(11) - Deal's Love

64 3 0
                                    

Dera begitu terkejut ketika dirinya sedang membuka artikel pemberitaan. Di sana tertulis dengan jelas bahwa Darmajaya group kini mengalami krisis dan berada di ambang kehancuran.

Dera pun teringat perkataan Nanda beberapa hari lalu. Ia yakin, ini semua pasti ulah CEO-nya. Nanda memang tak pernah main-main dengan ucapannya.

Dera memutuskan untuk menemui Nanda. Ia bergegas menuju ke ruangan CEO. Dera ingin memperjelas dugaan dan rasa penasarannya.

"Dera, tumben gak ketuk pintu dulu?"

"Maaf Pak... Saya--"

"Kamu kenapa Dera?"

"Saya mau Pak Nanda jelasin ini!" Dera menunjukkan ponselnya yang berisi artikel pemberitaan kepada Nanda.

"Oh, jadi udah ada beritanya! Kamu tepat sasaran kalo mikir ini semua perbuatan saya. Gimana? Kamu suka?"

Dera menggeleng, "Kenapa Pak Nanda harus lakuin ini?"

"Saya masih inget, waktu itu saya udah jelasin alasan saya kan?"

"Pak, kalo ini karena saya, Pak Nanda gak perlu lakuin itu Pak! Saya gak mau semuanya jadi kayak gini."

"Kenapa Dera? Kamu kasihan sama keluarga Darma yang udah maki-maki kamu selama ini?"

"Cukup Pak!"

"Lagian saya cuma nyerang Darmajaya group, saya sama sekali gak nyakitin Al."

"Tetep aja itu semua gak bener Pak."

"Kamu gak akan bisa ubah keputusan saya Dera. Sekarang kamu balik aja ke ruangan kamu!"

"Tapi Pak--"

"Pergilah Dera!!"

Dera tak bisa berbuat apa pun. Selama ini ia tak pernah bisa menentang keputusan bosnya. Ia hanya seorang sekretaris.

•••

Malam itu Dera sedang jalan berdua dengan Al.

"Sayang, i miss you so much!" Al mendekap erat tubuh Dera untuk menyalurkan kerinduannya.

"Al, aku juga kangen sama kamu."

"Aku bener-bener butuh seseorang buat support aku sekarang."

"Maksud kamu Al? Kamu kenapa? Apa ada masalah?"

"Ehm, iya. Sebenernya ini bukan masalah aku tapi masalah perusahaan papa. Meski aku masih benci sama dia karena udah nentang hubungan kita, Pak Darma tetep papa aku."

"Al... Emang perusahaannya papa kamu kenapa?" Dera pura-pura tak tahu.

"Jadi Darmajaya group sekarang lagi sekarat, mendadak banyak yang ninggalin kerjasama sama perusahaan papa dan papa harus nanggung semua kerugian yang pastinya gak sedikit. Papa bener-bener stress sekarang."

"Al, tapi semua itu pasti bisa diatasin kan?"

"Entahlah Sayang. Aku juga lagi pikirin caranya. Sekarang aku ikut bantuin papa di perusahaan. Buat sementara aku gak ngajar lagi."

"..." Dera hanya terdiam.

"Sayang..." Al menangkup wajah Dera dengan kedua telapak tangannya. "Dera Sayang, kamu gak perlu pikirin ini juga yaa! Biar aku yang urus semua. Kamu cukup ada di sisi aku aja, itu udah bener-bener ringanin beban aku Sayang."

Al kembali memeluk Dera.

"Kamu jangan pernah tinggalin aku yaa! Aku sayang sama kamu. Kalo aku sampe kehilangan kamu, hidup aku pasti hancur."

Dera hanya bisa meneteskan air mata dalam pelukan Al. Entah setelah ini apa ia masih bisa merasakan pelukan hangat ini lagi atau tidak. Dera hanya ingin hidup tenang dan selalu bahagia bersama Al.

---

Keesokan hari di kantor, Dera kembali mencoba memohon pada Nanda agar bisa memperbaiki semuanya dan membuat Darmajaya group kembali seperti semula.

"Kamu mau bicara apa lagi Dera? Kalo ini masih soal Darmajaya group, lebih baik kamu urungkan niat bicara kamu. Kamu bisa pergi sekarang!"

"Saya mohon Pak. Tolong, jangan kayak gini. Buat perusahaan Pak Darma kembali seperti semula. Jangan hancurin keluarga Al!!"

"Dera-Dera... Saya heran sama kamu." Nanda berdiri dari duduknya, ia pun mendekat ke arah Dera. "Saya lakuin ini buat kamu, tapi kamu justru--"

"Saya gak pernah minta Pak Nanda lakuin ini!!" Dera meninggikan nada bicaranya.

"Dera... Tenanglah!" Nanda mengusap rambut Dera.

Dera langsung menepis tangan Nanda, "Jangan sentuh saya!"

Nanda berpikir untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk mencapai ambisinya.

"Dera, kalo kamu bersikeras sama permintaan kamu itu, saya akan pikirkan buat ubah keputusan saya."

"Pak... Pak Nanda serius?"

"Yaa. Tapi saya punya persyaratan buat kamu."

"Apa? Apa syaratnya Pak?"

"Kalo kamu mau Darmajaya group lepas dari kehancurannya, saya akan lakuin itu. Saya gak akan usik perusahaan Darma lagi. Dengan syarat, kamu harus tinggalin Al dan jadi kekasih saya! Kamu harus jadi milik saya!"

Dera membelalakkan mata, ia begitu kaget dengan syarat yang Nanda berikan.

"Itu gak mungkin Pak."

"Hmm. Oke terserah kamu Dera! Keputusan ada di tangan kamu Sayang. Saya gak akan kasih penawaran lain."

"..."

"Saya tunggu jawaban kamu. Kalo kamu gak mau, it's OK. Gak masalah." Nanda berbalik akan menuju kursi kebesarannya lagi.

"Tunggu Pak! Saya terima tawaran Pak Nanda. Saya mau jadi kekasih Pak Nanda."

DEALLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang