you to fall in love with me, as soon as possible. I promise!"

"Nanda,"

"Sstt..!" Nanda menempelkan jari telunjuknya pada bibir Dera.

Dengan sekali gerakan, Nanda kembali membungkam bibir Dera dengan ciumannya.

•••

Malam itu, Al berada di sebuah restoran bersama seorang wanita. Wanita cantik dengan postur tubuh tinggi dan rambut pirangnya yang berhias jepitan berkilau.

"Al, kamu mau pesen sekarang?"

"Ah iya boleh."

Mereka pun memesan beberapa menu.

"Ehm, Nat.. Aku.. Sorry tapi apa yang aku bilang ke kamu tempo hari itu serius. Kita--"

"Al aku tau kok. Aku ngerti. Kamu pasti sayang banget sama dia. Gak mungkin kamu lepasin dia cuma buat aku."

"Makasih Nat. Aku seneng kalo kamu bisa ngerti. Dera itu.. Dia segalanya buat aku. Aku dah janji sama diri aku sendiri kalo dia akan jadi cinta terakhir aku. Aku sangat mencintai dia."

Wanita bernama Natasya itu mendengarkan curhatan Al dengan saksama.

"Al aku tau gimana perasaan kamu. Aku pun juga punya orang yang aku sayang di luar sana."

"Jadi, kamu pun gak pengin ada perjodohan ini kan?"

"Ya aku bisa ngerti keadaan kamu. Kalo harus milih pun, lebih baik aku bersama orang yang mencintai aku di luar sana. Tapi sayangnya, orang tua kita gak mau ngerti keadaan kita kan!"

"Kamu bener. Aku bahkan udah nolak ratusan kali, tapi mereka tetep paksa aku buat ketemu kamu. Aku juga gak tau harus apa. Bahkan karena mereka pula, Dera--kekasih aku jadi menjauh sekarang."

"Al.. Aku juga gak mau jadi penghalang buat cinta kamu. Aku sendiri juga gak mau cinta aku jadi terhalangi. Sekarang, apa yang bisa kita perbuat? Aku sama sekali gak bisa ngelawan perintah mama papa aku."

"Entah Nat! Pikiran aku bener-bener kacau sekarang."

"Al," Natasya mencoba memegang tangan Al. "Al.. Aku tau. Kita gak bisa apa-apa. Kita sama-sama gak berdaya sekarang."

"Natasya??"

"Kita bisa lakuin satu hal, tetep bersama kayak gini di depan mereka sambil kita pikirin rencana selanjutnya buat batalin perjodohan ini."

"Oke, boleh juga. Aku setuju!"

DEALLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang