(21) - Romantic Holiday

58 2 0
                                    

"Nanda, sebenernya kita mau ngapain sih?"

"Ada deh pokoknya. Udah, ikut aja yaa."

Dera begitu speechless ketika melihat pemandangan di hadapannya. Nanda telah mengeset makan malam begitu romantis di pinggir pantai. Lampu gantung yang tertata indah. Lilin yang berjajar membentuk hati. Taburan bunga-bunga mawar. Sungguh indah. Jujur, Dera sangat menyukainya.

"Nan ini--"

"Spesial buat kamu Sayang. I want to have special and romantic dinner with you tonight."

"Cuma kita berdua? Ehm, ayah sama ibu--"

"Udah ada pelayanan khusus buat makan malem mereka di dalem Sayang. Aku dah bilang sama mereka, dan mereka dukung seratus persen kalo aku dinner berdua sama kamu."

Nanda menarik sebuah kursi agar Dera bisa duduk dengan mudah. Dera sungguh diperlakukan layaknya tuan putri. Cinta Nanda pada Dera lah yang mendorong semua perlakuan manisnya.

Dengan sekali tepukan tangan, para pelayan berdatangan untuk meletakkan berbagai menu lezat nan mewah di atas meja. Bagi Nanda, mudah saja mengatur semua itu. Setelah semua menu berjajar rapi, alunan musik romantis mulai terdengar.

"Selamat menikmati Sayang!"

"Nanda," panggil Dera.

"Hm? Kenapa Dera?"

"Aku rasa ini--"

"Berlebihan? Stop Dera! Aku gak mau denger protes dari kamu sekarang. Aku cuma mau kita dinner dengan tenang. Oke!"

Nada protes akhirnya tertahan di mulut Dera. Mungkin kali ini ia harus menurut saja pada Nanda, seperti biasa. Dera pikir tak ada salahnya ia menghargai kerja keras Nanda yang telah menyiapkan semua itu.

"Sayang.. Senyum dong! Aku cuma butuh senyum kamu buat gantiin jerih payah aku ini. Hehe.."

Dera pun mencoba menampakkan senyuman termanisnya untuk Nanda.

"You're so beautiful! Aku makin sayang sama kamu."

Pujian Nanda seketika membuat pipi Dera merona. Nanda memang paket komplet. Dia CEO, tampan, punya segalanya, dan romantis. Wanita mana yang tak terpikat oleh pesonanya. Ya.. Mungkin hanya Dera. Karena hati Dera masih terkunci untuk seseorang.

"Kamu suka kan?"

"Suka apanya?"

"Makanan dan suasananya. Tapi, kalo suka sama pria di hadapan kamu sekarang juga boleh kok."

"Nan! Hm, aku suka kok. Bukan sama kamunya tapi. Buat makanan dan suasananya aja."

"Ihh kok gitu sih. Emang kurangnya pria tampan ini tuh apa coba?"

Dera hanya mengedikan bahunya.

"Gapapa deh, yang penting usaha aku siapin ini gak sia-sia. Kamu suka."

"Makasih Nanda."

"Of course, Sayang! Aku bisa lakuin ini tiap hari buat kamu."

"Eh gak usah. Pokoknya jangan!"

"Loh emang kenapa??"

"Sayang uangnya."

"Hmm, aku tuh lebih sayang sama kamu daripada sama uang aku. Buat apa aku cari uang tiap hari kalo gak dipake.."

"Ya ya yaa. Orang kaya mah bebas ya!"

"Dera. Asal kamu tau Sayang, apa pun yang aku miliki sekarang ini gak ada artinya buat aku. Karena.. Aku belum bisa milikin kamu seutuhnya."

"Emm, Nan. Mending kita cepet selesaiin makannya. Di sini dingin."

"Kamu kedinginan?" Nanda segera berdiri dan melepaskan jasnya. Ia langsung memakaikan jasnya pada Dera. "Pake ini dulu, biar gak dingin ya!"

"Nanda ini gak perlu. Aku--"

"Sstt! No. Gak ada nolak-nolak lagi."

Nanda menempelkan wajahnya dengan wajah Dera di bagian samping. Ia memasang pose senyumnya, mengeluarkan ponselnya, dan menyalakan icon kamera.

"Dera, senyum Sayang!"

"Nanda?" Dera terkejut ketika tahu Nanda mengajaknya berfoto.

Tertangkaplah potret kebersamaan mereka berdua. Nanda menggabungkan foto itu dengan foto sebelumnya yang sempat ia ambil, yang isinya kebersamaannya bersama Dera dan keluarganya ketika berjalan-jalan di Pasar Seni.

Tanpa ba bi bu lagi, Nanda memposting foto itu di akun instagramnya. Tak lupa dengan men-tag akun milik Dera. Postingan itu dibubuhi caption andalannya.
"Romantic Holiday with My Lovely! ❤ Wish our happily ever after!"
-DN-

"Bagus kan Sayang?"

"Nan. Kenapa pake posting segala sih?"

"Aku cuma pengin berbagi kebahagiaan kita ke semua orang, Sayang."

---

Al tengah mengenang masa-masa kebersamaannya dengan Dera. Ia memandangi tiap potret manis yang tersusun rapi di galeri ponselnya. Al sangat merindukan kekasihnya.

Ia pun mendadak ingin men-stalker akun sosial media Dera. Dera memang sama sekali tak berniat memblokir akses Al ke akunnya. Ketika membuka instagram, Al terkejut melihat postingan Nanda yang memperlihatkan kebersamaannya dengan wanita yang paling dicintainya.

Al begitu kesal, ia membanting ponselnya ke ranjangnya.
"KENAPA? Dera Sayang, se-bahagia itu kah kamu sama dia? CEO sialan itu udah rebut kamu dari aku, Sayang! Liat aja.. Aku gak akan tinggal diem liat ini semua. Kamu milikku Dera, selamanya akan tetep seperti itu."

Al kembali mengambil ponselnya, ia mencari nomor sang kekasih-mungkin tepatnya mantan kekasih. Langsung saja ia terhubung ke ponsel Dera. Terdengar suara Dera dari seberang.
"Halo.. Maaf, ini siapa ya?"

DEALLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang