Tujuh

35 8 3
                                    

Seseorang mengetuk kamarku. Aku segera membukanya dengan malas. Kulihat sekilas, seorang wanita bermata biru telah berdiri tepat di depanku.

"Kau yang bernama Elang?". Tanyanya sambil mengerutkan dahi.

Aku hanya menjawab dengan anggukan.

"Sudah mandi?". Tanyanya intens.

Untuk kedua kalinya aku menjawabnya dengan anggukan saja.

"Lemas sekali kamu Lang, aku tidak akan mau menjadi gurumu". Celotehnya sambil pergi meninggalkan Elang.

Baru ku tau, ternyata ia adalah orang yang akan mengajariku, bisa ku sebut dia adalah guruku, guru pertamaku. Tapi kenapa dia pergi? Malas sekali aku mengejarnya, ku biarkan dia pergi menjauh dariku, dan aku masuk kembali kedalam kamarku dan menutup pintu dengan segera.

Kurebahkan tubuhku di atas kasur yang amat empuk, empat kali lipat dari kasurku di kampung. Kulihat surat Umakku, ku baca ulang lagi surat darinya. Baru ku ingat, Umak menyuruhku untuk belajar disini, tapi kenapa aku malah menyia-nyiakan guruku.

Aku segera berlari mencari wanita itu, wanita bermata biru yang tak ku tau namanya. Tapi ku tau, dia adalah guruku.

Setelah ku susuri hampir setengah rumah Pakde Laksa, aku tidak menemukannya. Aku pergi ke ruang kerja Pakde. Kutemukan wanita itu sedang berbincang dengan Pakde.

Pakde yang mengetahui kedatanganku segera menyuruhku masuk.

"Apa yang kau mau Elang?". Tanya Pakde setelah aku duduk di sofa dan berhadapan dengan guruku.

"Aku mau belajar Pakde". Jawabku dengan sedikit rasa takut.

"Apa ku bilang Alice, kau tak bisa langsung menebak sifat anak ini. Dia tak seperti murid-muridmu yang lainnya Alice". Kata Pakde pada guruku, yang baru ku tau bernama Alice.

"Maafkan aku Laksa, mungkin memang benar dia berbeda, tapi aku belum menyetujui itu sebelum aku mengujinya".

"Oke, tapi ingat didiklah dia sebaik mungkin, berikan dia semua pelajaran yang kau kuasai, jangan sampai dia menjadi orang bodoh".

"Baiklah Laksa, kita buktikan apakah kau beruntung mendapatkan anak ini atau kau malah terjebak karena anak ini".

Aku hanya diam mendengarkan percakapan mereka, aku tidak mengerti sama sekali apa yang mereka maksud.

"Perkenalkan Lang, Alice adalah gurumu Lang, dia yang akan mendidikmu". Kata Pakde Laksa memperkenalkan Alice.

"Sudahlah aku pergi Laksa". Kata Alice meninggalkan ruang kerja Pakde Laksa dan menyuruhku mengikutinya.

"Bu guru, kita mau kemana?". Tanyaku setelah berusaha berjalan sejajar dengannya.

"Panggil saja aku Alice Lang".

"Tapi ibukan guruku". Protesku.

"Panggil aku Alice Lang, dan sekarang ikuti saja langkahku". Bentaknya.

Aku tersenyum sendiri di balik punggung Alice, Alice berasal dari London. Hari ini aku di marahi oleh seorang bule. Sungguh itu hal yang tak pernah ku bayangkan.

***

"Kamu lihat di bawah sana, indah sekali bukan Lang?".
Tanya Alice padaku sambil menunjukan suana dibawah, sayup-sayup angin menerbangkan rambutku, kulihat rambut Alice yang berantakan diterpa angin.

"Emang kalo sekolahan orang kota itu di atas  gedung yah bu guru". Tanyaku polos.

"Panggil aku Alice Lang". Jawab Alice sambil tersenyum.

"Hari ini kita belum belajar Lang". Jelasnya.

"Kau lihat burung-burung itu Lang".

Kudongakkan kepalaku ke atas, melihat segerombolan burung yang melintas.

"Kau tau kura-kura yang berada di lautan. Mana yang kau pilih, burung yang berada di atas, atau kura-kura yang justru tenggelam dalam lautan?". Tanyanya.

Apa maksud pertanyaan Alice, aku tidak memahaminya.

"Pilih saja Lang".

"Aku pilih kura-kura Alice". Jawabku.

"Kenapa kau pilih kura-kura? Mengapa tidak kau pilih burung, yang bisa terbang kemanapun ia mau?". Tanya Alice lagi.

"Burung itu memang bisa terbang kemanapun yang ia inginkan, tapi dia bukan penguasa, masih ada elang dan burung lainnya. Tidak sebebas apa yang kita pikirkan Alice. Kura-kura, ia hidup dalam lautan, dia hidup dalam tempurung, mungkin memang tidak bebas seperti burung, bahkan dia juga bukan penguasa lautan. Tapi dia penguasa didalam tempurungnya, jika sesuatu mengancam dirinya, ia selalu bisa kembali, kembali ke tempurungnya".

Para Penguasa NegeriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang