"Kamu yakin dengan keputusan kamu?"
"Iya saya yakin Pak. Asalkan Pak Nanda juga bakal tepatin janji buat gak akan usik perusahaan Pak Darma lagi dan akan kembaliin keadaan Darmajaya group jadi seperti semula."
"Kamu sadar kan sama kesepakatan kita ini? Kamu harus ninggalin Al pacar kamu itu dan jadi milik--"
"Saya tau Pak. Saya gak akan berubah pikiran."
"Oke deal!" Nanda mengarahkan tangannya ke depan untuk bersalaman tanda sepakat dengan Dera.
Dera menerima uluran tangan Nanda dan berjabat tangan dengannya.
Kini mereka resmi memiliki hubungan sepasang kekasih. Meski hubungan itu diawali hanya dengan sebuah kesepakatan. Rasa cinta hanya ada di pihak Nanda. Saat ini tentunya Dera tak memiliki rasa apa pun terhadap Nanda. Dera melakukan kesepakatan ini hanya demi menyelamatkan perusahaan keluarga Al.
°°°
Sehari setelah kesepakatan mereka, kini Dera berada di ruangan Nanda karena Nanda baru saja memanggilnya.
"Dera, masuklah!"
"Ada apa Pak Nanda panggil saya ke sini?"
Nanda tak kunjung menjawab pertanyaan Dera, ia justru bangun dari kursinya dan mulai mendekatkan dirinya dengan Dera. Nanda memeluk Dera dari belakang dan mendekatkan kepalanya ke telinga Dera. Dera sangat risih dengan perlakuan Nanda yang seperti itu.
"Pak Nanda, mau apa Pak? Tolong lepasin saya!"
"Dera Sayang, saya kangen sama kamu. Makanya saya panggil kamu ke sini." bisik Nanda di telinga Dera.
"Pak tolong jangan kayak gini! Ini di kantor."
"Saya tau ini kantor, Dera. Terus apa masalahnya? Ini ruangan saya dan ini kantor saya, saya bebas lakuin apa pun di sini."
"Tapi Pak--"
"Apa Sayang?"
"Pak Nanda, kita--"
"Ssttt... Sayang, kamu gak perlu takut ataupun khawatir. Saya akan buat satu kantor ini tau soal hubungan kita. Gak akan ada yang berani macem-macem sama kamu. Kamu milik saya Dera!"
Nanda mempererat pelukannya, Dera bisa merasakan napas Nanda yang berhembus di leher dan telinganya.
"Pak Nanda..." Dera masih berusaha melepaskan diri dari Nanda.
"Hmm, satu lagi Sayang. Kalo kita cuma berdua, cukup panggil saya Nanda. Oke?"
"..."
"Oke Sayang?"
"Emm i-iya Pak."
"Nanda!"
"Iya maksud saya Nanda."
Nanda memberikan kecupan singkat di pipi Dera.
Ketika Nanda mulai lengah, akhirnya Dera bisa melepaskan diri dari Nanda. Ia berbalik arah sehingga kini dirinya berhadapan dengan Nanda.
"Pak Nanda, eh maksud saya Nanda..."
"Ada apa Sayang?" Nanda mulai membelai rambut hitam panjang milik Dera.
"Kamu gak lupa sama janji kamu kan?"
"Janji yang mana Dera?"
"Nanda!!"
"Astaga, soal Darmajaya group? Kamu tenang aja Sayang. Saya gak pernah ingkar janji kok. Tunggu aja, besok seluruh berita akan menyiarkan kembali bangkitnya perusahaan Darma itu."
"Kamu serius kan?"
"Iya Sayang. Kamu gak percaya sama saya?"
"Ehh saya percaya kok Pak, eh emm Nanda."
Nanda pun memeluk Dera kembali.
Sementara itu Dera masih berkutik dengan pikirannya. Bagaimana ia harus menghadapi Al nanti. Bagaimana reaksi Al ketika mengetahui hubungannya dengan CEO-nya.
---
Nanda dan Dera baru saja selesai rapat dengan klien dari Australia. Kini mereka hanya berdua di ruang rapat. Ketika Dera ingin keluar lebih dulu, Nanda menarik tangan Dera sehingga langkah Dera tertahan.
Karena tarikan Nanda yang tiba-tiba, Dera terjatuh ke pelukan Nanda. Kini mereka bertatapan.
"Pak??"
"Nanda-Sayang!"
"Nanda, kamu--"
"Ssttt, Sayang! Kamu harus terbiasa deket sama saya kayak gini."
"Nan--" ucapan Dera terhenti ketika Nanda makin mendekatkan wajah mereka berdua. Tangan Nanda mengusap lembut pipi Dera.
"Sayang, temenin saya makan siang yaa!"
"Ehm ee iya Nanda."
Nanda dan Dera makan siang bersama. Nanda mengajak Dera pergi ke restoran yang cukup mewah. Dera merasa tidak nyaman karena orang-orang di sana terus memandangi Nanda dan dirinya.
"Kamu kenapa Dera?"
"Gak, gapapa kok."
"Ya udah, kita pesen makanannya sekarang ya!"
Setelah pesanan mereka datang, mereka sama-sama fokus dengan makanannya. Tidak ada yang berniat untuk membuka pembicaraan.
Selesai makan, mereka akan kembali ke kantor. Kini mereka berdua berada di mobil Nanda dalam perjalanan.
"Dera... Kita balik ke kantor sekarang? Makasih ya udah mau makan siang sama saya."
Merasa tak mendapatkan respons dari Dera, Nanda menoleh ke arah Dera. Terlihat Dera sedang melamun sambil menatap kaca jendela mobil. Nanda yang merasa diabaikan mencoba meraih tangan Dera dan menggenggamnya erat.
"Sayang!"
Dera terkejut, lamunannya terpecah. Ia pun menoleh ke arah Nanda sambil meresponnya, "Iyaa Al..."
Dera tersadar. Ia baru sadar yang ada di sisinya kini bukan Al melainkan Nanda, CEO-nya. Sedari tadi ia mungkin sedang memikirkan Al sehingga kini ia salah menyebut nama orang.
Nanda yang mendengar kekasihnya menyebutnya dengan nama orang lain nampak begitu emosi. Amarahnya tertahan.
"Saya Nanda, bukan Al, Sayang!!"
"Ma-maaf Nanda! Saya--"
Nanda mengalihkan pandangannya ke depan. Ia mempercepat laju mobilnya. Dera sangat ketakutan, ia tak mau Nanda dan dirinya celaka karena emosi Nanda saat ini.
Dera pun makin bingung dan ketakutan. Pasalnya arah mobil Nanda sekarang bukanlah menuju ke kantor. Dera tak tahu jalan menuju ke mana yang sedang dilewatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEALLOVE
ChickLit[ SUDAH TERBIT ] ••• [ PINDAH KE NOVELTOON ] *Note: sebagian bab sudah dihapus. "Jika kamu memang ditakdirkan untukku maka Tuhan pasti dapat mempersatukan kita meskipun kamu berusaha berlari sejauh mungkin dari kehidupanku." -AL- *** Hubungan percin...