Saat ini Dera masih menimbang-nimbang, apakah nantinya semua akan baik-baik saja. Apa keputusannya kali ini benar-benar hal yang tepat. Dera mulai tak bisa berpikir jernih. Lamunannya terbuyarkan ketika seorang pria menepuk bahunya dan mulai menghampirinya.
"Sayangku, apa kamu udah siap?"
"Nanda,"
"Kenapa Dera? Apa kamu berubah pikiran? Jadi kamu ragu buat akhirin semuanya yang berhubungan sama dia?"
"Nan kamu gak ngerti gimana perasaan aku sekarang. Aku bingung. Aku gak tau harus gimana. Apa ini semua bener? Apa keputusan ini bisa buat semuanya lebih baik?"
Nanda mulai memeluk erat kekasihnya itu, "Sstt. Aku tau Sayang. Aku ngerti. Ini berat, ini membingungkan, iya aku tau. Tapi Sayang, kamu gak perlu ragu. Percaya sama aku. Aku cuma mau hubungan kita gak perlu dibayang-bayangin sama orang ketiga."
Nanda berkata seperti itu seakan tak sadar dan tak tahu malu, kenyataannya selama ini dirinya lah yang menjadi orang ketiga dalam hubungan cinta Dera dan Al.
Nanda melepaskan pelukannya. Kini ia mendekat ke arah wajah Dera, maksud hati ingin memberi kecupan manis di bibir Dera, menyalurkan sedikit ketenangan dan rasa hangat. Namun, dengan spontan Dera mengalihkan wajahnya dari jangkauan Nanda. Seakan tahu niat Nanda sekarang dan berusaha menggagalkannya.
"Kamu kenapa Sayang?"
"..."
"Ya udah, kita pergi sekarang. Dia pasti udah nunggu kita. Aku gak sabar pengin liat kamu bener-bener lepas dari dia."
Dera mengikuti Nanda ke mobil. Hari ini mereka ada janji bertemu dengan Al. Sebenarnya hanya Dera yang membuat janji temu itu. Itu pun atas perintah Nanda. Al tahunya hanya akan pergi kencan romantis berdua dengan Dera--kekasihnya.
Sesampai di sana, Al langsung mendekati Dera dan memeluknya. Sudah lama semenjak pertemuan mereka terakhir kali, mungkin ini juga akan jadi pelukan yang terakhir.
"Dera, i miss you so much, Sayang! Aku kangen.. Apa kamu juga kangen peluk aku kayak gini?"
"Al,"
"Aku seneng akhirnya kamu punya waktu buat ketemu sama aku. Sayang makasih yaa!"
"Maaf Al--"
Dera mendadak melepas pelukan Al.
"Dera Sayang, are you okay?"
"Dera baik-baik aja kok sekarang." Nanda muncul tiba-tiba dari arah belakang Dera.
"Maaf, Anda siapa ya? Kenapa Anda di sini? Kenapa juga Anda ikut campur urusan saya dan kekasih saya?" Al bertanya-tanya dengan bingungnya sekarang.
"Al Putra Darmajaya. Maaf bisa kamu ulangin kalimat terakhir kamu tadi! Kamu bilang Dera kekasih kamu?"
"Ya-Dera memang--" Al begitu terkejut ketika Nanda tiba-tiba merangkul Dera dan mengecup pipi Dera dengan mesranya.
"Eh lo apa-apaan sih? Kurang ajar lo! Dia cewek gue. LO EMANG BRENGSEK!!"
Al hampir saja meninju muka Nanda, tetapi Nanda tak selemah itu. Ia mampu menahan kepalan tangan Al sebelum jatuh ke mukanya.
"Eits, sabar Bro! Kalo gue mau, lo gak akan bisa selamat malem ini. Tapi, gue masih kasihan sama lo. Lo udah kehilangan cewek lo dan gue gak bisa liat lo kehilangan nyawa juga, pasti bakal miris banget."
"SIALAN LO! Maksud lo apa?"
"Oke gini deh ya. Sebelumnya sorry banget ya Bro. But... Langsung aja deh ya. Karena Dera gak mau bilang, biar gue aja yang bilang ke lo. Mulai sekarang lo harus pergi jauh-jauh dari hidup Dera. Jangan ganggu dia lagi, dan jangan pernah hubungin dia lagi! Karena Dera sekarang cuma milik gue."
"Sial! Lo gila ya? Siapa lo tiba-tiba dateng langsung main ngakuin cewek orang lagi."
"Oh sorry-sorry sampe lupa, gue belum kenalan sama lo ya? Sebenernya gue udah tau siapa lo sih, bahkan gue kenal deket sama bokap lo. Tapi mungkin lo belum tau siapa gue. Gue Nanda Armandito, CEO Armandito group sekaligus calon pendamping Dera--sekretaris pribadi gue."
"Hahh, jadi lo CEO di perusahaan tempat kerja Dera? Lo gak usah ngada-ada deh. Dera masih pacar gue. Lo jangan coba-coba ganggu dia atau ancem dia cuma buat penuhin keinginan lo. Jangan mentang-mentang dia sekretaris lo terus lo bisa seenaknya gitu! Dera masih punya gue."
Nanda mengusap wajahnya karena mendengar ocehan Al.
"Hadeh!! Nih anak susah banget diajak ngomong. Kalo lo gak percaya, silakan tanya langsung sama calon Nyonya Armandito sekarang! Iya kan Sayang? Dera Sayang, tolong bantuin aku jelasin ke masa lalu kamu ini soal hubungan kita yaa! Please! Aku susah banget kasih pengertian ke dia dari tadi."
"..." Dera hanya terpaku.
"Dera? Kenapa kamu diem? Ini maksudnya apa Sayang? Ada apa sebenernya? Please, jawab aku Dera!" Al menatap dalam kekasih yang sebentar lagi akan hilang dari hidupnya.
Dera pun mulai membuka suara, "Al maafin aku. Apa yang Nanda bilang tadi itu semuanya bener. Aku.. Aku gak bisa lanjutin hubungan kita lagi. Sekarang aku udah punya Nanda. Lagian orang tua kamu gak pernah suka sama aku. Aku ngajak kamu ketemu malem ini buat akhirin hubungan kita."
Al hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, seakan tak percaya. Ia tak mau menerima kenyataan pahit ini.
"Tapi kenapa Dera? Kenapa kamu harus pilih dia? Selama ini hubungan kita baik-baik aja. Aku sayang kamu, kamu pun juga sayang kan sama aku?"
"Aku beneran udah gak bisa sama kamu Al."
"DERA! Apa yang udah dia kasih buat kamu Sayang? Aku-aku akan kasih apa pun yang kamu mau."
"Al,"
"Hey, Tuan Al Darmajaya! Anda pikir Dera wanita macam apa? Anda sama saja merendahkan dia."
"Nanda stop! Al, kamu mau tau apa yang bisa aku dapet dari Nanda tapi gak bisa aku dapet dari kamu? Rasa aman, tenang, dan berharga. Itu Al. Selama aku sama kamu, aku gak bisa dapetin itu. Karena kamu pun tau, hubungan kita sampe sekarang masih ditentang sama papa mama kamu."
"Ra, kalo masalahnya cuma itu, aku akan coba handle semuanya. Kamu gak perlu khawatir perihal itu. Aku gak akan biarin mereka ganggu kamu."
"Cukup Al, lo terlalu banyak mulut. Nyatanya apa yang bisa lo lakuin sampe sekarang? Haa? Apa?! Bahkan gue harus liat bokap lo--CEO Darmajaya group itu jelek-jelekin Dera di depan muka gue. Dia ngehina dan ngerendahin sekretaris gue di perusahaan gue sendiri, gue gak bisa diem aja. Gue gak mau liat sekretaris gue nangis lagi atau dipermaluin kayak gitu. Bokap lo itu-CEO macem--"
"Udah Nanda, gak perlu diterusin!"
"Dera.. Apa dia serius? Jadi papa aku udah--"
"Aku udah lupain itu Al. Aku gak mau bahas itu lagi."
"Papa bener-bener keterlaluan! Sayang aku minta maaf soal itu. Please, kasih aku kesempatan buat perjuangin hubungan kita ya!!"
"Maaf Al aku beneran gak bisa. Tolong kamu ngertiin aku."
"Dera aku mohon Sayang! Jangan kayak gini! Kamu tau seberapa besar cinta aku ke kamu kan? Aku-aku sayang kamu Dera."
"Ehem.. Udah deh. Aku muak sendiri dengernya. Sayang, kita pergi aja sekarang ya! Kamu cuma bakal capek aja dengerin dia ngomong. Yang penting semua udah clear kan. Kita udah jelasin ke dia. Okee? Udah beres kan?"
Dera akhirnya menurut, ia mengikuti langkah Nanda untuk membawanya pergi dari tempat itu. Genggaman tangan Nanda pada tangan Dera begitu erat.
"DERA TUNGGU! KITA MASIH HARUS BICARA SAYANG. AKU GAK MAU KITA KAYAK GINI. DERA, KAMU GAK AKAN SEMUDAH ITU LUPAIN KENANGAN INDAH KITA KAN? JANGAN PERGI DERA!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEALLOVE
ChickLit[ SUDAH TERBIT ] ••• [ PINDAH KE NOVELTOON ] *Note: sebagian bab sudah dihapus. "Jika kamu memang ditakdirkan untukku maka Tuhan pasti dapat mempersatukan kita meskipun kamu berusaha berlari sejauh mungkin dari kehidupanku." -AL- *** Hubungan percin...